tag:blogger.com,1999:blog-66818259673167541842024-03-27T22:46:31.181-07:00WahabWahab kalimat yang simple namun penuh makna buatkuUnknownnoreply@blogger.comBlogger36125tag:blogger.com,1999:blog-6681825967316754184.post-47209640975255367052012-12-11T06:17:00.000-08:002012-12-11T06:17:33.692-08:00Mahrus Ali GPL Mantan Kyai WahabiMahrus Ali GPL Mantan Kyai Wahabi<br />
Beliau Seorang Blogger Nahdliyin yang luar biasa,menulis ulasan yang sangat baik,pertanyaan yang sangat dahsyat sehingga Mahrus Ali Mantan Kyai NU Palsu dan Segenap Kaum Wahabi tidak bisa menjawab pertanyaannya yang memang sangat mustahil dijawab kecuali harus berpindah pemahaman kepada Ahlus Sunnah Wal Jama'ah.<br />
Tadi saya juga berziarah pada blog beliau ternyata sampai saat ini yang ada disana hanya komentar komentar cacian kaum wahabi.<br />
Sungguh luar biasa,hanya dengan blog sederhana dan pertanyaan yang sederhana pula beliau bisa meluluh lantahkan keangkuhan para wahabi sehingga mereka hanya bisa cemooh saja tanpa bisa menjawab satu pertanyaan sekalipun.<br />
Semoga saja orang orang seperti Mahrus Ali GPL selalu ada dan selalu mendapat hidayah dan ma'unah dari Allah SWT Amin Amin Ya Rabbal'alamin.<br />
<div style="border: 1px solid #000; height: 80px; overflow: auto; padding: 10px; width: 100%px;">
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/05/kumpulan-al-hadits-sesuai-abjad.html">kumpulan al hadits sesuai abjad</a><br /><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/04/wahabi-termasuk-khawarij.html">wahabi termasuk khawarij</a><br /><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/04/nu-haruslah-bisa-menyaring-faham-faham.html">NU haruslah bisa menyaring faham faham wahabi</a><br /><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/04/forum-dakwah-islam.html">forum dakwah islam</a><br /><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/definisi-ahlus-sunnah-wal-jamaah.html">definisi ahlus sunnah wal jama'ah</a><br /><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/kebohongan-mantan-kyai-nu-dan-kaum.html">kebohongan mantan kyai nu dan kaum wahabi</a><br /><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/wahabi-andalkan-albani-almuhaddits.html">wahabi andalkan albani almuhaddits sembrono</a><br /><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/bodohnya-kaum-wahabi.html">bodohnya kaum wahabi</a><br /><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/kebodohan-dan-kesesatan-wahabi.html">kebodohan dan kesesatan wahabi</a><br /><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/berziarah-ke-makam-nabi.html">Berziarah ke Makam nabi</a><br /><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/memuliakan-hari-kelahiran-nab.html">Memuliakan Hari Kelahiran Nabi</a><br /><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/maulid-nabi-sebuah-nikmat.html">Maulid Nabi Sebuah Nikmat</a><br /><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/tasbih-untuk-berdzikir.html">Tasbih untuk B</a><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/tasbih-untuk-berdzikir.html">erdzikir</a><br /><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/mencium-tangan-kyai.html">Mencium Tangan Kyai</a><br /><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/daftar-ustadz-ustadz-wahabi.html">daftar ustadz ustadz wahabi</a><br /><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/sejarah-wahabi.html">sejarah wahabi</a><br /><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/maulid-nabi.html">maulid nabi</a><br /><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/dzikir-dan-syair-sebelum-shalat.html">Dzikir dan Syair sebelum Shalat</a><br /><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/pengertian-bidah.html">pengertian bid'ah</a><br /><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/penistaan-al-quran-doktor-uin-yogya.html">Penistaan Al Quran Doktor UIN Yogya</a><br /><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/05/wahabi-mengebom-muslimin-yang.html">wahabi mengebom muslimin yang memperingati maulid nabi</a></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6681825967316754184.post-54862586469440930862012-05-23T10:31:00.001-07:002012-12-11T06:19:01.498-08:00wahabi mengebom muslimin yang memperingati maulid nabikaum wahabi sesat memang sangat bahaya,hanya orang orang yang tidak mengerti bahayanya wahabi yang tidak mengindahkan wahabi dan gerakannya<br />
ini adalah gambar kaum muslimin yang dibom oleh wahabi karna melakukan acara maulid nabi muhammad saw.<br />
<img height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikc6A7M20_InplCJMmMdt0Ad-YeVifL9lvSOq3NryB-fNJssvFHZtu6QFSDGqlOhE9kwEazngOL3OQLzut_sQoTzzWRieMVQYaFjN8vz8uRjkuNaP_zMrIc11axg6nQqRI4m9Jw-rlrcY/s400/Picture1.jpg" width="400" /> <br />
pengeboman ini terjadi di srilangka,gambar ini diambil dari buku yang disusun oleh pengurus NU cabang paiton probolinggo jawa timur.<br />
setelah anda melihat gambar ini bagaimana hati anda?<br />
terbukakah hati anda bahwa wahabi itu sangat sangat bahaya?<br />
ingatlah!wahabi mulai dulu adalah kelompok pemusnah kaum muslimin ahlus sunnah wal jama'ah.<br />
jagalah diri anda dan keluarga anda serta bangsa ini,jangan sampai wahabi sesat menguasai.<br />
semoga allah swt selalu melindungi kita dan selalu memberi hidayahNYA kepada kita,amin.<br />
<div style="border: 1px solid #000; height: 80px; overflow: auto; padding: 10px; width: 100%px;">
<br />
<ol>
<li><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/05/kumpulan-al-hadits-sesuai-abjad.html">kumpulan al hadits sesuai abjad</a> </li>
<li><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/04/wahabi-termasuk-khawarij.html">wahabi termasuk khawarij</a></li>
<li><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/04/nu-haruslah-bisa-menyaring-faham-faham.html">NU haruslah bisa menyaring faham faham wahabi</a></li>
<li><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/04/forum-dakwah-islam.html">forum dakwah islam</a></li>
<li><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/definisi-ahlus-sunnah-wal-jamaah.html">definisi ahlus sunnah wal jama'ah</a> </li>
<li><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/kebohongan-mantan-kyai-nu-dan-kaum.html">kebohongan mantan kyai nu dan kaum wahabi</a></li>
<li><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/wahabi-andalkan-albani-almuhaddits.html">wahabi andalkan albani almuhaddits sembrono</a></li>
<li><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/bodohnya-kaum-wahabi.html">bodohnya kaum wahabi</a></li>
<li><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/kebodohan-dan-kesesatan-wahabi.html">kebodohan dan kesesatan wahabi</a></li>
<li><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/berziarah-ke-makam-nabi.html">Berziarah ke Makam nabi</a></li>
<li><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/memuliakan-hari-kelahiran-nab.html">Memuliakan Hari Kelahiran Nabi</a></li>
<li><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/maulid-nabi-sebuah-nikmat.html">Maulid Nabi Sebuah Nikmat</a></li>
<li><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/tasbih-untuk-berdzikir.html">Tasbih untuk B</a><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/tasbih-untuk-berdzikir.html">erdzikir</a></li>
<li><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/mencium-tangan-kyai.html">Mencium Tangan Kyai</a></li>
<li><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/daftar-ustadz-ustadz-wahabi.html">daftar ustadz ustadz wahabi</a></li>
<li><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/sejarah-wahabi.html">sejarah wahabi</a></li>
<li><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/maulid-nabi.html">maulid nabi</a></li>
<li><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/dzikir-dan-syair-sebelum-shalat.html">Dzikir dan Syair sebelum Shalat</a></li>
<li><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/pengertian-bidah.html">pengertian bid'ah</a></li>
<li><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/penistaan-al-quran-doktor-uin-yogya.html">Penistaan Al Quran Doktor UIN Yogya</a></li>
<li><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/05/wahabi-mengebom-muslimin-yang.html" target="_blank">wahabi mengebom muslimin yang memperingati maulid nabi</a> </li>
</ol>
</div>
<br />
terima kasih anda sudah membaca artikel <a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/05/wahabi-mengebom-muslimin-yang.html" target="_blank">wahabi mengebom muslimin yang memperingati maulid nabi</a> semoga artikel ini bermanfaat dan bisa menjadi sabab kesadaran anda terhadap bahayanya wahabi/faham wahabi dan keextriman wahabi dan kejahatannya yang membabi buta.Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6681825967316754184.post-11137043760407753272012-05-23T09:06:00.000-07:002012-12-11T06:23:41.832-08:00Kumpulan al hadits sesuai abjad<span style="font-size: large;">HURUF HAMZAH ( أ )<br />
1- إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ<br />
1. Sungguh, amal itu hanyalah menurut niatnya. (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i, dan Ibnu Majah dari Umar ibn Khatthab, dll).<br />
2 - إِيَّاكُمْ وَخَضْرَاءَ الدِّمَنِ ( الْمَرْأَةُ الْحَسْنَاءُ فِيْ مَنْبَتِ السُّوْءِ )<br />
2. Kalian agar menjauhi Khodhro’ ad-diman (wanita cantik yang hidup di lingkungan jelek / tidak berakhlak)<br />
3- أَيُّ دَاءٍ أَدْوَى مِنَ الْبُخْلِ<br />
3. Penyakit mana yang lebih berbahaya daripada bakhil / kikir ?<br />
4- إِنَّ مِنَ الْبَيَانِ لَسِحْرًا وَإِنَّ مِنَ الْعِلْمِ لَجَهْلاً وَ إِنَّ مِنَ الشِّعْرِ لَحِكْمَةً<br />
4. Sungguh, diantara keterangan itu ada yang memiliki kekuatan sihir. Sungguh diantara ilmu itu ada yang menyerupai kebodohan. Sungguh, diantara syiir itu ada yang mengandung hikmah.(HR. Abu Dawud dari Burdah)..<br />
5- اِسْنَعِيْنُوْا عَلَـى إِنْجَاحِ الْحَاجَاتِ بِالْكِتْمَانِ, فَإِنَّ كُلَّ ذِيْ نِعْمَةٍ مَحْسُوْدٌ<br />
5. Minta tolonglah untuk mensukseskan hajat / kebutuhan dengan sembunyi-sembunyi, karena setiap orang yang memperoleh nikmat itu didengki. (HR. Uqaili, Ibnu ‘Adi, Thabraani dalam al-Kabir, Abu Nu’aim dan Baihaqi dalam Syu’abul Iman, dari Mu’adz bin Jabal).<br />
6- اِتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُوْمِ, فَإِنَّهَا لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ<br />
6. Takutlah terhadap doanya orang yang dizholimi, karena tidak ada hijab yang menghalangi antara doa tersebut dengan Alloh.<br />
7- إِنَّكُمْ لَنْ تَسَعُوا النَّاسَ بِأَمْوَالِكُمْ فَسَعُوْاهُـمْ بِأَخْلاَقِكُمْ<br />
7. Sungguh, kalian tidak dapat memuaskan orang-orang dengan harta kalian, tetapi puaskan mereka dengan akhlak yang baik. [HR. Bazzar, Abu Nu’aim, Haakim dan Baihaqi dalam Syu’abul Iman dari Abu Hurairah].<br />
8- إِنَّ هَذَا الدِّيْنَ مَتِيْنٌ, فَاَوْغِلْ فِيْهِ بِرِفْقٍ وَلاَ تُبَغِّضْ لِنَفْسِكَ عِبَادَ اللَّهِ, فَإِنَّ الْمُنْبَتَّ لاَ أَرْضًا قَطَعَ وَ لاَ ظَهْرًا أَبْقَـى<br />
8 Sungguh, Agama Islam ini kokoh, maka berjalanlah padanya dengan halus dan jangan membuat hamba Alloh membencimu, karena orang yang terputus perjalanannya tidak dapat menyelesaikan perjalanannya dan tidak dapat mempertahankan kendaraannya. [HR. Bazzar dari Jabir]..<br />
9- إِنَّ الدِّيْنَ يُسْرٌ وَ لَمْ يُشَادَّ الدِّيْنَ أَحَدٌ إِلاَّ غَلَبَهُ فَسَدِّدُوْا وَقَارِبُوْا<br />
9. Sungguh, Agama Islam itu mudah dan tak seorang pun yang mempersulitnya kecuali ia merasakan kesulitan sendiri. Karena itu berlaku luruslah (tepat) dan mendekatlah. [HH. Bukhari dan Sasa’i, dari Abu Hurairah]<br />
10- إِيَّاكُمْ وَالْغُلُوَّ فِى الدِّيْنِ فَإِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِالْغُلُوِّ فِى الدِّيْنِ<br />
10. Hindari keterlaluan dalam beragama, karena orang-orang sebelum kamu sungguh telah rusak gara-gara sikap keterlaluannya dalam beragama. (HR Ahmad, Nasaa-i, Ibnu Majah dan Haakim dari Ibnu Abbas).<br />
11- اَْلإِقْتِصَادُ فِى النَّفَقَةِ نِصْفُ الْمَعِيْشَةِ وَالتَّوَدُّدُ إِلَى النَّاسِ نِصْفُ الْعَقْلِ, وَحُسْنُ السُّؤَالِ نِصْفُ الْعِلْمِ<br />
11. Berhemat dalam nafkah adalah separoh penghidupan; Cinta kasih kepada orang-2 adalah separoh akal, dan pandai bertanya adalah separoh ilmu. (HR. Thabrani dan R. Baihaqi dari Ibnu Umar)<br />
12- اَدِّ اْلأَمَانَةَ إِلَى مَنِ ائْتَمَنَكَ وَلاَ تَخُنْ مَنْ خَانَكَ<br />
12. Tunaikan amanah kepada orang yang mempercayaimu dan jangan engkau khianati orang yang mengkhianatimu. (HR. Bukhari, Abu Dawud, Tirmidzi, dari Abu Hurairah, dll)<br />
13- اْلأَرْوَاحُ جُنُوْدٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ<br />
13. Roh-roh itu bergerombol-gerombol (bagai pasukan). Maka yang bersesuaian akan bersatu, sedang yang tidak bersesuaian menjadi berselisih.. (HR. Bukhari dari Aisyah, R. Ahmad, Muslim dan Abu Dawud dari Abu Hurairah)<br />
14- اِلْتَمِسُوا الرِّزْقَ فِى خَبَايَا اْلأَرْضِ<br />
14. Carilah rezeki di pelosok bumi. (HR. Abu Ya’laa, Thabraani dan Baihaqi dari Aisyah)..<br />
15- أَخْسَرُ النَّاسِ صَفْقَةً مَنْ أَذْهَبَ آخِرَتَهُ بِدُنْيَا غَيْرِهِ<br />
15. Orang yang paling rugi dagangannya ialah yang menyingkirkan akhiratnya dengan dunia orang lain..<br />
16- إِنَّ مِنْ كُنُوْزِ الْبِرِّ كِتْمَانَ الْمَصَائِبِ<br />
16. Sungguh, menyembunyikan musibah merupakan sebagian dari simpanan kebajikan.<br />
17- إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلاَمِ النُّبُوَّةِ اْلأُوْلَى: إِذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ<br />
17. Sungguh, diantara yang pernah ditemukan dari perkataan para Nabi terdahulu ialah : “Kalau engkau tidak malu, maka berbuatlah sesukamu”.(HR. Ahmad, Bukhari, Abu Dawud dan Ibnu Majah dari Ibnu Mas’ud).<br />
18- إِيَّاكَ وَكُلَّ مَا يُعْتَذَرُ مِنْهُ<br />
18. Hindari setiap apa saja yang dicari-carikan alasannya. (HR. Dliyaa’ dari Anas).<br />
19- إِيَّاكَ وَقَرِيْنَ السُّوْءِ, فَإِنَّكَ بِهِ تُعْرَفُ<br />
19. Jauhilah teman yang jahat, karena dengannya engkau akan dikenali (HDR. Ibnu Asakir dari Anas).<br />
20- أَخْسَرُ النَّاسِ صَفْقَةً مَنْ أَحْلَقَ يَدَيْهِ فِيْ اَمَالِهِ, وَلَمْ تُسَاعِدْهُ, اْلأَيَّامُ عَلَى أُمْنِيَّتِهِ, فَخَرَجَ مِنَ الدُّنْيَا بِغَيْرِ زَادٍ وَقَدِمَ عَلَى اللَّهِ بِغَيْرِ حُجَّةٍ<br />
20. Orang yang paling rugi dagangannya ialah yang mengisi kedua tangannya dalam lamunan-nya, tapi sayang hari-harinya tidak banyak membantu untuk mencapai cita-citanya, lalu dia meninggal dunia tanpa membawa bekal amal dan Sowan kehadirat Alloh dengan tanpa hujjah / alasan. (HR. Ibnu Najar, dari ‘Amir bin Rabi’ah)<br />
.21- أَحْسِنْ إِلَى مَنْ أَسَاءَ إِلَيْكَ<br />
21. Perlakukan secara baik orang yang bertindak jahat kepada engkau<br />
22- إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْكُتْ<br />
22. Jika seorang diantara kalian marah, hendaklah berusaha diam. (HR Ahmad, dari Ibnu Abbas)..<br />
23- إِيَّاكُمْ وَالطَّمَعَ فَإِنَّهُ هُوَ الْفَقْرُ الْحَاضِرُ<br />
23. Jauhi keserakahan/tamak, karena ia merupakan kefakiran yang hadir (menampak saat ini). (HR. Thabrani dl Al Ausath dari Jabir).<br />
24- إِنَّمَا الْعِلْمُ بِالتَّعَلُّمِ وَإِنَّمَا الْحِلْمُ بِالتّحَلُّمِ وَمَنْ يَتَحَرَّ الْخَيْرَ يُعْطَهُ وَمَنْ يَتَّقِ الشَّرَّ يُوْقَهُ<br />
24, Sungguh, ilmu hanya diperoleh dengan belajar, dan sabar hanya diperoleh dengan belajar sabar. Siapa yang mencari kebaikan, akan diberi, dan siapa yang menjauhi keburukan akan dilindungi. (HR Daruquthni dari Abu Hurairah)<br />
25- اُطْلُبِ الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ إِلَى اللَّحْدِ<br />
25. Carilah ilmu sejak dari ayunan (tempat tidur bayi) sampai ke liang lahat/kubur.<br />
26- اِعْمَلْ لِوَجْهٍ وَاحِدٍ يَكْفِيْكَ الْوُجُوْهُ كُلُّهَا<br />
26. Beramallah untuk Alloh Yang Esa, maka seluruh makhluk akan mencukupimu (HDR. Ibnu ’Adi dan Dailami, dari Anas)<br />
27- اِعْمَلْ لِدُنْيَاكَ كَأَنَّكَ تَعِيْشُ أَبَدًا وَ اعْمَلْ ِلأَ خِرَتِكَ كَأَنَّكَ تَمُوْتُ غَدًا<br />
27. Bekerjalah untuk duniamu seolah-olah kamu dapat hidup selamanya, dan beramal ibadahlah untuk akhiratmu, dalam kondisi seolah-olah besok engkau akan mati<br />
28- أَبَى اللَّهُ أَنْ يَقْبَلَ عَمَلَ صَاحِبِ بِدْعَةٍ حَتَّى يَدَعَ بِدْعَتَهُ<br />
28. Alloh enggan menerima amal ahli bid’ah sampai ia meninggalkan bid’ahnya. (HR. Ibnu Majah dan Ibnu Abi ‘Ashim dari Ibnu Abbas).<br />
29- اِتَّبِعُوْا الْعُلَمَاءَ فَإِنَّهُمْ سُرُجُ الدُّنْيَا وَمَصَابِيْحُ اْلآخِرَةِ<br />
29. Ikuti para ulama, karena mereka merupakan lampu penerang dunia dan akhirat. (HR. Dailami dari Anas).<br />
30- اِتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ<br />
30. Bertakwalah kepada Alloh dimanapun kamu berada, dan ikutilah / tutupilah keburukan dengan kebaikan, ia akan menghapusnya, dan parlakukan orang-orang dengan akhlak yang bagus. (HR. Ahmad, Tirmidzi, Haakim, dan Baihaqi dari Abu Dzar, dll).<br />
<br />
HURUF BA’ ( ب )<br />
<br />
31- الْبَلاَءُ مُوَكَّلٌ بِالْمَنْطِقِ<br />
31. Bala’ / bencana itu tergantung pada ucapan/ omongan. (HHR Qudlai dari Khudzaifah, dan Ibn Sam’ani dari ’Ali).<br />
32- الْبَيِّنَةُ عَلَى الْمُدَّعِى وَالْيَمِيْنُ عَلَى الْمُدَّعَى عَلَيْهِ<br />
32. Penjelasan / pembuktian itu diperlukan dari pendakwah (penuduh), dan sumpah diperlukan dari orang yang tertuduh.<br />
33- بُعِثْتُ رَحْمَةَ وَلَمْ أُبْعَثْ لَعَّانًا<br />
33. Aku diutus sebagai pembawa rahmat (kasih sayang) dan bukan sebagai pelaknat<br />
34- بُعِثْتُ لأُ تَمِّمَ مَكَارِمَ اْلأَخْلاَقِ<br />
34. Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak (manusia) yang mulia<br />
35- بَرِئَ مِنَ الشُّحِّ مَنْ أَدَّى الزَّكَاةَ, وَقَرَى الضَّيْفَ وَ أَعْطَى فِى النَّائِبَةِ<br />
35. Terbebaslah dari sifat kikir / bakhil orang yang menunaikan zakat, menjamu tamu dan membantu ketika terjadi musibah. (HR. Abu Ya’la dan Thabraani dari Khalid bin Zaid bin Haritsah).<br />
36- الْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ, وَاْلإِثْمُ مَا حَاكَ فِى صَدْرِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ<br />
36. Kebajikan adalah akhlak yang baik, dan dosa adalah apa yang terlintas dalam dadamu dan kamu merasa tidak senang jika diketahui orang lain.(HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi dari Nawwas bin Sam’an).<br />
37- الْبِرُّ مَا سَكَنَتْ إِلَيْهِ النُّفُوْسُ وَاطْمَأَنَّ إِلَيْهِ الْقَلْبُ<br />
37. (Yang disebut) Kebajikan ialah jiwa merasa tentram dan hati menjadi tenang padanya. (HR. Ahmad dari Abu Tsa’labah)<br />
38- بِرُّوْا آبَاءَكُمْ تَبِرَّكُمْ أَبْنَاؤُكُمْ وَ عِفُّوْا تَعِفَّ نِسَاؤُكَمْ<br />
38. Berbaktilah pada orang tuamu, maka anak-anakmu akan berbakti padamu, dan tahanlah diri kamu (untuk tidak megganggu wanita lain), maka wanitamu (isteri dan anak pr-mu) akan menahan diri. (HR. Thabrani dari Ibnu Umar)<br />
39- بَشِّرُوْا وَ لاَ تُنَفِّـرُوْا<br />
39. Berilah kabar yang menggembirakan dan jangan membuat mereka lari (merasa jera / takut).<br />
<br />
<br />
HURUF TA’ ( ت )<br />
<br />
<br />
40- تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَحَسَبِهَا وَلِجَمَالِهَا وَلِدِيْنِهَا. فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ - تَرِبَتْ يَدَاكَ<br />
40. Wanita biasanya dinikahi karena 4 hal: karena hartanya, statusnya, kencantikannya dan agamanya. Karena itu, pilihlah orang yang beragama / berakhlak, maka kedua tanganmu berdebu (= memperoleh keberkahan dan kebaikan hidup). (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Nasai, dari Abu Hurairah)<br />
41- تَرْكُ الشَّرِّ صَدَقَةٌ<br />
41. Meninggalkan keburukan itu sodaqoh.<br />
42- تَوَاضَعُوْا وَجَالِسُوْا الْمَسَاكِيْنَ تَكُوْنُوا مِنْ كُبَرَاءِ اللَّهِ وَتَخْرُجُوْا مِنَ الْكِبْرِ<br />
42. Bersikap Tawadhu’lah (rendah hati) dan duduklah berkumpul orang-orang miskin, kalian tergolong orang besar di sisi Alloh dan bebas dari takabbur. (HR. Abu Nu’aim dari Ibnu Umar)<br />
43- التَّوَاضُعُ لاَ يَزِيْدُ الْعَبْدَ اِلاَّ رِفْعَةً فَتَوَاضَعُوْا يَرْفَعْكُمُ اللَّهُ وَالْعَفْوُ لاَ يَزِيْدُ الْعَبْدَ اِلاَّ عِزًّا فَاعْفُوْا يُعِزَّكُمُ اللَّهُ<br />
43. Tawadlu’ hanyalah menambah ketinggian pangkat seseorang. Karena itu tawadlu’lah, Allah akan meninggikan pangkatmu. Pengampunan hanya menambah kemuliaan seseorang. Karena itu maafkanlah, Alloh akan memuliakanmu. (HR. Ibnu Abid Dunya dari Muhammad bin ‘Umairah al-‘Abdi)<br />
44- تَنَقَّهْ وَتَوَقَّهْ (يَعْنِي تَنَقَّ الصَّدِيْقَ وَ اخْذَرْهُ )<br />
44. Berusahalah untuk memilih teman dan berhati-hatilah. (HR. Ibnu Hibban dan Abu Nu’aim dari Ibnu Umar).<br />
45- تَهَادَوْا تَحَابُّوْا<br />
45. Salinglah memberi hadiah, maka kalian akan saling mencintai. (HR. Abu Ya’la dari Abu Hurairah).<br />
46- التَّوْبَةُ تَهْدِمُ الْحَوْبَةَ<br />
46. Taubat dapat meruntuhkan dosa.<br />
47- التَّدْبِيْرُ نِصْفُ الْعَيْشِ<br />
47. Membuat perhitungan (perencanaan dan pengaturan ekonomi) merupakan separoh dari penghidupan<br />
<br />
HURUF TsA’ ( ث )<br />
48- ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ فَهُوَ مُنَافِقٌ وَ إِنْ صَامَ وَصَلَّى وَ حَجَّ وَ اعْتَمَرَ وَقَالَ إِنِّـيْ مُسْلِمٌ : إِذَا حَدَثَ كَذَبَ وَ إِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَ إِذَا ائْتُمِنَ خَانَ<br />
48. Ada tiga hal, barangsiapa ketiganya ada padanya, berarti ia munafik, sekalipun ia berpuasa, shalat, hajji, umrah dan berkata: “Sungguh aku seorang muslim”. Yaitu : (1) orang yang bila berbicara dusta (2) bila berjanji menyalahi, (3) bila dipercaya berkhianat. (HR. Rustah dan Abu Syaikh , dari Anas).<br />
49- ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ فَهِيَ رَاجِعَةٌ عَلَى صَاحِبِهَا: الْبَغْيُ وَالْمَكْرُ وَ النَّكْثُ<br />
49. Ada tiga (hal), barangsiapa ketiganya ada padanya, maka akibatnya akan kembali kepadanya: (1) kezhaliman, (2) tipu daya, dan (3) melanggar janji. (HR. Abu Syaikh, Ibnu Mardawai, dari Anas)<br />
50- ثَلاَثٌ مَنْ جَمَعَهُنَّ فَقَدْ جَمَعَ الْإِيْمَانَ : اْلإِ نْصَافُ مِنْ نَفْسِكَ وَ بَذْلُ السَّلاَمِ لِلْعَالَمِ وَاْلإِ نْفَاقُ فِى اْلإِقْتَارِ<br />
50. Ada tiga hal, barang siapa yang ketiganya terkumpul padanya, berarti ia benar-benar me-ngumpulkan iman: (1) berlaku adil dari dirimu, (2) menebarkan salam / keselamatan kepada makhluk, dan (3) infaq/sodaqoh dalam kondisi miskin.<br />
<br />
HURUF JIM ( ج )<br />
<br />
51- الْجَارَ قَبْلَ الدَّارِ وَالرَّفِيْقَ قَبْلَ الطَّرِيْقِ وَ الزَّادَ قَبْلَ الرَّحِيْلِ<br />
51. Tetangga (perlu dipertimbangkan) sebelum rumah, kawan (perlu dimintai pendapat) sebelum jalan dan bekal (perlu dipersiapkan) sebelum perjalanan. (HR. Khatib, dari Ali).<br />
52- جَمَالُ الرَّجُلِ فَصَاحَةُ لِسَانِهِ<br />
52. Ketampanan lelaki terletak pada kefasihan / kebagusan lisannya. (HR. Qudhaai, dari Jabir).<br />
53- الْجَنَّةُ تَحْتَ أَقْدَامِ اْلأُمَّهَاتِ<br />
53. Surga berada dibawah telapak kaki ibu. (HR..Qudhaa’iy dan khatib, dari Anas)<br />
54- جُبِلَتِ الْقُلُوْبُ عَلَى حُبِّ مَنْ أَحْسَنَ إِلَيْهَا وَ بُغْضِ مَنْ أَسَاءَ إِلَيْهَا<br />
54. Hati diciptakan untuk mencintai orang yang berbuat baik kepadanya, dan membenci orang yang berbuat buruk kepadanya. (HR. Ibnu ‘Adi, Abu Nu’aim dan Baihaqi dari Ibnu Mas’ud.).<br />
<br />
HURUF HA’ ( ح )<br />
<br />
55- حُبُّكَ الشَّيْئَ يُعْمِى وَ يُصِمُّ<br />
55. Cintamu kepada sesuatu dapat mambuatmu buta dan tuli. (HR. Ahmad, Bukhari, Abu Dawud dari Abu Darda‘).<br />
56- حُجِبَتِ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ وَ حُجِبَتِ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ<br />
56. Neraka dibalut (ditutupi) dengan kesena-ngan dan surga dibalut dengan hal-hal yang tidak menyenangkan. (HR. Bukhari dari Abu Hurairah).<br />
57- الْحَرْبُ خِدْعَةٌ<br />
57. Perang adalah tipu muslihat. (HR. Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Tirmidzi dari Jabir)<br />
58- حُسْنُ الْعَهْدِ مِنَ اْلإِِيْمَانِ<br />
58. Menepati janji secara baik itu sebagian dari iman.<br />
59- الْحِكْمَةُ ضَالَّةُ الْمُؤْمِنِ. يَلْتَقِطُهَا حَيْثُ وَجَدَهَا<br />
59. Kalam hikmah merupakan mutiara orang beriman yang hilang, yang dipungutnya pada saat menemukannya. <br />
60- الْحَزْمُ أَنْ تُشَاوِرَ ذَا رَأْيٍ ثُمَّ تُطِيْعُهُ<br />
60. Merupakan sikap hati-hati yaitu engkau bermusyawarah dengan orang yang memiliki pandangan, lalu engkau taati hasilnya.<br />
61- الْحَلِفُ حِنْثٌ أَوْ نَدَمٌ<br />
61. Sumpah itu (berakhir dengan) pelanggaran atau penyesalan.(HR. Bukhari dan Haakim dari Ibnu Umar)<br />
62- الْحَيَاءُ مِنَ الْإِيْمَانِ (الْحَيَاءُ هُوَ الدِّيْنُ كُلُّهُ)<br />
62. Malu adalah sebagian dari iman. (HR. Muslim dan Tirmidzi, dari Ibnu Umar). Malu itu agama seluruhnya (HR Thabrani dari Qurrah)<br />
<br />
HURUF KHO’ ( خ )<br />
<br />
63- خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ ِلأَ هْلِهِ وَ أَنَا خَيْرُكُمْ ِلأَهْلِيْ<br />
63. Sebaik-baik kalian adalah orang yang terbaik dalam memperlakukan keluarganya. Dan aku adalah orang yang terbaik dalam memperlakukan keluargaku. (HR. Thabraani dari Aisyah; riwayat Ibnu Majah dari Ibnu Abbas)<br />
64- الْخُلُقُ السَّيِّئُ يُفْسِدُ الْعَمَلَ كَمَا يُفْسِدُ الْخَلُّ الْعَسَلَ<br />
64. Akhlak yang buruk dapat merusak amal, sebagaimana cuka merusak madu. (HR. Thabraani dari Ibnu Abbas).<br />
65- الْخَلْقُ كُلُّهُمْ عِيَالُ اللَّهِ وَ أَحَبُّهُمْ إِلَيْهِ أَنْفَعُهُمْ لِعِيَالِهِ<br />
65. Makhluk seluruhnya adalah tanggungan Allah, dan yang paling dicintai Allah diantara mereka adalah yang paling bermanfaat kepada tanggungannya. (HR. Abu Ya’la dan Bazzar dari Anas)<br />
66- خَيْرُ بَيْتٍ فِى الْمُسْلِمِيْنَ بَيْتٌ فِيْهِ يَتِيْمٌ يُحْسَنُ إِلَيْهِ<br />
66. Sebaik-baik rumah orang Islam ialah rumah yang didalamnya terdapat anak yatim yang diperlakukan secara baik. (HR. Bukhari)<br />
67- خُذُوْا عَلَى أَيْدِي سُفَهَائِكُمْ قَبْلَ اَنْ يَهْلِكُوْا أَوْ يُهْلِكُوْا<br />
67. Peganglah tangan orang-orang bodohmu sebelum mereka hancur atau menghancurkan. (HR. Thabrani dari Nu’man bin Basyir).<br />
68- خَيْرُ النَّاسِ أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا<br />
68. Sebaik-baik manusia ialah orang yang paling baik akhlaknya. (HR. Thabraani dan Ibnu Umar )<br />
69-خُذِ الْحِكْمَةَ وَ لاَ يَضُرُّكَ مِنْ أَيِّ وِعَاءٍ خَرَجَتْ<br />
69. Ambillah hikmah dan tidak akan memba-hayakanmu dari arah mana saja bejana yang berisi kalam hikmah itu keluar.<br />
<br />
HURUF DAL ( د )<br />
<br />
70- الدُّنْيَا عَرَضٌ حَاضِرٌ, يَأْكُلُ مِنْهَا الْبَرُّ وَالْفَاجِرُ وَاْلآخِرَةُ وَعْدٌ صَادِقٌ يَحْكُمُ فِيْهَا مَلِكٌ عَادِلٌ يُحِقَّ الْحَقَّ وَ يُبْطِلُ الْبَاطِلَ, فَكُوْنُوْا أَبْنَاءَ اْلآخِرَةِ وَلاَ تَكُوْنُوْا أَبْنَاءَ الدُّنْيَا فَإنَّ كُلَّ أُمٍّ يَتْبَعُهَا وَلَدُهَا<br />
70. Dunia adalah harta benda yang nampak saat ini, yang dimakan oleh orang yang baik dan buruk perangainya. Sedangkan akhirat adalah janji yang benar-benar akan ditepati, di sini Sang Raja yang Maha Adil akan menghakimi : membenarkan yang benar dan menyalahkan yang salah. Kalian jadilah anak buah akhirat dan jangan menjadi anak buah dunia, oleh karena semua (perilaku) ibu akan diikuti oleh anaknya.<br />
71- الدَّالُّ عَلَى الْخَيْرِ كَفَاعِلِهِ , وَالدَّالُّ عَلَى الشَّرِّ كَفَاعِلِهِ<br />
71- Orang yang menunjukkan pada kebaikan itu (pahalanya) seperti orang yang melakukannya dan orang yang menunjukkan pada keburukan itu (dosanya) sama seperti orang yang melakukannya. (HR. Bazzar dari Ibnu Mas’ud; Thabraani dari Sahl bin Sa’d)<br />
72- الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ<br />
72. Agama itu nasihat (= ketulusan, keikhlasan). (HSR. Bukhari dari Tsauban; dan riwayat Bazzar dari Ibnu Umar)<br />
73- دَعْ مَا يُرِيْبُكَ إِلَى مَا لاَ يُرِيْبُكَ<br />
73. Tinggalkan apa saja yang meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu. (HR. Ahmad dari Anas; Nasaai dari Hasan bin Ali; dan riwayat Khahib dari Ibnu Umar)<br />
74- دَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ مُسْتَجَابَةٌ وَ إِنْ كَانَ فَاجِرًا فَفُجُوْرُهَا عَلَى نَفْسِهِ<br />
74. Doa orang yang dizalimi dikabulkan, sekalipun ia itu penjahat, sedangkan urusan kejahatannya akan dipikulnya sendiri. (HR. Thayaalisi dari Abu Hurairah)<br />
75- دَبَّ إِلَيْكُمْ دَاءُ اْلأُمَمِ قَبْلَكُمْ : الْحَسَدُ وَ الْبَغْضَاءُ, هِيَ الْحَالِقَةُ, حَالِقَةُ الدِّيْنِ لاَ حَالِقَةُ الشَّعْرِ.وَ الَّذِيْ نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لاَ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوْا وَلاَ تُؤْمِنُوْا حَتَّى تَحَابُّوْا. أَفَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِشَيْئٍ إِذَا فَعَلْتُمْ تَحَابَبْتُمْ؟ أَفْشُوْا السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ<br />
75. Telah menular kepadamu penyakit umat sebelummu, yakni dengki dan benci. Ia itu pencukur, yakni pencukur agama, bukan pencukur rambut. Demi Dzat yang jiwa Muhammad di tangan-Nya, kamu tak akan masuk surga sampai kamu beriman, dan tak akan beriman sampai kamu saling cinta-mencintai. Maka, apakah tidak sebaiknya aku beritahukan padamu sesuatu yang jika dilakukan, maka kamu akan saling cinta-mencintai? (yaitu) Tebarkan salam (=kedamaian) diantara kamu . (HR Ahmad, Tirmidzi dan Dhiya’, dari Zubair bin Awwam).<br />
<br />
<br />
HURUF DZAL ( ذ )<br />
<br />
<br />
76- الذَّنْبُ لاَيُنْسَى وَالْبِرُّ لاَ يَبْلَى وَالدَّيَّانُ لاَ يَمُوْتُ فَكُنْ كَمَا شِئْتَ<br />
76. Dosa itu tak terlupakan dan kebajikan itu tak akan rusak, sedangkan Dzat Yang Membuat perhitungan lagi Maha Kuasa tak akan mati. Oleh karenanya, lakukan apa maumu.<br />
77- ذَرُوْا الْمُرَائِى لِقِلَّةِ خَيْرِهِ<br />
77. Biarkan saja orang yang suka pamer, disebabkan karena kebaikannya sedikit<br />
78- ذَاقَ طَعْمَ اْلإِيْمَانِ مَنْ رَضِيَ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالإِسْلاَمِ دِيْنًا وَ بِمُحَمَّدٍ رَسُوْلاً<br />
78. Telah mencicipi rasanya iman orang yang rela menjadikan Allah sebagai Tuhannya, Islam sebagai agamanya, dan Muhammad sebagai rasul. (HR. Ahmad, Muslim, dan Tirmidzi, dari Abbas bin Abdul Munthalib )<br />
<br />
<br />
HURUF RO’ ( ر )<br />
<br />
<br />
79- الرَّفِيْقَ قَبْلَ الطَّرِيْقِ<br />
79. Kawan (perlu dipertimbangkan) sebelum jalan. (HR. Khatib, dari Ali).<br />
80- رَأْسُ الْحِكْمَةِ مَخَافَةُ اللَّهِ تَعَالَى<br />
80. Pokok kebijaksanaan adalah takut kepada Alloh. (HR. Hakim dari Ibnu Mas’ud).<br />
81- رَحِمَ اللَّهُ امْرَأً أَصْلَحَ مِنْ لِسَانِهِ<br />
81. Semoga Allah memberikan rahmat kepada orang yang melakukan kemaslahatan dengan lisannya.<br />
82- الرَّاحِمُوْنَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ , اِرْحَمُوْا مَنْ فِى الأرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِى السَّمَاءِ<br />
82. Orang-orang yang pengasih akan dikasihi oleh Yang Maha Pengasih. Kasihanilah orang yang di bumi, maka kalian akan dikasihani oleh yang di langit. (H.R. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Hakim dari Ibnu’Amr.)<br />
83- الرِّفْقُ فِى الْمَعِيْشَةِ خَيْرٌ مِنْ بَعْضِ التِّجَارَةِ<br />
83. Hemat dalam penghidupan (belanja) lebih baik daripada sebagian perdagangan. (HR. Daaruquthni, Isma’ili, Thabraani dan Baihaqi dari Jabir).<br />
84- رَأْسُ العَقْلِ بَعْدَ اْلإِيْمَانِ التَّوَدُّدُ إِلَى النَّاسِ وَمَا اسْتَغْنَى مُسْتَبِدٌّ بِرَأْيِهِ, وَمَا هَلَكَ عَبْدٌ عَنْ مَشُوْرَةٍ فَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدٍ هَلْكَةً كَانَ أَوَّلُ مَا يُهْلِكُهُ رَأْيَهُ<br />
84. Modal pokok akal sesudah beriman pada Allah adalah berkasih sayang kepada sesama manusia. Orang yang sewenang-wenang tidak bisa tidak butuh pada pendapatnya. Seseorang tidak hancur karena mau bermusyawarah. Jika Alloh ingin menghancurkan seseorang, maka yang pertama kali membuatnya hancur ialah pendapatnya.<br />
<br />
HURUF ZA’ ( ز )<br />
<br />
85- زُرْ غِبًّا تَزْدَدْ حُبًّا<br />
85. Berkunjunglah secara berselang (jarang-2), sehingga engkau akan bertambah cinta. (HR. Thabraani dan Baihaqi dari Abu Hurairah, dll).<br />
86- زِنْ وَ ارْجِحْ<br />
86.Timbanglah dan lebihkan. (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasaai, Ibnu Majah, Hakim dan Ibnu Majah dari Suwaid bin Qais)<br />
87- الزَّكَاةُ قَنْطَرَةُ اْلإِسْلاَمِ<br />
87. Zakat merupakan jembatan Islam. (HR. Thabraani dari Abud Darda’ )<br />
88- الزُّهْدُ فِى الدُّنْيَا يُرِيْحُ الْقَلْبَ وَالْبَدَنَ, والرُّغْبَةُ فِى الدُّنْيَا تُطِيْلُ الْهَمَّ وَالْحَزْنَ<br />
88. Berpola hidup zuhud dalam urusan dunia dapat mengenakkan hati dan badan, dan menyenangi dunia (Hubbuddunya) dapat memperpanjang kecemasan dan kesedihan..(HR. Ahmad dan Baihaqi, dari Thawus secara mursal).<br />
<br />
<br />
HURUF SIN ( س )<br />
<br />
<br />
89- السَّعِيْدُ مَنْ وُعِظَ بِغَيْرِهِ<br />
89. Orang yang bahagia adalah orang yang mau menerima nasehat orang lain.<br />
90- سُوْءُ الْخُلُقِ شُؤْمٌ وَشِرَارُكُمْ أَسْوَءُكُمْ أَخْلاَقًا<br />
90. Akhlak yang buruk itu sial, dan orang yang paling jahat diantara kalian adalah yang paling buruk akhlaknya. (HR. Khatib dari Aisyah)<br />
91- سَدِّدْ وَقَارِبْ تَنْجُ<br />
91. Bertindaklah secara sedang-sedang (= jangan memaksakan diri agar tidak bosan), dan mendekatlah, kamu akan sukses.<br />
92- سَيِّدُ الْقَوْمِ خَادِمُهُمْ<br />
92. Pemimpin kaum merupakan pelayan mereka. (HR. dari Abu Qatadah, dan riwayat Khatib dari Ibnu Abbas).<br />
93- سَيِّدُ الْعَمَلِ الْوَرَعُ<br />
93. Pemimpinnya amal adalah sikap wara’.<br />
94- السَّكِيْنَةُ مَغْنَمٌ وَتَرْكُهَا مَغْرَمٌ<br />
94. Ketenangan / ketentraman merupakan keuntungan, dan meninggalkannya adalah beban. (HR. Hakim dan Ismaili, dari Abu Hurairah )<br />
95- سَافِرُوْا تَصِحُّوْا و تُرْزَقُوْأ<br />
95. Bepergianlah maka akan menjadi sehat dan diberi rezeki. (HR Ibnu ‘Adi dari Muhammad bin Abdurrahman secara mursal)<br />
<br />
HURUF SYIN ( ش )<br />
<br />
96- شِرَارُ النَّاسِ الَّذِيْنَ يُكْرَمُوْنَ اِتِّقَاءَ شَرِّهِمْ<br />
96. Seburuk-buruk manusia adalah mereka yang dihormati karena takut akan kejahatannya.<br />
97- شَرُّ النَّاسِ مَنِ اتُّقِيَ مَجْلِسُهُ لِفُخْشِهِ<br />
97. Orang yang paling buruk adalah orang yang majlisnya ditakuti disebabkan kejahatannya<br />
98- شِرَاكٌ مِنْ نَارٍ قَالَهُ لِلْغَالِّ<br />
98. Tali sepatu dari api neraka ditujukan / diucapkan kepada si pengkhianat / pendengki<br />
99- شِفَاءُ الْعَيِّ السُّؤَالُ<br />
99. Obat ketidakmampuan berbuat adalah bertanya.<br />
100- شَرُّ الرِّعَاءِ الْحُطَمَةُ<br />
100. Seburuk-buruk pemimpin adalah orang yang kejam.<br />
101- شَرُّ بَيْتٍ فِى الْمُسْلِمِيْنَ بَيْتٌ فِيْهِ يَتِيْمٌ يُسَاءُ إِلَيْهِ<br />
101. Seburuk-buruk rumah di kalangan kaum muslimin adalah rumah yang terdapat anak yatim yang diperlakukan secara buruk.(HR Bukhari)<br />
102- الشِّعْرُ كَلاَمٌ فَحَسَنُهُ حَسَنٌ وَقَبِيْحُهُ قَبِيْحٌ<br />
102. Syiir itu ucapan. Bagusnya (isi) syiir berarti bagus, dan buruknya berarti buruk<br />
103- شِرَارُ أُمَّتِيْ الْوَحْدَانِى, الْمُعْجِبُ بِدِيْنِهِ الْمُرَائِي بِعَمَلِهِ<br />
103. Seburuk-buruk umatku adalah orang yang suka menyendiri, yang mengagumi (perilaku nya dalam) agamanya dan memamerkan amalnya.<br />
<br />
HURUF SHOD ( ص )<br />
<br />
104- صَنَائِعُ الْمَعْرُوْفِ تَقِى مَصَارِعَ السُّوْءِ<br />
104. Pekerja yang ma’ruf (juru dakwah) menjaga/melindungi gladiator/penjagal perkara yang buruk<br />
105- صَدَقَةُ الْبِرِّ تُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ<br />
105. Sodaqah secara diam-diam dapat memadamkan kemurkaan Tuhan.(HSR. Thabraani dari Abdullah bin Ja’far).<br />
106- صِلَةُ الرَّحِمِ تَزِيْدُ فِى الْعُمْرِ<br />
106. Silaturrahim dapat menambah umur. (HR. Qudha’i dari Ibnu Mas’ud )<br />
107- صِلْ مَنْ قَطَعَكَ وَ أَحْسِنْ إِلَى مَنْ أَسَاءَ إِلَيْكَ وَقُلِ الْحَقَّ وَلَوْ عَلَى نَفْسِكَ<br />
107. Sambunglah orang yang memutus tali silaturrahimmu, berbuat baiklah kepada orang yang berbuat buruk kepadamu dan katakanlah yang haq/benar walaupun terhadap dirimu sendiri. (HR Ibnun Najjar, dari Ali)<br />
108- الصَّبْرُ عِنْدَ الصَّدْمَةِ اْلأُوْلَى<br />
108. Sabar itu pada benturan (kejadian) pertama. (HR. Bazzar dan Abu Ya’laa dari Abu Hurairah )<br />
109- الصَّبْرُ مِفْتَاحُ الْفَرَحِ<br />
109. Sabar adalah kunci kebahagiaan / kesenangan.<br />
<br />
HURUF DHOD ( ض )<br />
<br />
110- الضِّيَافَةُ ثَلاَثَةُ أَيَّامٍ فَمَا زَادَ فَهُوَ صَدَقَةٌ<br />
110. Menyuguhi tamu itu jatahnya tiga hari. Lebih dari itu sedekah. (HR Bukhari dari Abu Syuraikh; Ahmad dan Abu Dawud dari Abu Hurairah).<br />
111- ضَعِيْ فِيْ يَدِ الْمِسْكِيْنِ وَلَوْ ظِلْفًا مُحْرَقًا<br />
111, Letakkan di tangan orang miskin, sekalipun kikil bakar. (HR Ahmad dan Thabrani dari Ummu Bujaid)<br />
112- ضَالَّةُ الْمُسْلِمِ حَرَقُ النَّارِ<br />
112. Barang hilang orang Islam itu bakaran api. (HR Ahmad, Tirmidzi, Nasaa-i dan Ibnu Hibban dari Jarud bin Ma’la)<br />
<br />
HURUF THO’ ( ط )<br />
<br />
113- الطَّمَعُ يُذْهِبُ الْحِكْمَةَ مِنْ قُلُوْبِ الْعُلَمَاءِ<br />
113. tamak (keserakahan) dapat menghilang-kan hikmah dari hati para ulama.<br />
114- الطَّهُوْرُ شَطْرُ اْلإِيْمَانِ<br />
114. Kesucian itu sebagian dari iman.<br />
115- طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ<br />
115. Menuntut ilmu adalah wajib atas setiap muslim. (HR. Ibnu ‘Adi dan Baihaqi dari Anas, Thabrani dan khatib dari Husain bin Ali, Thabrani dan Baihaqi dari Abu Sa’id).<br />
<br />
HURUF ZHO’ ( ظ )<br />
<br />
116- الظُّلْمُ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ<br />
116. Perbuatan zhalim merupakan kegelapan pada hari kiamat.<br />
117- الظَّنُّ أَكْذَبُ الْحَدِيْثِ<br />
117. Zhonn (persangkaan) merupakan perkataan yang paling bohong<br />
118- ظُلْمُ الْغَنِيِّ الْمَطْلُ<br />
118. Kezhaliman orang kaya adalah meman-jangkan (mengulur atau menunda zakat)<br />
119- ظُلْمُ اْلأَجِيْرِ أَجْرَهُ مِنَ الْكَبَائِرِ<br />
119. Menzhalimi (mengurangi, memotong, mengkorupsi) upah pekerja itu termasuk dosa besar<br />
<br />
HURUF ‘AIN ( ع )<br />
<br />
120- اَلْعَفْوُ لاَ يَزِيْدُ الْعَبْدَ إِلاَّ عِزًّا, وَالتَّوَاضُعُ لاَ يَزِيْدُهُ إِلاَّ رِفْعَةً, وَمَا نَقَصَ مَالٌ مِنْ صَدَقَةٍ<br />
120. Memaafkan tidak menambahi seseorang kecuali kemuliaan, sedang tawadhu’ tidak menambahinya kecuali ketinggian derajat. Dan harta tidak akan berkurang disebabkan shodaqah.<br />
121- الْعِدَةُ عَطِيَّةٌ<br />
121. Janji itu pemberian. (HR Abu Nu’aim, dari Ibnu Mas’ud)<br />
122- الْعِدَةُ دَيْنٌ<br />
122. Janji itu hutang (HR. Thabrani dari Ali dan Ibnu Mas’ud)<br />
123- الْعَالِمُ وَالْمُتَعَلِّمُ شَرِيْكَانِ فِى اْلأَجْرِ<br />
123. Orang yang berilmu dan orang yang belajar adalah dua sekutu dalam balasan pahala<br />
124- عَلِّمُوْا وَيَسِّرُوْا وَلاَ تُعَسِّرُوْا وَبَشِّرُوْا وَلاَ تُنَفِّرُوْا.فَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْكُتْ<br />
124. Ajarilah, permudahlah dan jangan mem-persulit. Gembirakanlah dan jangan mambuat lari (kapok / tidak senang). Bila seorang diantaramu marah, hendaklah ia diam. (HR. Ahmad dan Bukhari dari Ibnu Abbas).<br />
125- عَلَيْكَ بِالإِيَاسِ مِمَّا فِيْ أَيْدِي النَّاسِ, وَإِيَّاكَ وَالطَّمَعَ فَإِنَّهُ الْفَقْرُ الْحَاضِرُ<br />
125. Engkau harus berputus asa (= tidak mengharap) apa saja yang ada di tangan orang lain. Dan jauhilah keserakahan, karena ia merupakan kefakiran yang hadir (menampak). (H.R. Hakim dari Sa’d)<br />
126- عَزَّ مَنْ قَنِعَ وَ ذَلَّ مَنْ طَمِعَ<br />
126. Terhormatlah orang yang qona’ah (merasa puas atas apa saja yang diterimanya) dan<br />
<br />
HURUF GHAIN ( غ )<br />
<br />
127- غُضَّ بَصَرَكَ<br />
127. Tahanlah / pejamkan matamu.<br />
128- الْغَادِرُ يُنْصَبُ لَهُ لِوَاءٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ<br />
128. Pengkhianat akan diberikan bendera kepadanya pada hari kiamat.<br />
129- الْغِيْبَةُ ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يُكْرِهُهُ<br />
129. (Yang disebut) Ghibah (Menggunjing, ngerasani) adalah kamu menyebut-nyebut apa saja (aib, dll) yang tidak disenangi saudaramu.(HR. Abu Dawud dari Abu Hurairah)<br />
130- الْغِيْرَةُ مِنَ اْلإِيْمَانِ<br />
130. Ghirah (Cemburu) itu sebagian dari iman. (HR. Al-Bazzar dan Baihaqi dari Abu Sa’id)<br />
131- الْغِلُّ وَالْحَسَدُ يَأْكُلاَنِ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ<br />
131. Dendam dan dengki dapat memakan (merusak) berbagai amal kebaikan, sebagaimana api memakan (membakar) kayu. (HR. Ibnu Shashari, dari Hasan bin Ali)<br />
132- غَفَرَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لِرَجُلٍ أَمَاطَ غُصْنَ شَوْكٍ عَنِ الطَّرِيْقِ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ<br />
132. Semoga Allah mengampuni dosa orang yang menyingkirkan ranting berduri dari jalanan, baik dosa yang terdahulu maupun yang terakhir.(HR. Ibnu Zanjawaih dari Abu Sa’id dan Abu Hurairah)<br />
<br />
HURUF FA’ ( ف )<br />
<br />
133- فِيْ كُلِّ ذَاتِ كَبِدٍ حَرَّى أَجْرٌ<br />
133. Pada setiap jantung yang panas terkandung pahala.. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah dari Suraaqah bin Malik).<br />
134- فِيْكَ خَصْلَتَانِ يُحِبُّهَا اللَّهُ: الْحِلْمُ وَ اْلأَنَاةُ<br />
134. Pada dirimu ada dua hal yang dicintai Alloh : bermurah hati dan telaten (utun, tekun, tak tergesah2)<br />
135- فُكُّوا الْعَانِيَ, فَأَجِيْبُوْا الدَّاعِيَ وَأَطْعِمُوْا الْجَائِعَ وَعُوْدُوْا الْمَرِيْضَ<br />
135. Lepaskan tawanan, datangi orang yang mengundang, berilah makan orang yang kelaparan, dan jenguklah orang yang sakit. (HR Ahmad dan Bukhari dari Abu Musa).<br />
136- فِى الْمُنَافِقِ ثَلاَثُ خِصَالٍ: إِذَا حَدَثَ كَذَبَ وَ إِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَ إِذَا ائْتُمِنَ خَانَ<br />
136. Pada orang munafik terdapat tiga perangai, yaitu bila berbicara berdusta, bila berjanji mengingkari, dan bila dipercaya berkhianat. (HR. Al-Bazzar, dari Jabir).<br />
137- الْفَضْلُ فِى أَنْ تَصِلَ مَنْ قَطَعَكَ وَ تُعْطِيَ مَنْ حَرَمَكَ وَ تَعْفُوَ عَمَّنْ ظَلَمَكَ<br />
137. Keutamaan ada pada sikapmu menyam-bung orang yang memutus hubungan, memberi orang yang tidak memberimu, dan memaafkan orang yang menzhalimimu. (HR. Hanaad, dari ‘Athaa, secara mursal)<br />
138- فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ<br />
138. Keutamaan orang alim atas orang ahli ibadah itu bagaikan keutamaan bulan purnama atas keseluruhan bintang-bintang. (HR. Abu Nu’aim, dari Mu’adz bin Jabal)<br />
<br />
HURUF QOF ( ق )<br />
<br />
139- الْقَنَاعَةُ مَالٌ لاَ يَنْفَدُ وَ كَنْزٌ لاَ يَفْنَى<br />
139. Qona’ah (Nerimo ing pandum, merasa puas dan cukup dengan pemberian apa saja) adalah harta yang tidak ada habis-habisnya dan simpanan yang tak rusak. (HR. Qudh‘i, dari Anas)<br />
<br />
<br />
140- قُلِ الْحَقَّ وَلَوْ كَانَ مُرًّا<br />
140. Katakan yang benar, walaup terasa pahit<br />
141- قُلِ الْحَقَّ وَلَوْ عَلَى نَفْسِكَ<br />
141. Katakan yang benar, walau menyangkut dirimu sendiri<br />
142- قُلْ آمَنْتُ بِاللَّهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ<br />
142. Katakan:”Aku beriman kepada Alloh”. Kemudian luruslah (istiqomah, konsisten)<br />
143- قُوْلُوْا خَيْرًا تَغْنَمُوْا وَاسْكُتُوْا عَنْ شَرٍّ تَسْلَمُوْا<br />
143. Katakan yang baik, kamu akan menjarah (kebaikan), dan diamlah dari perkataan jelek, kamu akan selamat. (HR. Qudha‘i dari Ubaadah bin Shamit)<br />
144- قِوَامُ الْمَرْءِ عَقْلُهُ وَلاَ دِيْنَ لِمَنْ لاَ عَقْلَ لَهُ<br />
144. Tiang penyanggah seseorang adalah akalnya dan tidak ada agama bagi orang yang tidak berakal. (HR. Baihaqi, dari Jabir)<br />
145- الْقُضَاةُ ثَلاَثٌ: اِثْنَانِ فِى النَّارِ وَوَاحِدٌ فِى الْجَنَّةِ: رَجُلٌ عَلِمَ الْحَقَّ فَقَضَى بِهِ فَهُوَ فِى الْجَنَّةِ وَ رَجُلٌ قَضَى لِلنَّاسِ عَلَى جَهْلٍ فَهُوَ فِى النَّارِ وَ رَجُلٌ عَرَفَ الْحَقَّ فَجَارَ فِى الْحُكْمِ فَهُوَ فِى النَّارِ<br />
145. Para hakim itu ada tiga (golongan), dua di neraka dan satu di surga: (1) seorang mengetahui yang benar, lalu memutus perkara dengan kebenaran itu, maka dia di surga, (2) seorang memberikan keputusan kepada orang-orang atas dasar kebodohan, maka dia di neraka; dan 3) seorang lagi mengetahui yang benar, lalu dia menyeleweng dalam memberikan keputusan, maka dia adalah di neraka.(HR. Abu Dawud, Turmudzi, Nasaai, Ibnu Majah, dan Hakim, dari Buraidah)<br />
146- قَـيِّدُوْا الْعِلْمَ بِالْكِتَابِ<br />
146. Ikatlah ilmu dengan tulisan. (HSR. Hakim dan Samwaih dari Anas )<br />
147- قَلِيْلُ الْعَمَلِ يَنْفَعُ مَعَ الْعِلْمِ وَكَثِيْرُ الْعَمَلِ لاَ يَنْفَعُ مَعَ الْجَهْلِ<br />
147. Sedikit berbuat akan bermanfaat jika disertai ilmu, dan banyak berbuat tidak bermanfaat jika disertai kebodohan.(HR. Dailami dari Anas)<br />
<br />
<br />
HURUF KAF ( ك )<br />
<br />
<br />
148- الْكَيْسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ, وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ اْلأَمَانِيَّ<br />
148. Orang yang cerdas ialah orang yang mampu menundukkan nafsu dan berbuat (beramal soleh) untuk kehidupan sesudah mati. Sedangkan orang yang lemah ialah orang yang menuruti dirinya mengikuti hawa nafsu dan berangan-angan agar Alloh menganugerahi sesuatu sesuai dengan yang diharapkan.. (HR. Ahmad, Turmudzi, Ibnu Majah, dan Haakim, dari Syadad bin Aus)<br />
149- كَادَ الْفَقْرُ أَنْ يَكُوْنَ كُفْرًا<br />
149. Hampir saja kefakiran menjadi penyebab kekufuran. (Riwayat Abu Nu‘aim dari Anas)<br />
150- كَبُرَتْ خِيَانَةً أَنْ تُحَدِّثَ أَخَاكَ حَدِيْثًا هُوَ لَكَ بِهِ مُصَدِّقٌ وَ أَنْتَ لَهُ بِهِ مُكَذِّبٌ<br />
150. Besar khianatnya adalah engkau berbicara kepada saudaramu dengan pembicaraan yang dengannya ia mempercayaimu, sementara kamu justru mendustakannya. (HR. Bukhari, Abu Dawud dari Sufyan bin Usaid)<br />
151- كَرَمُ الْمَرْءِ دِيْنُهُ وَمُرُوْءَتُهُ عَقْلُهُ وَحَسَبُهُ خُلُقُهُ<br />
151. Kemuliaan seseorang terletak pada agamanya, keperwiraan (kejantanan/keberanian) ada pada akalnya, dan status derajatnya terletak pada akhlaknya. (HR. Ahmad, Hakim<br />
152- كَفَى بِالْمَرْءِ إِثْمًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ<br />
152. Cukuplah seseorang berdosa, yaitu ia menceritarakan setiap apa saja yang didengarnya. (HR. Abu Dawud dan Hakim, dari Abu Hurairah)<br />
153- كُلُّ مُسْكِرٍ خَمْرٌ وَكُلُّ مُسْكِرٍحَرَامٌ<br />
153. Setiap yang memabukkan itu khomer, dan setiap yang memabukkan itu haram. (HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, Turmudzi, Nasaai dan Ibnu Majah, dari Ibnu Umar)<br />
154- كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ<br />
154. Masing-masing kalian itu pemimpin dan masing-masingnya dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya. (HR Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan Turmudzi, dari Ibnu Umar)<br />
155- كَمَا تَدِيْنُ تُدَانُ<br />
155. Sebagaimana engkau menghutangi, maka engkau pun akan dibayar (dilunasi hutangnya). (Hasan, Ibnu Sa‘d, dari Ibnu Umar)<br />
156- كُلُّ مَعْرُوْفٍ صَدَقَةٌ<br />
156. Setiap yang ma’ruf merupakan sedekah. (HR. Ahmad dan Bukhari dari Jabir).<br />
157- كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ حَتَّى يُعْرِبَ عَنْهُ لِسَانُهُ, فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ اَوْ يُنَصِّرَانِهِ اَوْ يُمَجِّسَانِهِ.<br />
157. Setiap bayi dilahirkan atas dasar fitrah (kemurnian tauhid), sampai lisannya bisa berbicara secara jelas (mumayyiz), maka bapak-ibunya yang membuatnya Yahudi, Nasrani atau Majusi. (HR. Abu Ya‘la, Thabrani, dan Baihaqi dari Aswad bin Sari)<br />
158- كُلٌّ مُيَسَّرٌ لِمَا خُلِقَ لَهُ<br />
158. Masing-masing orang dipermudah sesuai kadar yang ditetapkan untuknya. (HR. Ahmad, Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud dari Imran bin Hushain(<br />
159- الْكَلِمَةُ الْحَكِيْمَةُ ضَالَّةُ كُلِّ حَكِيْمٍ<br />
159. Kalam hikmah adalah barang hilang setiap ahli hikmah<br />
160- كَفَى بِالْمَرْءِ سَعَادَةً أَنْ يُوْثَقَ بِهِ فِيْ أَمْرِ دِيْنِهِ وَدُنْيَاهُ<br />
160. Cukuplah seseorang merasa bahagia bahwa dia dipercaya dalam urusan agamanya dan dunianya. (HR. Ibnu Najjar dari Anas)<br />
<br />
HURUF LAM ( ل )<br />
<br />
161- لَعَنَ اللَّهُ مَنْ مَثَّلَ بِالْحَيَوَانِ<br />
161. Semoga Alloh melaknati orang yang menyiksa hewan. (HR. Ahmad, Bukhari, Muslim, an-Nasaai dari Ibnu Umar).<br />
162- لَعَنَ اللَّهُ الْمُخَنَّثَ<br />
162. Semoga Alloh melaknati orang lelaki yang bertingkah laku seperti wanita.<br />
163- لَسْتُ مِنْ دَدٍ وَلاَالدَّدُ مِنِّي<br />
163. Aku tidak biasa bermain-main. Bermain-main bukan dari kebiasaanku.(HR. Bukhari dan Baihaqi dari Anas).<br />
164- لَقَدْ شَقِيْتُ إِنْ لَمْ أَعْدِلْ<br />
164. Sungguh, aku benar-benar celaka jika tidak berlaku adil.<br />
165- لَنْ يَغْلِبَ عُسْرٌ يُسْرَيْنِ<br />
165. Satu kesulitan tidak akan mengalahkan dua kemudahan. (HR. Hakim, dari Hasan).<br />
166- لَنْ يَهْلِكَ امْرُءٌ بَعْدَ مَشُوْرَةٍ<br />
166. Seseorang tidak akan celaka setelah bermusyawarah.<br />
167- لَقَدْ أَوْصَانِيْ جِبْرِيْلُ بِالجَارِحَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ<br />
167. Sungguh, Jibril benar-benar pernah ber wasiat kepadaku soal tetangga, sehingga aku menyangka ia akan meninggalkan warisan<br />
168- لَمْ يَكْذِبْ مَنْ نَمَى بَيْنَ اثْنَيْنِ لِيُصْلِحَ<br />
168. Tidak (dianggap) berbohong orang yang menyampaikan omongan diantara dua orang untuk mendamaikannya. (HR. Abu Dawud dan Muslim, dari Ummu Kulsum bint Uqbah).<br />
169- لَوْبَغَى جَبَلٌ عَلَى جَبَلٍ لَدُكَّ الْبَاغِي مِنْهُمَا<br />
169. Andaikata sebuah gunung menganiaya gunung lainnya, tentu yang menganiaya diantara keduanya akan dihancurkan. (HR. Ibnu Laal, dari Abu Hurairah)<br />
170- لاَ يَجْنِيْ جَانٍ إِلاَّ عَلَى نَفْسِهِ<br />
170. Pendosa tidak terbebani dosa kecuali dosa itu kembali kepada dirinya sendiri<br />
171- لاَ يَنْتَطِحُ فِيْهَا عَنْزَانِ<br />
171. Dua kambing tidak saling bertanduk-tandukan didalamnya<br />
172- لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَتَّاتٌ<br />
172. Pemfitnah / pengadu domba tidak akan masuk surga<br />
173- لاَ يَقْضِيَنَّ حَكَمٌ بَيْنَ اثْنَيْنِ وَهُوَ غَضْبَانُ<br />
173. Hakim jangan sekali-kali memvonis salah satu pihak ketika sedang marah<br />
174- لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ<br />
174. Seorang diantara kalian tidak sempurna imannya sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.<br />
175- لاَ يَرْحَمُ اللَّهُ مَنْ لاَ يَرْحَمُ النَّاسَ<br />
175. Alloh tidak mengasihsayangi seseorang yang tidak mengasihsayangi sesamanya.<br />
176- لاَ إِيْمَانَ لِمَنْ لاَ أَمَانَةَ لَهُ وَلاَ دِيْنَ لِمَنْ لاَ عَهْدَ لَهُ<br />
176. Tidak sempurna iman bagi orang yang tidak memiliki sifat amanah, dan tidak sempurna agama bagi orang yang tidak menepati janji<br />
177- لاَ تُحْصِيْ فَيُحْصَى عَلَيْكَ<br />
177. Kamu jangan suka menghitung/ mengoreksi orang lain. Kamu nanti akan balik dihitung / dikoreksi<br />
178- لاَ يُلْدَغُ الْمُؤْمِنُ مِنْ حِجْرٍ مَرَّتَيْنِ<br />
178. Orang mukmin tidak tersengat (kalajengking) dua kali dalam satu lubang. (HR. Ahmad, Bukhari, Muslim dari Abu Hurairah)<br />
179- لاَ تُظْهِرِ الشَّمَاتَةَ بِأَخِيْكَ يُعَافِيْهِ اللَّهُ وَ يَبْتَلِيْكَ<br />
179. Jangan menampakkan kegembiraan pada saudaramu (yang kesusahan), maka Alloh justru akan mengasihinya dan memberimu cobaan. (HR. Tirmidzi, dari Warsilah)<br />
180- لاَ تُوْكِى فَيُوْكَى عَلَيْكِ , اِرْضَخِيْ بِمَا اسْتَطَعْتَ<br />
180. Kamu jangan mengikatkan tali, maka kamu akan ganti diikat. Lepaskan semampumu<br />
181- لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ<br />
181. Tak boleh merugikan/membahayakan dan tak boleh saling merugikan/ membahayakan<br />
182- لاَ عَقْلَ كَالتَّدْبِيْرِ وَ لاَ وَرَعَ كَالْكَفِّ وَ لاَ حَسَبَ كَحُسْنِ الْخُلُقِ<br />
182. Tiada akal seperti memikirkan akibat, tiada wara’ seperti menahan diri, dan tiada status / martabat seperti akhlak yang baik. (HR. Ibnu Majah, dari Abu Dzar.)<br />
183- لاَ فَقْرَ أَشَدُّ مِنَ الْجَهْلِ وَلاَ مَالَ أَعَزُّ مِنَ الْعَقْلِ وَلاَ وَحْشَةَ أَشَدُّ مِنَ الْعُجْبِ<br />
183. Tiadalah kefakiran itu lebih hebat daripada kebodohan; tiadalah harta itu lebih mulia daripada akal, dan tiadalah kemurungan itu lebih hebat daripada ‘ujub (mengagumi amalnya)<br />
184- لَيْسَ بِمُؤْمِنٍ مَنْ لَمْ يَأْمَنْ جَارُهُ غَوَائِلَهُ<br />
184. Tidak disebut mukmin seseorang yang tetangganya merasa tidak aman disebabkan kejahatannya<br />
185- لَيْسَ الْخَبَرُ كَالْمُعَايَنَةِ<br />
185. Kabar itu tidaklah seperti menyaksikan dengan mata kepala sendiri<br />
186- لَيْسَ الشَّدِيْدُ بِالصُّرْعَةِ إِنَّمَا الشَّدِيْدُ مَنْ يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ<br />
186. (Yang disebut) Orang kuat bukanlah yang menang bergulat. Orang kuat hanyalah yang mampu menguasai dirinya sewaktu marah. (HR. Ahmad, Bukhari, Muslim, dari Abu Hurairah)<br />
187- لَيْسَ ِلأَحَدٍ فَضْلٌ عَلَى أَحَدٍ إِلاَّ بِدِيْنٍ أَوْ عَمَلٍ صَالِحٍ<br />
187. Tiada keutamaan bagi seseorang melebihi orang lain kecuali sebab agamanya atau amal shalihnya. (HR. Bukhari, dari ‘Uqbah bin Amir)<br />
188- لَيْسَ لِلْعَامِلِ مِنْ عَمَلِهِ إِلاَّ مَا نَوَاهُ<br />
188. Amal tidak berguna bagi pelakunya kecuali amal yang diniatkannya<br />
189- لَيْسَ مِنَّيْ إِلاَّ عَالِمٌ أَوْ مُتَعَلِّمٌ<br />
189. Bukan golonganku kecuali orang yang berilmu dan yang mempelajari ilmu<br />
190- لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيْرَنَا وَيُوَقِّرْ كَبِيْرَنَا<br />
190. Bukan golonganku orang yang tidak mengasihi anak-anak kecil kami dan (tidak pula) menghormati orang-orang tua kami. (HR. Tirmidzi, dari Anas)<br />
HURUF MIM ( م )<br />
<br />
191- الْمُؤْمِنُوْنَ عِنْدَ شُرُوْطِهِمْ فِيْمَا أُحِلَّ<br />
191. Orang-orang mukmin itu menurut syarat ketentuan mereka selama sesuai dalam hal-hal yang dihalalkan<br />
192- الْمَجَالِسُ بِاْلأَمَانَةِ<br />
192. Majlis-majlis itu dengan amanah. (HR Khatib, dari Ali)<br />
193- مُدَارَةُ النَّاسِ صَدَقَةٌ<br />
193. Membimbing (ngemong, memimpin) orang itu shodaqah<br />
194- الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ<br />
194. Seseorang itu bersama orang yang mencintainya<br />
195- الْمُسْتَشَارُ مُؤْتَمَنٌ<br />
195. Orang yang diajak bermusyawarah (konsultan) adalah orang yang dipercaya (diberi amanat)<br />
196- الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَ يَدِهِ وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ<br />
196. (Yang disebut) Orang Islam adalah orang yang kaum muslimin merasa selamat / aman dari (gangguan) lisan dan tangannya. Sedangkan orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa saja yang dilarang Alloh. (HR. Bukhari, Adu Dawud, nasai, dari Ibnu ’Amr)<br />
197- مَكَارِمُ اْلأَخْلاَقِ أَعْمَالُ أَهْلِ الْجَنَّةِ<br />
197. Akhlakul Karimah merupakan perilaku penduduk surga.<br />
198- مَنْهُوْمَانِ لاَ يَشْبَعَانِ: طَالِبُ عِلْمٍ وَطَالِبُ دُنْيَا<br />
198. Ada dua orang serakah yang tidak merasa kenyang (puas), yaitu pencari ilmu dan pencari dunia. (HR. Thabrani, dari Ibnu Umar)<br />
199- مَنْ أَتَاهُ أَخُوْهُ مُتَنَصِّلاًفَلْيَقُلْ ذَلِكَ مِنْهُ مُحِقًّا كَانَ أَوْ مُبْطِلاً فَإِنْ لَمْ يَفْعَلْ لَمْ يَرِدْ عَلَى الْحَوْضِ<br />
199. Siapa saja yang didatangi temannya sambil memberikan alasan (karena suatu kesalahan), maka hendaklah menerima alasan itu darinya, baik benar ataupun tidak benar. Jika tidak melakukan seperti itu, maka ia tidak akan sampai ke telaga (kautsar) di surga. (HR. Hakim, dari Abu Hurairah)<br />
200- مَنْ أَبْطَأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرَعْ بِهِ نَسَبُهُ<br />
200. Barangsiapa yang lambat amalnya, maka tidak dipercepat nasabnya<br />
201- مَنْ أَحَبَّ اللَّهَ اسْتَحْيَا<br />
201. Barangsiapa yang tidak mencintai Alloh, (seharusnya) ia merasa malu<br />
202- مَنْ أَخَذَ أَمْوَالَ النَّاسِ يُرِيْدُ أَدَاءَهَا أَدَّى اللَّهُ عَنْهُ<br />
202. Barangsiapa yang mengambil harta orang lain dengan maksud untuk melunasi (hutangnya) maka Alloh membayarkan dari hutangnya. (HR. Ahmad, Bukhari, Ibnu Majah, dari Abu Hurairah)<br />
203- مَنْ أَمَرَ بِمَعْرُوْفٍ فَلْيَكُنْ أَمْرُهُ بِمَعْرُوْفٍ<br />
203. Barangsiapa yang memerintahkan kepada yang makruf (kebaikan), hendaklah perintahnya itu secara ma’ruf (baik, bijaksana). (HR. Baihaqi, dari Ibnu Umar)<br />
204- مِنَ الْبِرِّ أَنْ تَصِلَ صَدِيْقَ أَبِيْكَ<br />
204. Diantara amal kebajikan adalah menyam-bung tali persaudaraan dengan teman bapakmu<br />
205- مَنْ يَدَا جَفَا<br />
205. Barangsiapa yang membantu, ia merasa berat<br />
206- مَنْ تَوَاضَعَ لِلَّهِ رَفَعَهُ<br />
206. Barangsiapa yang bertawadhu’ karena Alloh, maka Alloh mengangkat derajatnya<br />
207- مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ خُيَلاَءَ لَمْ يَنْظُرِ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ<br />
207. Siapa saja yang menyeret pakaiannya secara sombong, maka Alloh tidak akan melihatnya di hari kiamat. (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasaai dan Ibnu Majah, dari Ibnu Umar)<br />
208- مَنْ جَلَبَ عَلَى الْخَيْلِ يَوْمَ الرِّهَانِ فَلَيْسَ مِنَّا<br />
208. Siapa yang meneriaki kudanya (agar semangat) di hari perlombaan, ia bukan golonganku. (HR. Thabrani, dari Ibnu Abbas)<br />
209- مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ<br />
209. Diantara kebagusan Islam seseorang adalah ia meninggalkan apa saja yang tidak ada artinya<br />
210- مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ<br />
210. Siapa yang menunjukkan pada kebaikan, ia memperoleh pahala yang sama seperti orang yang melakukannya, (HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, dari Ibnu Mas’ud)<br />
211- مَنْ ذَكَرَ رَجُلاً بِمَا فِيْهِ فَقَدِ اغْتَابَهُ<br />
211. Siapa yang mengungkap keburukan seseorang, sungguh ia telah menggunjingnya (ghibah). HR. Hakim, dari Abu Hurairah)<br />
212- مَنْ رَحِمَ وَلَوْ ذَبِيْحَةَ عُصْفُوْرٍ رَحِمَهُ اللَّهُ<br />
212. Siapa yang berkasih sayang sekalipun terhadap burung emprit ketika disembelih, maka Alloh akan mengasihsayanginya. (HR. Bukhari)<br />
213- مَنْ رَدَّ عَنْ عِرْضِ أَخِيْهِ رَدَّ اللَّهُ عَنْ وَجْهِهِ النَّارَ<br />
213. Siapa yang menolak (celaan) demi kehormatan saudaranya, Alloh akan menolak neraka dari wajahnya. (HR. Tirmidzi, dari Abu Darda’).<br />
214- مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَسْلَمَ فَلْيَلْزَمِ الصُّمْتَ<br />
214. Siapa yang merasa senang diselamatkan Alloh, hendaklah ia senantiasa diam. (HR Baihaqi, dari Anas)<br />
215- مَنْ صَمَتَ نَجَا<br />
215. Siapa yang diam akan sukses / selamat.<br />
216- مَنْ عَامَلَ النَّاسَ فَلَمْ يَظْلِمْهُمْ وَصَدَّقَهُمْ فَلَمْ يَكْذِبْهُمْ وَوَعَدَهُمْ فَلَمْ يَخْلِفْهُمْ فَهُوَ مِمَّنْ كَمَلَتْ مُرُوْءَتُهُ وَ ظَهَرَتْ عَدَالَتُهُ وَوَجَبَتْ أُخُوَّتُهُ<br />
216. Siapa yang hidup bermuamalah dengan sesamanya, lalu tidak menzhalimi mereka, membenarkan dan tidak membohongi mereka, menepati janji dan tidak melanggarnya, maka ia tergolong orang yang sempurna muru’ahnya (kewibawaannya), nyata keadilannya, dan benar-benar ikhlas persaudaraannya<br />
217- مَنْ غَشَّ فَلَيْسَ مِنَّا<br />
217. Siapa yang memalsukan, ia bukan dari golongan kami. (HR. Tirmidzi, dari Abu Hurairah)<br />
218- مِنْ فِقْهِ الرَّجُلِ رِفْقُهُ فِيْ مَعِيْشَتِهِ<br />
218. Diantara tanda kepintaran seseorang ialah kelemah-lembutannya dalam penghidupannya.<br />
219- مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلاَ يُؤْذِ جَارَهُ وَمَنْ يُؤْمِنُ بِاللّهِ وَ الْيَوْمِ اْلآَخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ<br />
219. Siapa yang beriman kepada Alloh dan hari akhir, supaya tidak menyakiti tetangganya. Siapa yang beriman pada Alloh dan hari akhir, supaya menghormati tamunya. Siapa yang beriman pada Alloh dan hari akhir, supaya berbicara baik atau diam. (HR. Ahmad, Bukhari, Muslim, Nasaai, dari Abu Suraikh dan Abu Hurairah)<br />
220- مَنْ يَضْمَنْ لِيْ مَا بَيْنَ لِحْيَتِهِ وَ مَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الْجَنَّةُ<br />
220. Siapa yang memberi jaminan padaku pada apa yang ada di sekitar kedua rahang (menjaga mulut) dan kedua kakinya (menjaga alat kelamin), maka aku menjaminnya masuk surga. (HR. Bukhari, dari Sahl bin Sa’ad)<br />
221- مَا آمَنَ بِالْقُرْآنِ مَنِ اسْتَحَلَّ مَحَارِمَهُ<br />
221. Tidaklah beriman kepada Al-Qur’an orang yang menghalalkan apa yang diharamkan Qur’an<br />
222- مَا حَاكَ فِيْ صَدْرِكَ فَدَعْهُ<br />
222. Apa saja yang maju-mundur (perasaan ragu-ragu) dalam dadamu, maka tinggalkanlah. (HR. Thabrani, dari Abu Umamah)<br />
223- مَا خَابَ مَنِ اسْتَخَارَ وَنَدِمَ مَنِ اسْتَشَارَ وَلاَ عَالَ مَنِ اقْتَصَدَ<br />
223. Tidak rugi orang yang istikhoroh, tidak menyesal orang yang bermusyawarah, dan tidak miskin orang yang hidup hemat. HR. Thabrani, dari Anas)<br />
224- مَا نَقَصَ مَالٌ مِنْ صَدَقَةٍ<br />
224. Harta tidak berkurang sebab shodaqah<br />
225- مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَلْتَقِيَانِ فَيَتَصَافَحَانِ إِلاَّ غَفَرَ لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَتَفَرَّقَا<br />
225. Tiada dua orang muslim bertemu lalu berjabatan tangan, kecuali dosanya diampuni sebelum keduanya berpisah. (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, dari Barra’)<br />
226- مَا قَلَّ وَ كَفَى خَيْرٌ مِمَّا كَثُرَ وَ أَلْهَى<br />
226. Sesuatu yang sedikit tapi mencukupi itu lebih baik daripada banyak tapi menyebabkan kelengahan. (HR. Abu Ya’la, dari Abu Sa’id)<br />
HURUF NUN ( ن )<br />
227- النَّدَمُ تَوْبَةٌ<br />
227. Penyesalan merupakan taubat. (HR. Ahmad, Bukhari, dll dari Ibnu Ma’ud dan Anas)<br />
228- النِّسَاءُ شَقَائِقُ الرِّجَالِ<br />
228. Kaum wanita merupakan belahan (saudara kandung) kaum lelaki<br />
229- نِعْمَتَانِ مَغْبُوْنٌ فِيْهِمَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ : الصِّحَّةُ وَ الْفَرَاغُ<br />
229. Ada dua bentuk nikmat yang membuat banyak orang tertipu/lupa, yaitu kesehatan dan kesempatan. (HR. Bukhari, Tirmidzi, Ibnu Majah, dari Ibnu ABbas).<br />
230- نِعْمَتِ الدَّارُ الدُّنْيَا لِمَنْ تَزَوَّدَ مِنْهَا ِلآخِرَتِهِ<br />
230. Sebaik-baik rumah ialah dunia bagi orang yang menjadikannya sebagai sarana / tempat mengumpulkan bekal untuk akhiratnya<br />
231- نَفَقَةُ الرَّجُلِ عَلَى أَهْلِهِ صَدَقَةٌ<br />
231. Nafkah yang diberikan suami kepada keluarganya (isteri-anak) merupakan shaqadah. (HR. Bukhari dan Tirmidzi, dari Ibnu Mas’ud)<br />
232- النَّاسُ رَجُلاَنِ : عَالِمٌ وَمُتَعَلِّمٌ وَلاَ خَيْرَ فِيْمَا سِوَاهُمَا<br />
232. (Yang disebut) Manusia adalah dua orang, yaitu (1) orang yang ’alim (berilmu) dan (2) orang yang belajar ilmu (pelajar, santri). Tidak ada kebaikan pada selain kedua orang itu. (HR. Thabrani, dari ibnu Mas’ud)<br />
233- النَّاسُ مَعَادِنُ<br />
233. Manusia itu seperti barang tambang. (HR Baihaqi, dari Ibnu Abbas)<br />
234- نِيَّةُ الْمُؤْمِنِ خَيْرٌ مِنْ عَمَلِهِ وَ عَمَلُ الْمُنَافِقِ خَيْرٌ مِنْ نِيَّتِهِ<br />
234. Niat orang mukmin lebih baik daripada amalnya. Sedangkan amal orang munafik lebih baik daripada niatnya. (HR Baihaqi, dari Anas)<br />
HURUF HA’ ( هـ )<br />
<br />
235- الْهَمُّ نِصْفُ الْهَرَمِ<br />
235. Al-Hamm (Kecemasan, kekhawatiran, duka) adalah separoh kepikunan<br />
236- هَلْ يَكُبُّ النَّاسَ عَلَى وُجُوْهِهِمْ إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ<br />
236. Bukankah yang membuat wajah manusia tertelungkup (merasa malu, hancur) itu hasil dari lisannya<br />
237- هَلْ تُنْصَرُوْنَ وَ تُرْزَقُوْنَ إِلاَّ بِضُعَفَائِكُمْ<br />
237. Bukankah kalian ditolong dan diberi rizki disebabkan orang-orang lemah di kalangan kalian<br />
238- هَلَكَ الْمُتَنَطِّعُوْنَ<br />
238. Hancurlah orang-orang yang suka mengorek masalah secara dalam dan njelimet. (HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, dariIbnu Mas’ud)<br />
239- هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِالْغُلُوِّ فِى الدِّيْنِ<br />
239. Umat sebelum kamu hancur disebabkan berlebih-lebihan / keterlaluan dalam beragama<br />
240- هِمَّةُ الْعُلَمَاءِ الرِّعَايَةُ وَ هِمَّةُ السُّفَهَاءِ الرِّوَايَةُ<br />
240. Himmah (kemauan) para ulama adalah ar-Ri’ayah (memelihara, mengatur, membim-bing), sedangkan himmah (kemauan) orang bodoh adalah mendongeng / bercerita. (HR. Ibnu ’Asakir, dari Hasan scr mursal).<br />
<br />
HURUF WAWU ( و )<br />
<br />
241- الْوَحْدَةُ خَيْرٌ مِنْ جَلِيْسِ السُّوْءِ وَ الْجَلِيْسُ الصَّالِحُ خَيْرٌ مِنَ الْوَحْدَةِ<br />
241. Bersendirian lebih baik daripada bergaul dengan orang yang buruk, dan bergaul dengan orang shalih lebih baik daripada sendirian. (HR. Hakim dan Baihaqi, dari Abu Dzar)<br />
242- وَيْلٌ لِلَّذِيْ يُحَدِّثُ فَيَكْذِبُ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمُ<br />
242. Celakalah bagi orang (pelawak) yang berbicara secara bohong / dibuat-buat agar orang-orang mentertawakannya<br />
243- وَيْلٌ ِلأُمَّتِيْ مِنْ عُلَمَاءِ السُّوْءِ<br />
243. Celakalah bagi umatku dari kalangan ulama’ yang buruk. (HR Hakim, dari Anas)<br />
244- وَيْلٌ لِلْمُكْثِرِيْنَ إِلاَّ مَنْ قَالَ بِالْمَالِ هَكَذَا هَكَذَا<br />
244. Celakalah bagi orang yang menumpuk-numpuk harta sebanyak mungkin, kecuali orang yang mengatakan bahwa uang ini digunakan untuk ini, sedangkan yang ini digunakan untuk itu. (HR. Ibnu Majah, dari Abu Sa’id)<br />
<br />
HURUF YA’ ( ي )<br />
<br />
245- يَسِّرُوْا وَ لاَ تُعَسِّرُوْا وَ بَشِّرُوْا وَ لاَ تُنَفِّرُوْا<br />
245. Permudahlah dan jangan mempersulit, bari kabar gembira dan jangan membuat mereka lari (kapok, jera / tidak suka)<br />
246- الْيَمِيْنُ حِنْثٌ أَوْ نَدَمٌ<br />
246. Bersumpah itu berakibat pelanggaran (dosa) atau penyesalan<br />
247- الْيَوْمَ الرِّهَانُ وغَدًا السِّبَاقُ وَالْغَايَةُ الْجَنَّةُ وَالْهَالِكُ مَنْ دَخَلَ النَّارَ<br />
247. Hari ini pasang taruhan (tombo-an, judi). Besok perlombaan. Tujuan akhirnya adalah surga, sedangkan orang yang rusak/hancur adalah orang masuk neraka<br />
248- يَدُ اللَّهِ مَعَ الْجَمَاعَةِ وَ إِنَّمَا يَأْكُلُ الذِّءْبُ مِنَ الْغَنَمِ الْقَاضِيَة<br />
248. Tangan (pertolongan) Alloh menyertai jama’ah. Srigala hanyalah memakan kambing yang memisahkan dari gerombolannya. (HR Tirmidzi, dari Ibnu Abbas)<br />
249- يُحِبُّ اللَّهُ الْعَامِلَ إِذَا عَمِلَ أَنْ يُحْسِنَ<br />
249. Alloh mencintai seorang pekerja yang memperbagus pekerjaannya. (HR Thabrani, dari Kulaib bin Syihab)<br />
250- يُبْصِرُ أَحَدُكُمْ الْقَذَى فِيْ عَيْنِ أَخِيْهِ وَ يَنْسَى الْجِذْعَ فِيْ عَيْنِهِ<br />
250. Seseorang diantara kalian ada dapat melihat kotoran (“ketek”) di mata saudaranya. Sementara itu ia sendiri lupa (tak sadar, tak nampak) ada batang pohon didepan matanya<br />
251- الْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ السُّفْلَى وَ ابْدَأْ بِمَنْ تَعُوْلُ<br />
251. Tangan yang atas (pemberi sedekah) lebih baik daripada tangan yang bawah (pengemis). Dan mulailah (memberi sedekah, nafkah) kepada orang yang menjadi tanggungannya. (HR Ahmad, Thabrani, dari Ibnu Umar)<br />
252- يَكُوْنُ فِيْ آخِرِالزَّمَانِ عُبَّادٌ جُهَّالٌ وَ قُرَّاءٌ فَسَقَةٌ.<br />
252. Di akhir jaman nanti bakal ada ahli-ahli ibadah yang bodoh dan ahli-ahli qiro’ah (pembaca Qur’an) yang fasik (=perilakunya keluar dari Qur’an). (HR. Abu Nu’aim, dari Anas).</span><br />
<div>
<span style="font-size: large;">sumber: </span><a href="http://achmad-suchaimi.blogspot.com/" rel="nofollow" target="_blank">Athena Sejahtera</a></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6681825967316754184.post-49695568366585837952012-04-17T20:03:00.001-07:002012-12-11T06:25:12.714-08:00pengurus LDII akan di masukkan kedalam kepengurusan NU dan MUI<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
warga nahdliyin harap hati hati! sekarang ini kaum kaum sesat baik wahabi syi'ah maupun LDII (lembaga dakwah islam indonesia) lagi gencar gencarnya menyerang NU<br />
apalagi yang menjadi jalannya atau kendaraanya adalah politik.<br />
di probolinggo ada salah satu penganut dan pengurus LDII yang rencananya akan di masukkan kedalam kepengurusan NU dan MUI.<br />
mohon pengurus NU dan MUI cepat cepat mengambil tindakan.<br />
bagi warga NU dan MUI juga jangan berpangku tangan,saya beserta anda harus mengambil sikap.<br />
orang yang saya maksud di atas adalah h.aziz dari teres.<br />
anda bisa cek kebenaran berita ini keprobolinggo terutama kepada pengurus pengurus NU bagian teres dan krucil.<br />
sekali lagi mohon info ini jangan dianggap remeh.<br />
sekian info dari saya semoga info ini bermanfaat amin.<br />
<span style="color: #990000; font-size: large;"><b><i><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/04/pengurus-ldii-akan-di-masukkan-kedalam.html" target="_blank">pengurus LDII akan di masukkan kedalam kepengurusan NU dan MUI</a></i></b></span><br />
<div>
<span style="color: #274e13; font-size: large;"><b>info ini mohon di sebar luaskan!!!</b></span></div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6681825967316754184.post-10722614008502497642012-04-12T08:00:00.001-07:002012-12-11T06:29:02.861-08:00Wahabi Termasuk Khawarij<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="tr_bq">
assalamualaikum.wr.wb.</div>
lama juga tidak mosting karna masih belum mendapat bahan untuk diposting.<br />
karna sudah banyak kaum muslimin ahlus sunnah wal jama'ah yang sudah memosting semua tentang kesesatan wahabi.<br />
baru baru ini saya juga berkunjung kewebsite <a href="http://www.sarkub.com/2011/wahabi-termasuk-golongan-khawarij-1/" target="_blank">sarkub</a> dan saya dapati artikel yang menerangkan bahwa <a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/04/wahabi-termasuk-khawarij.html" target="_blank">wahabi termasuk khawarij</a>.<br />
<b>artikel selengkapnya sebagai berikut:</b><br />
Mayoritas umat Islam meyakini bahwa Ahlussunnah Wal-Jama’ah itu pengikut madzhab al-Asy’ari dan al-Maturidi. Tetapi tidak sedikit pula yang berasumsi bahwa aliran Wahhabi juga masuk dalam golongan Ahlussunnah Wal-Jama’ah. Padahal menurut para ulama yang otoritatif di kalangan Sunni, aliran Wahhabi itu tergolong Khawarij, bukan Ahlussunnah Wal-Jama’ah. <br />
<br />
Dalam sebuah diskusi tentang ASWAJA di Kantor PWNU Jawa Timur di Surabaya, ada pembicaraan mengenai Wahhabi, apakah termasuk Ahlussunnah Wal-Jama’ah atau bukan. Dalam kesempatan itu saya menjelaskan bahwa aliran Wahhabi atau Salafi itu bukan Ahlussunnah Wal-Jama’ah. Bahkan aliran Wahhabi itu termasuk golongan Khawarij. Mendengar penjelasan ini, sebagian peserta ada yang bertanya, “Mengapa aliran Wahhabi Anda masukkan dalam golongan Khawarij? Bukankah mereka juga berpedoman dengan kitab-kitab hadits yang menjadi pedoman kita seperti Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim dan lain-lain?” <br />
<br />
Aliran Wahhabi itu dikatakan Khawarij karena ada ajaran penting di kalangan Khawarij menjadi ajaran Wahhabi, yaitu takfir al-mukhalif dan istihlal dima’ al-mukhalifin (mengkafirkan dan menghalalkan darah kaum Muslimin yang berbeda dengan mereka). Suatu kelompok dikatakan keluar dari Ahlussunnah Wal-Jama’ah, tidak harus berbeda 100 % dengan Ahlussunnah Wal-Jama’ah. Kaum Khawarij pada masa sahabat dulu dikatakan Khawarij bukan semata-mata karena perlawanan mereka terhadap kaum Muslimin, akan tetapi karena perlawanan mereka terhadap Sayyidina Ali dilatarbelakangi oleh motif ideologi yaitu takfir dan istihlal dima’ al-mukhalifin (pengkafiran dan pengahalalan darah kaum Muslimin yang berbeda dengan mereka). Sayyidah ‘Aisyah, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin al-’Awwam dan banyak sahabat yang lain juga memerangi Sayidina Ali. Sayidina Mu’awiyah bin Abi Sufyan juga memerangi Sayidina Ali. Akan tetapi karena latar belakang peperangan mereka bukan motif ideologi, tetapi karena semata-mata karena persoalan politik, maka mereka tidak dikatakan Khawarij. <br />
<br />
Persoalan bahwa kaum Wahhabi juga merujuk terhadap kitab-kitab tafsir dan hadits yang menjadi rujukan Ahlussunnah Wal-Jama’ah, hal ini bukan alasan menganggap mereka sebagai Ahlussunnah Wal-Jama’ah. Kalau kita mempelajari ilmu rijal hadits, dalam Shahih al-Bukhari, Muslim dan lain-lain, tidak sedikit para perawi hadits yang mengikuti aliran Syi’ah, Khawarij, Murji’ah, Qadariyah dan lain-lain. Para ulama kita, termasuk dari kalangan ahli hadits, sangat toleran dengan siapapun, sehingga tidak menghalangi menerima hadits-hadits yang diriwayatkan oleh para perawi ahli bid’ah untuk dimasukkan dalam kitab-kitab mereka dan kemudian menjadi rujukan utama kaum Muslimin Ahlussunnah Wal-Jama’ah. Kalau setiap orang yang merujuk terhadap Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim dan kitab-kitab hadits lainnya harus dimasukkan dalam golongan Ahlussunnah Wal-Jama’ah, maka kita tentunya harus pula memasukkan semua perawi hadits al-Bukhari dan lain-lain dalam Ahlussunnah Wal-Jama’ah. Padahal faktanya tidak demikian. <br />
<br />
Alasan utama mengapa aliran Wahhabi dikatakan Khawarij dan bukan Ahlussunnah Wal-Jama’ah, adalah paradigma pemikirannya yang mengusung konsep takfir dan istihlal dima’ wa amwal al-mukhalifin (pengkafiran dan penghalalan darah dan harta benda kaum Muslimin di luar alirannya). Dalam sebuah diskusi di PCNU Sumenep, pada 22 Mei 2010, tentang aliran Syi’ah dan Wahhabi, seorang ulama Wahhabi kelahiran Sumatera dan sekarang tinggal di Jember, berinisial AMSP menggugat pernyataan saya, bahwa Wahhabi mengkafirkan dan menghalalkan darah kaum Muslimin di luar mereka. Ia mengatakan: <br />
<br />
“Wahhabi itu Ahlussunnah Wal-Jama’ah, bukan Khawarij. Karena Wahhabi tidak mengkafirkan dan menghalalkan darah kaum Muslimin yang berbeda dengan dirinya.” Mendengar pernyataan tersebut saya katakan: “Bahwa Wahhabi itu mengkafirkan dan menghalalkan darah kaum Muslimin, itu bukan kata saya. Tetapi itu pernyataan Syaikh Muhammad, pendiri aliran Wahhabi. <br />
<br />
Misalnya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab berkata: <br />
<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">
“Aku pada waktu itu tidak mengerti makna la ilaha illallah dan tidak mengerti agama Islam, sebelum kebaikan yang dianugerahkan oleh Allah. Demikian pula guru-guruku, tidak seorang pun di antara mereka yang mengetahui hal tersebut. Barangsiapa yang berasumsi di antara ulama Aridh (Riyadh) bahwa ia mengetahui makna la ilaha illallah atau mengetahui makna Islam sebelum waktu ini, atau berasumsi bahwa di antara guru-gurunya ada yang mengetahui hal tersebut, berarti ia telah berdusta, mereka-reka (kebohongan), menipu manusia dan memuji dirinya dengan sesuatu yang tidak dimilikinya.” (Ibn Ghannam, Tarikh Najd hal. 310). </blockquote>
<br />
Dalam pernyataan di atas, jelas sekali Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab menyatakan bahwa sebelum ia menyebarkan faham Wahhabi, ia sendiri tidak mengerti makna kalimat la ilaha illallah dan tidak mengerti agama Islam. Bahkan tidak seorang pun dari guru-gurunya dan ulama manapun yang mengerti makna kalimat la ilaaha illallah dan makna agama Islam. Pernyataan ini menunjukkan bahwa Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab mengkafirkan guru-gurunya, semua ulama dan mengkafirkan dirinya sebelum menyebarkan faham Wahhabi. Pernyataan tersebut ditulis oleh muridnya sendiri, Syaikh Ibn Ghannam dalam Tarikh Najd hal. 310. <br />
<br />
Dalam kitab Kasyf al-Syubuhat hal. 29-30, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab berkata: “Ketahuilah bahwa kesyirikan orang-orang dulu lebih ringan dari pada kesyirikan orang-orang masa kita sekarang ini.” Maksudnya kaum Muslimin di luar golongannya itu telah syirik semua. Kesyirikan mereka melebihi kesyirikan orang-orang Jahiliyah. Sebagaimana ia tulis dalam kitab Kasyf al-Syubuhat, kitab pendiri Wahhabi yang paling ekstrem dan paling keras dalam mengkafirkan seluruh kaum Muslimin selain golongannya. <br />
<br />
Dalam kitab al-Durar al-Saniyyah fi al-Ajwibat al-Najdiyyah, kumpulan fatwa-fatwa ulama Wahhabi sejak masa pendirinya, yang di-tahqiq oleh Syaikh Abdurrahman bin Muhammad bin Qasim, ulama Wahhabi kontemporer, ada pernyataan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, bahwa ilmu fiqih dan kitab-kitab fiqih madzhab empat yang diajarkan oleh para ulama adalah ilmu syirik, sedangkan para ulama yang menyusunnya adalah syetan-syetan manusia dan jin. (Al-Durar al-Saniyyah, juz 3 hal. 56). Pernyataan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab ini berarti pembatalan dan pengkafiran terhadap kaum Muslimin yang mengikuti madzhab fiqih yang empat. <br />
<br />
Dalam berbagai kitab dan risalahnya, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab selalu menyebutkan kalimat-kalimat yang ditujukan kepada orang-orang musyrik. Namun ia tidak pernah menyebut seorang pun nama orang musyrik yang menjadi lawan polemiknya dalam kitab-kitab dan tulisannya. Justru yang ia sebutkan adalah nama-nama para ulama terkemuka pada waktu itu seperti Syaikh Ibn Fairuz, Marbad al-Tamimi, Ibn Suhaim, Syaikh Sulaiman dan ulama-ulama lainnya. Maksudnya, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab mengkafirkan seluruh ulama pada waktu itu yang tidak mengikuti ajarannya. Bahkan secara terang-terangan, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab menyebutkan dalam kitab Kasyf al-Syubuhat, bahwa kaum Muslimin pada waktu itu telah memilih mengikuti agamanya Amr bin Luhay al-Khuza’i, orang yang pertama kali mengajak orang-orang Arab memuja berhala. <br />
<br />
Pengkafiran terhadap kaum Muslimin terus dilakukan oleh ulama Wahhabi dewasa ini. Dalam kitab Kaifa Nafhamu al-Tauhid, karangan Muhammad bin Ahmad Basyamil, disebutkan: <br />
<br />
<br />
<blockquote>
عَجِيْبٌ وَغَرِيْبٌ أَنْ يَكُوْنَ أَبُوْ جَهْلٍ وَأَبُوْ لَهَبٍ أَكْثَرَ تَوْحِيْدًا للهِ وَأَخْلَصَ إِيْمَانًا بِهِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ الَّذِيْنَ يَتَوَسَّلُوْنَ بِاْلأَوْلِيَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَيَسْتَشْفِعُوْنَ بِهِمْ إِلَى اللهِ. أَبُوْ جَهْلٍ وَأَبُوْ لَهَبٍ أَكْثَرُ تَوْحِيْدًا وَأَخْلَصُ إِيْمَانًا مِنْ هَؤُلاَءِ الْمُسْلِمِيْنَ الَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ. (محمد بن أحمد باشميل، كيف نفهم التوحيد، ص/١٦). <br />
<br />
“Aneh dan ganjil, ternyata Abu Jahal dan Abu Lahab lebih banyak tauhidnya kepada Allah dan lebih murni imannya kepada-Nya dari pada kaum Muslimin yang bertawassul dengan para wali dan orang-orang saleh dan memohon pertolongan dengan perantara mereka kepada Allah. Ternyata Abu Jahal dan Abu Lahab lebih banyak tauhidnya dan lebih tulus imannya dari mereka kaum Muslimin yang mengucapkan tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad Rasul Allah.” (Muhammad bin Ahmad Basyamil, Kaifa Nafhamu al-Tauhid, hal. 16). </blockquote>
<br />
Dalam pernyataan tersebut, Basyamil menganggap bahwa kaum Muslimin selain Wahhabi, lebih syirik dari pada Abu Jahal dan Abu Lahab. Kitab karya Basyamil ini dibagi-bagikan secara gratis oleh tokoh-tokoh Wahhabi kepada siapapun yang berminat. Demikian dialog saya dengan AMSP yang tidak berjalan lama. Karena ia minta agar dialog segera diakhiri. <br />
<br />
(Oleh: Ustadz Muhammad Idrus Ramli)<br />
sumber: <a href="http://www.sarkub.com/2011/wahabi-termasuk-golongan-khawarij-1/" target="_blank">sarkum </a><br />
tapi herannya kenapa sampai sekarang masih saja banyak orang yang terpengaruh dengan faham sesat wahabi.<br />
ini semua adalah tanggung jawab kita semua selaku muslim aswaja,maka dari itu tolong sebarkan artikel ini namun tolong cantumkan url dibawah ini:<br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/jangan-jadikan-bidah-sebagai-alasan.html"></a><br />
terima kasih sudah berkunjung wassalamualaikum.wr.wb. <br />
<a href="http://www.blogger.com/goog_1836017797"></a><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/04/nu-haruslah-bisa-menyaring-faham-faham.html" target="_blank"></a><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/jangan-jadikan-bidah-sebagai-alasan.html"></a></div>
Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6681825967316754184.post-34632600257936991072012-04-07T02:20:00.000-07:002012-04-07T02:20:21.683-07:00NU haruslah bisa menyaring faham faham wahabiNU haruslah bisa menyaring faham faham wahabi<br />
saat ini tidak sedikit faham wahabi yang masuk kepemikiran pemikiran warga NU,bahkan dikalangan guru sendiri banyak yang menganut faham wahabi.<br />
hal ini terjadi juga karna keterlambatan gerakan NU.<br />
sudah berapa mahasiswa yang menganut faham wahabi?<br />
sudah berapa guru yang terkena virus wahabi?<br />
sudah berapa alumni pesantren yang terperangkap dalam jurang kesesatan wahabi?<br />
semua itu dikarenakan kenakalan pengurus NU dan pola gerak NU yang sangat lelet,selelet jalannya siput.<br />
sampai saat ini semua email saya masih belum dibalas juga oleh pengurus NU,baik NU pusat maupun daerah.<br />
ini juga bukti kalau mereka hanya menggunakan NU dengan tidak benar.<br />
saya rasa haruslah renovasi pengurus NU,daan NU wajib membuat draf yang bagus mengenai langkah langkah kedepan.<br />
agar NU tidak hanya menjadi kedok politik,dan mengeluarkan fatwa fatwa yang tak berarti.<br />
semua yang saya tulis ini berdasarkan fakta,seharusnya pengurus NU itu punya malu walaupun sedikit.<br />
<br />
<div style="border: 1px solid #000; height: 250px; overflow: auto; padding: 10px; width: 450px;"><ul><li><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/jangan-jadikan-bidah-sebagai-alasan.html">Jangan Jadikan Bid'ah sebagai Alasan Perpecahan Ummat</a></li>
<li> <a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/tasbih-untuk-berdzikir.html">Tasbih untuk Berdzikir</a></li>
<li> <a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/mencium-tangan-kyai.html">Mencium Tangan Kyai</a></li>
<li> <a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/daftar-ustadz-ustadz-wahabi.html">daftar ustadz ustadz wahabi</a></li>
<li> <a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/surat-buat-nu.html">surat buat NU</a></li>
<li> <a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/sejarah-wahabi.html">sejarah wahabi</a></li>
<li> <a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/maulid-nabi.html">maulid nabi</a></li>
<li> <a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/dzikir-dan-syair-sebelum-shalat.html">Dzikir dan Syair sebelum Shalat</a></li>
<li> <a href="http://bid%27ah%20hasanah%20para%20sahabat%20setelah%20rasulullah%20wafat/">Bid'ah Hasanah para Sahabat Setelah Rasulullah Wafat</a></li>
<li> <a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/penistaan-al-quran-doktor-uin-yogya.html">Penistaan Al Quran Doktor UIN Yogya</a></li>
<li> <a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/website-nu-meredupkan-nu.html">website nu meredupkan nu</a></li>
<li> <a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/maulid-nabi-sebuah-nikmat.html">Maulid Nabi Sebuah Nikmat</a></li>
<li> <a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/memuliakan-hari-kelahiran-nab.html">Memuliakan Hari Kelahiran Nabi</a></li>
<li> <a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/berziarah-ke-makam-nabi.html">Berziarah ke Makam nabi</a></li>
<li> <a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/kebodohan-dan-kesesatan-wahabi.html">kebodohan dan kesesatan wahabi</a></li>
<li> <a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/komunitas-blogger-muslim-aswaja.html">komunitas blogger muslim aswaja</a></li>
<li> <a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/bodohnya-kaum-wahabi.html">bodohnya kaum wahabi</a></li>
<li> <a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/kebohongan-mantan-kyai-nu-dan-kaum.html">kebohongan mantan kyai nu dan kaum wahabi</a></li>
<li> <a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/wahabi-andalkan-albani-almuhaddits.html">wahabi andalkan albani almuhaddits sembrono</a></li>
<li> <a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/benarkah-said-aqil-siradj-syiah.html">benarkah Said Aqil Siradj syi'ah</a></li>
<li> <a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/seharusnya-nu-menyediakan-tanya-jawab.html">seharusnya NU menyediakan tanya jawab</a></li>
<li> <a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/wahabi-berfatwa-untuk-menghancurkan.html">wahabi berfatwa untuk menghancurkan gereja</a></li>
<li> <a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/said-aqil-membela-syiah.html">said aqil membela syi'ah</a></li>
<li> <a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/fpi-termasuk-wahabi.html">FPI TERMASUK WAHABI</a></li>
<li> <a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/bukti-fpi-wahabi-dan-bantahannya.html">bukti FPI wahabi dan bantahannya</a> </li>
<li> <a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/situs-situs-besar-wahabi-yang-mengaku.html">situs situs besar wahabi yang mengaku ahlus sunnah waljama'ah</a></li>
<li><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/04/forum-dakwah-islam.html">forum dakwah islam</a></li>
</ul></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6681825967316754184.post-11073469511418252032012-04-03T04:06:00.000-07:002012-12-11T06:30:33.343-08:00Forum dakwah islamassalamu'alaikum.wr.wb. buat saudara saudaraku seiman sefaham ahlus sunnah wal jama'ah,saya sekedar berbagi info dan pengelaman saya mengenai situs situs yang menyediakan forum dakwah islam atau artikel dakwah islam ternyata kebanyakan berfaham wahabi.<br />
maka dari itu berhati hatilah berkunjung kesitus situs dakwah islam atau membaca artikel dakwah islam.<br />
kaum wahabi sangatlah gencar mendakwahkan faham sesat mereka,karna selain faham mereka faham yang sesat yang memang gampang mempengaruhi tapi juga dakwah mereka diperkuat dengan adanya dana dari arab saudi yang jumlah nominalnya tidak sedikit.<br />
ditambah lagi dakwah mereka sudah terlanjur kuat terutama di internet dan buku buku terbitan sekarang yang sudah banyak dikosumsi oleh masyarakat umum.<br />
mohon info ini disebar luaskan kepada saudara saudara kita yang lain,agar mereka tidak terperosok kedalam lembah kesesatan kaum wahabi.<br />
terima kasih sudah berkunjung,wassalamu'alaikum.wr.wb.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6681825967316754184.post-70823443840384878692012-03-30T13:35:00.001-07:002012-12-11T06:32:56.617-08:00Situs situs Besar Wahabi yang Mengaku Ahlus sunnah wal jama'ah<b style="font-size: x-large;"><span style="color: purple;"><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/situs-situs-besar-wahabi-yang-mengaku.html" target="_blank">situs situs besar wahabi yang mengaku ahlus sunnah waljama'ah</a></span></b> <br />
assalamu'alaikum.wr.wb.sekedar berbagi info mengenai situs situs faham wahabi yang mengatas namakan islam ahlus sunnah waljama'ah.<br />
postingan ini akan saya update terus,jadi insya allah anda tidak akan ketinggalan info.<br />
adapun daftar situs situs yang berfaham wahabi namun mengatas namakan ahlus sunnah waljama'ah sebagai berikut:<br />
1. hidayatullah.com<br />
2. suara-islam.com<br />
3. arrahmah.com<br />
4. muslim.or.id<br />
5. eramuslim.com<br />
6. pesantrenvirtual.com<br />
<br />
situs situs diatas ini adalah situs besar dan sudah ramai pengunjungnya,namun ternyata nara sumber dan pemberi jawaban ditanya jawab situs situs diatas adalah orang orang yang berfaham wahabi.<br />
buat saudara saudara yang ingin menambahkan saya persilahkan.<br />
silahkan berkomentar agar nanti saya bisa menambahkannya di postingan ini.<br />
terima kasih wassalamu'alaikum.wr.wb.<br />
<span style="color: purple; font-size: large;"><b><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/situs-situs-besar-wahabi-yang-mengaku.html" target="_blank">situs situs besar wahabi yang mengaku ahlus sunnah waljama'ah</a></b></span>Unknownnoreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-6681825967316754184.post-78811308550848190892012-03-30T11:37:00.001-07:002012-12-11T06:37:56.301-08:00Bukti FPI wahabi dan bantahannyamasih mengenai FPI TERMASUK WAHABI<br />
saya coba mengunjungi situs resmi FPI dan alhamdulillah saya mendapat postingan bantahan mengenai Tuduhan terhadap FPI bahwa FPI BERALIRAN WAHABI.<br />
berikut ini adalah postingan yang ada disitus resmi FPI:<br />
<b>Sikap FPI Terhadap SYI\'AH Dan WAHABI</b><br />
<br />
<span style="color: #660000;"><b>Sehubungan dengan bermunculan beragam macam pertanyaan bahkan fitnah dan tuduhan dalam berbagai blog mau pun facebook di dunia maya tentang aqidah FPI, ditambah lagi banyaknya desakan dari berbagai pihak agar FPI menyampaikan sikapnya secara terbuka tentang SYI'AH dan WAHABI. Maka kami redaksi fpi.or.id berinisiatif untuk menukilkan pernyataan Ketua Umum FPI Habib Muhammad Rizieq Syihab, MA, saat DIKLAT Sehari FPI di akhir tahun 2009 yang lalu berkaitan dengan ASASI PEJUANGAN FPI yang terkait asas, aqidah, dan madzhab Organisasi.<br />
<br />
FPI adalah organisasi AMAR MA'RUF NAHI MUNKAR yang berasaskan ISLAM dan ber-aqidahkan AHLUS SUNNAH WAL JAMA'AH serta bermadzhab fiqih SYAFI'I. Jadi, FPI bukan SYI'AH atau pun WAHABI.<br />
<br />
SYI'AH<br />
<br />
Pandangan FPI terhadap SYI'AH sebagai berikut : FPI membagi Syi'ah dengan semua sektenya menjadi TIGA GOLONGAN ; Pertama, SYI'AH GHULAT yaitu Syi'ah yang menuhankan/menabikan Ali ibn Abi Thalib RA atau meyakini Al-Qur'an sudah di-TAHRIF (dirubah/ditambah/dikurangi), dan sebagainya dari berbagai keyakinan yang sudah menyimpang dari USHULUDDIN yang disepakati semua MADZHAB ISLAM. Syi'ah golongan ini adalah KAFIR dan wajib diperangi.<br />
<br />
Kedua, SYI'AH RAFIDHOH yaitu Syi'ah yang tidak berkeyakinan seperti Ghulat, tapi melakukan penghinaan/penistaan/pelecehan secara terbuka baik lisan atau pun tulisan terhadap para Sahabat Nabi SAW seperti Abu Bakar RA dan Umar RA atau terhadap para isteri Nabi SAW seperti 'Aisyah RA dan Hafshah RA. Syi'ah golongan ini SESAT, wajib dilawan dan diluruskan.<br />
<br />
Ketiga, SYI'AH MU'TADILAH yaitu Syi'ah yang tidak berkeyakinan Ghulat dan tidak bersikap Rafidhah, mereka hanya mengutamakan Ali RA di atas sahabat yang lain, dan lebih mengedapankan riwayat Ahlul Bait daripada riwayat yang lain, secara ZHOHIR mereka tetap menghormati para sahabat Nabi SAW, sedang BATHIN nya hanya Allah SWT Yang Maha Tahu, hanya saja mereka tidak segan-segan mengajukan kritik terhadap sejumlah sahabat secara ilmiah dan elegan. Syi'ah golongan inilah yang disebut oleh Prof. DR. Muhammad Sa'id Al-Buthi, Prof. DR. Yusuf Qardhawi, Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili, Mufti Mesir Syeikh Ali Jum'ah dan lainnya, sebagai salah satu Madzhab Islam yang diakui dan mesti dihormati. Syi'ah golongan ketiga ini mesti dihadapi dengan DA'WAH dan DIALOG bukan dimusuhi.<br />
<br />
WAHABI<br />
<br />
Ada pun Pandangan FPI terhadap WAHABI sebagai berikut : FPI membagi WAHABI dengan semua sektenya juga menjadi TIGA GOLONGAN ; Pertama, WAHABI TAKFIRI yaitu Wahabi yang mengkafirkan semua muslim yang tidak sepaham dengan mereka, juga menghalalkan darah sesama muslim, lalu bersikap MUJASSIM yaitu mensifatkan Allah SWT dengan sifat-sifat makhluq, dan sebagainya dari berbagai keyakinan yang sudah menyimpang dari USHULUDDIN yang disepakati semua MADZHAB ISLAM. Wahabi golongan ini KAFIR dan wajib diperangi.<br />
<br />
Kedua, WAHABI KHAWARIJ yaitu yang tidak berkeyakinan seperti Takfiri, tapi melakukan penghinaan/penistaan/pelecehan secara terbuka baik lisan mau pun tulisan terhadap para Ahlul Bait Nabi SAW seperti Ali RA, Fathimah RA, Al-Hasan RA dan Al-Husein RA mau pun 'Itrah/Dzuriyahnya. Wahabi golongan ini SESAT sehingga mesti dilawan dan diluruskan.<br />
<br />
Ketiga, WAHABI MU'TADIL yaitu mereka yang tidak berkeyakinan Takfiri dan tidak bersikap Khawarij, maka mereka termasuk MADZHAB ISLAM yang wajib dihormati dan dihargai serta disikapi dengan DA'WAH dan DIALOG dalam suasana persaudaraan Islam.<br />
<br />
Dengan demikian, FPI sangat MENGHARGAI PERBEDAAN, tapi FPI sangat MENENTANG PENYIMPANGAN. Oleh karena itu semua, FPI menyerukan kepada segenap Umat Islam agar menghentikan/membubarkan semua majelis/mimbar mana saja yang secara terbuka melecehkan/menghina/menistakan Ahlul Bait dan Shahabat Nabi SAW atau menyebarluaskan berbagai KESESATAN atau melakukan PENODAAN terhadap agama, lalu menyeret para pelakunya ke dalam proses hukum dengan tuntutan PENISTAAN AGAMA.</b></span><br />
tapi ini jawaban dari FPI sendiri,benar tidaknya saya juga tidak tahu.<br />
lain lagi yang saya baca disitus resmi NU disana ada pertanyaan pengunjung website NU yang menyatakan FPI membubarkan tahlilan.<br />
komentarnya sebagai berikut:<br />
<blockquote class="tr_bq">
apkh FPI termasuk wahabi?? ( rama ) Pada 26/03/2009 17:03 Menulis:<br />
apakah FPI adlh termsk WAHABI? klo bkn gol wahabi knp mrk melarang pelaksanaan Maulid Nabi di Baladewa, tanah tinggi,jakpus. Hingga akhirnya terlibat bentrok dg warga kampung serta merusak baliho?</blockquote>
anda bisa lihat langsung melalui url ini:<br />
http://www.nu.or.id/page/id/guestbook_list/224/224/guestbook.html.html <br />
untuk kebenarannya silahkan anda selidiki lebih lanjut,karna untuk sementara hanya ini yang saya ketahui.<br />
terima kasih sudah berkunjung.<br />
<div style="border: 1px solid #000; height: 100px; overflow: auto; padding: 10px; width: 100%px;">
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/jangan-jadikan-bidah-sebagai-alasan.html">Jangan Jadikan Bid'ah sebagai Alasan Perpecahan Ummat</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/tasbih-untuk-berdzikir.html">Tasbih untuk Berdzikir</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/mencium-tangan-kyai.html">Mencium Tangan Kyai</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/daftar-ustadz-ustadz-wahabi.html">daftar ustadz ustadz wahabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/surat-buat-nu.html">surat buat NU</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/sejarah-wahabi.html">sejarah wahabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/maulid-nabi.html">maulid nabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/dzikir-dan-syair-sebelum-shalat.html">Dzikir dan Syair sebelum Shalat</a><br />
<a href="http://bid%27ah%20hasanah%20para%20sahabat%20setelah%20rasulullah%20wafat/">Bid'ah Hasanah para Sahabat Setelah Rasulullah Wafat</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/penistaan-al-quran-doktor-uin-yogya.html">Penistaan Al Quran Doktor UIN Yogya</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/website-nu-meredupkan-nu.html">website nu meredupkan nu</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/maulid-nabi-sebuah-nikmat.html">Maulid Nabi Sebuah Nikmat</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/memuliakan-hari-kelahiran-nab.html">Memuliakan Hari Kelahiran Nabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/berziarah-ke-makam-nabi.html">Berziarah ke Makam nabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/kebodohan-dan-kesesatan-wahabi.html">kebodohan dan kesesatan wahabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/komunitas-blogger-muslim-aswaja.html">komunitas blogger muslim aswaja</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/bodohnya-kaum-wahabi.html">bodohnya kaum wahabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/kebohongan-mantan-kyai-nu-dan-kaum.html">kebohongan mantan kyai nu dan kaum wahabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/wahabi-andalkan-albani-almuhaddits.html">wahabi andalkan albani almuhaddits sembrono</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/benarkah-said-aqil-siradj-syiah.html">benarkah Said Aqil Siradj syi'ah</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/seharusnya-nu-menyediakan-tanya-jawab.html">seharusnya NU menyediakan tanya jawab</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/wahabi-berfatwa-untuk-menghancurkan.html">wahabi berfatwa untuk menghancurkan gereja</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/said-aqil-membela-syiah.html">said aqil membela syi'ah</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/fpi-termasuk-wahabi.html" target="_blank">FPI TERMASUK WAHABI</a> <br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/bukti-fpi-wahabi-dan-bantahannya.html" target="_blank">bukti FPI wahabi dan bantahannya</a></div>
Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6681825967316754184.post-34078742947766347022012-03-30T10:52:00.002-07:002012-12-11T06:40:18.051-08:00FPI TERMASUK WAHABI<span style="font-size: large;">masih seputar kabar,namun kali ini bukan mengenai said aqil tapi mengenai FPI yang katanya termasuk wahabi atau berfaham wahabi.</span><br />
<span style="font-size: large;">saya juga beberapa kali membaca postingan salah satu blogger "sayangnya saya lupa URLnya mungkin anda bisa cari di google dengan kata kunci <a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/fpi-termasuk-wahabi.html" target="_blank">FPI TERMASUK WAHABI</a> atau bisa menggunakan kata kunci yang hampir sama dengan yang saya sebut" bahwasanya <a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/fpi-termasuk-wahabi.html" target="_blank">FPI TERMASUK WAHABI</a>.</span><br />
<span style="font-size: large;">di situs lain saya juga pernah membaca bantahan kalau FPI tidak termasuk wahabi.</span><br />
<span style="font-size: large;">selain dari kabar ini saya juga pernah membaca postingan yang menyatakan kalau hizbut tahrir juga wahabi.</span><br />
<span style="font-size: large;">dilain situs saya juga membaca bahwasanya wahabi bukan hanya memperalat FPI dan HIZBUT TAHRIR tapi juga memperalat PKS.</span><br />
<span style="font-size: large;">untuk saat ini saya masih dalam usaha dalam mencari tahu pertanyaan pertanyaan diatas,namun alangkah baiknya kalau seandainya ada diantara saudara yang bisa berbagi info mengenai hal diatas.</span><br />
<span style="font-size: large;">jadi..saya persilahkan anda berkomentar.</span><br />
<span style="font-size: large;">baca kelanjutan artikel ini di </span><b><span style="font-size: large;"><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/bukti-fpi-wahabi-dan-bantahannya.html" target="_blank">bukti FPI wahabi dan bantahannya</a></span></b>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6681825967316754184.post-81732355050208957152012-03-30T09:57:00.002-07:002012-12-11T06:43:39.860-08:00Said Aqil Membela Syi'ahSaid Aqil Membela Syi'ah<br />
tak lama ini saya berkunjung ke situs hidayatullah,lagi lagi saya menemukan postingan mengenai ketua NU said aqil yang dikabarkan beraliran syi'ah karna mendukung syi'ah dengan menyatakan syi'ah tidak sesat.<br />
mengenai hal ini anda bisa baca postingan saya<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/benarkah-said-aqil-siradj-syiah.html#comment-form" target="_blank"> benarkah Said Aqil Siradj syi'ah</a><br />
sedangkan kabar yang ditulis website hidayatullah seperti dibawah ini:<br />
<br />
Hidayatullah.com—Sebuah lembaga peneliti masalah Syiah di Indonesia, Albayyinat, melalui Ketua bidang Organisasi Albayyinat, Habib Achmad Zein Alkaf, sangat terkejut dengan komentar Ketua Umum PBNU, Said Agil Siraj ketika menanggapi keterangan Menteri Agama berkaitan dengan aliran Syiah yang dinilai banyak ulama sebagai sesat. <br />
Dalam rilis pers yang dikirim ke redaksihidayatullah.com, ia sangat menyayangkan Said Aqil, yang dinilai membela Syiah, ketika umat Islam --terutama warga Nahdhiyyin—justru sedang bangun menghadapi Syiah.<br />
<br />
“Saya atas nama pribadi, sebagai warga Nahdhiyyin takut kalau ini dapat memicu ketidak percayaan umat terhadap pemimpinnya yang dinilai sudah jauh menyimpang dari apa yang sudah digariskan oleh pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asy’ari,” demikian pernyataannya yang dikirim ke redaksihidayatullah.com, Jumat (27/01/2012).<br />
<br />
Zein Alkaf juga mengatakan, sebelum ini rombongan beberapa ulama Jawa Timur telah mendatanginya di kantor PBNU dengan membawa sejumlah bukti dan fakta kesesatan Syiah. Tapi entah, pihak Said Aqil justru tidak hadir. Padahal menurutnya, acara tersebut telah dijadwalkan sebelumnya.<br />
<br />
“Terbukti ketika Ulama Jatim ke PBNU membawa “Fatwa MUI Jatim bahwa Syiah sesat”, dia tidak berani menemui para ulama, padahal acara tersebut sudah dijadwalkan sebelumnya, dan terbukti semua pengurus PBNU hadir,” demikian tulisnya lagi.<br />
<br />
Lebih jauh, menanggapi pernyataan Ketua Umum PBNU itu di website Tempo yang mengatakan ulama Sunni seperti Ibnu Hazm menilai Syiah itu Islam, Zein menilai Saiq Aqil telah berbohong. Karenanya, melalui Yayasannya Al Bayyinat, ia mendukung Menteri Agama (Menag) Suryadarma dan bersedia berdialog dengan pihak Aqil guna membahas kesesatan Syiah.<br />
<br />
“Kami Albayyinat siap berdialog dengan Said agil Siraj mengenai kesesatan Syiah. Dan dia telah berdusta atas nama Ibnu Khazm dan para ulama di Timur tengah.<br />
<br />
“Harapan kami semoga komentar ini sampai ke Menteri Agama dan Said Agil yang sudah berkali-kali kami himbau." tambahnya.<br />
<br />
Sebelumnya, seperti dikutip website <a href="http://www.tempo.co/read/news/2012/01/27/173379960/Said-Aqil-Syiah-Tidak-Sesat">Tempo</a> hari Jumat (27/01/2012), Said Aqil sempat mengatakan ajaran Syiah tidak sesat dan termasuk Islam seperti halnya Sunni.<br />
<br />
Seperti dikutip media tersebut Said mencontohkan di Universitas Islam mana pun Syiah tidak dianggap sesat, termasuk di almamaternya, Universitas Umm Al Quro di Arab Saudi. Ia juga sempat mengatakan ulama Sunni seperti Ibnu Khazm menilai Syiah itu Islam.<br />
sumber: <a href="http://hidayatullah.com/read/20866/27/01/2012/dinilai-berbohong,-albayyinat-ajak-said-aqil-dialog-bahas-syiah-.html" target="_blank">hidayatullah com</a><br />
<div>
<br /></div>
<div>
menanggapi kabar seperti ini memang kita tidak boleh cepat percaya,namun kok rasanya aneh ya kalau tudingan tudingan seperti ini tidak segera diluruskan oleh NU khususnya oleh k said aqil sendiri.</div>
<div>
mungkin ada diantara para nahdliyin ada yang bisa menjelaskan hal ini?</div>
<div>
tolong tinggalkan komentar anda.<br />
NB<br />
saya dengar dari sebagian blogger sunni dalam salah situs,bahwa hidayatullah.com beraliran wahabi.<br />
kalau hal itu benar,maka sudah seharusnya kita dan para warga nahdliyin tidak mempercayai kabar berita yang ada disana.<br />
apalagi mengenai NU "kabar buruk tentang NU"<br />
penghalang terkuat tersebarnya faham wahabi adalah NU,kalau NU bisa dirusak oleh wahabi maka faham faham sesat wahabi akan gampang menyebar dikalangan masyarakat umum.<br />
namun walaupun begitu,kita tidak boleh menutup mata dan berpangku tangan menanggapi kabar kabar buruk mengenai said aqil.<br />
buat para pembaca saya mohon masukannya dan pencerahannya.<br />
terima kasih sudah membaca postingan ini dan terima kasih banyak atas perhatiannya.</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6681825967316754184.post-48865125135775071292012-03-28T03:44:00.000-07:002012-03-28T03:44:02.612-07:00wahabi berfatwa untuk menghancurkan gereja<img src="http://rimanews.com/sites/default/files/imagecache/250x175/wahabi_0.jpg" /><br />
<br />
RIMANEWS - Dewan Ahlul Bait Sedunia mengutuk fatwa terbaru yang dikeluarkan oleh pejabat keagamaan Arab Saudi, yang menyerukan penghancuran semua gereja di Semenanjung Arab.<br />
<br />
Fatwa terakhir Mufti Agung Sheikh Abdulaziz bin Abdullah dikeluarkan sebagai respon terhadap keputusan parlemen Kuwait pekan lalu, yang melarang pembangunan gereja-gereja baru di negara itu.<br />
<br />
"Mengingat negara Teluk Persia kecil dan merupakan bagian dari Semenanjung Arab, maka perlu untuk menghancurkan semua gereja-gereja di wilayah itu," kata Sheikh Abdulaziz seperti dilaporkan media Arab.<br />
<br />
Dewan Ahlul Bait Sedunia dalam sebuah pernyataan pada Selasa (27/3) mengatakan, "Pertama-tama, Mufti Wahabi tidak mewakili Islam. Dunia harus tahu bahwa agama yang sekarang sedang dipublikasikan di Arab Saudi, bukan Islam yang sesungguhnya." <br />
<br />
Pernyataan itu menambahkan bahwa isi fatwa baru tersebut bertentangan dengan perintah Allah Swt serta sunnah Nabi Muhammad Saw dan keturunannya. Oleh karena itu, ditolak tidak hanya oleh komunitas Syiah, tetapi juga oleh Muslim Sunni.<br />
<br />
Dewan Itu mencatat bahwa sepanjang sejarahnya, Islam telah hidup berdampingan dengan umat Kristen dan Yahudi dan fatwa seperti itu tidak pernah dikeluarkan oleh Rasul Saw, keturunannya, dan khalifah Islam selanjutnya.<br />
<br />
"Selain Rasul Saw, keturunannya, dan para sahabat, juga tidak ada ulama yang pernah mengeluarkan fatwa seperti itu selama 1.400 tahun terakhir," tambahnya.<br />
<br />
"Karena itu, Mufti Agung Wahabi telah mengeluarkan fatwa di luar kerangka yurisprudensi Islam dan belum pernah dikeluarkan oleh pusat-pusat ilmiah besar umat Islam," tegas pernyataan itu.<br />
<br />
Menurut Dewan Ahlul Bait Sedunia, fatwa tersebut juga merupakan intervensi terang-terangan dalam urusan internal negara-negara Muslim lainnya, karena Mufti Saudi mengeluarkan fatwa tidak hanya terbatas untuk wilayah Saudi, tapi sudah termasuk Semenanjung Arab secara keseluruhan.<br />
<br />
Dewan Ahlul Bait Sedunia juga mengecam sikap bungkam para cendekiawan Muslim dalam menanggapi fatwa yang merusak citra Islam itu.<br />
<br />
"Bukankah ulama dari berbagai mazhab di Mesir, Irak, Tunisia, Suriah, Lebanon, Yaman, Jazirah Arab dan belahan dunia lain, seharusnya mereaksi fatwa yang memberikan gambaran tidak benar mengenai Islam di dunia?" tanyanya.<br />
<br />
Di akhir pernyataannya, Dewan Ahlul Bait Sedunia mengkritik organisasi internasional hak asasi manusia serta pemerintah Barat dan Kristen atas dukungan mereka terhadap radikalisme kelompok Wahabi.<br />
<div style="border: 1px solid #eee; height: 150px; overflow: auto; padding: 10px; width: 400px;"><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/jangan-jadikan-bidah-sebagai-alasan.html">Jangan Jadikan Bid'ah sebagai Alasan Perpecahan Ummat</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/tasbih-untuk-berdzikir.html">Tasbih untuk Berdzikir</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/mencium-tangan-kyai.html">Mencium Tangan Kyai</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/daftar-ustadz-ustadz-wahabi.html">daftar ustadz ustadz wahabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/surat-buat-nu.html">surat buat NU</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/sejarah-wahabi.html">sejarah wahabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/maulid-nabi.html">maulid nabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/dzikir-dan-syair-sebelum-shalat.html">Dzikir dan Syair sebelum Shalat</a><br />
<a href="http://bid%27ah%20hasanah%20para%20sahabat%20setelah%20rasulullah%20wafat/">Bid'ah Hasanah para Sahabat Setelah Rasulullah Wafat</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/penistaan-al-quran-doktor-uin-yogya.html">Penistaan Al Quran Doktor UIN Yogya</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/website-nu-meredupkan-nu.html">website nu meredupkan nu</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/maulid-nabi-sebuah-nikmat.html">Maulid Nabi Sebuah Nikmat</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/memuliakan-hari-kelahiran-nab.html">Memuliakan Hari Kelahiran Nabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/berziarah-ke-makam-nabi.html">Berziarah ke Makam nabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/kebodohan-dan-kesesatan-wahabi.html">kebodohan dan kesesatan wahabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/komunitas-blogger-muslim-aswaja.html">komunitas blogger muslim aswaja</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/bodohnya-kaum-wahabi.html">bodohnya kaum wahabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/kebohongan-mantan-kyai-nu-dan-kaum.html">kebohongan mantan kyai nu dan kaum wahabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/wahabi-andalkan-albani-almuhaddits.html">wahabi andalkan albani almuhaddits sembrono</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/benarkah-said-aqil-siradj-syiah.html">benarkah Said Aqil Siradj syi'ah</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/seharusnya-nu-menyediakan-tanya-jawab.html">seharusnya NU menyediakan tanya jawab</a> </div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6681825967316754184.post-519142522027247872012-03-21T10:41:00.000-07:002012-03-21T10:41:57.322-07:00definisi ahlus sunnah wal jama'ahdefinisi Ahlussunnah wal jama'ah ada dua bagian yaitu: definisi secara umum dan definisi secara khusus .<br />
* Definisi Aswaja Secara umum adalah : satu kelompok atau golongan yang senantiasa komitmen mengikuti sunnah Nabi SAW. Dan Thoriqoh para shabatnya dalam hal aqidah, amaliyah fisik ( fiqih) dan hakikat ( Tasawwuf dan Ahlaq ) .<br />
* Sedangkan definisi Aswaja secara khusus adalah : Golongan yang mempunyai I’tikad / keyakinan yang searah dengan keyakinan jamaah Asya’iroh dan Maturidiyah.<br />
<br />
Pada hakikatnya definisi Aswaja yang secara khusus bukan lain adalah merupakan juz dari definisi yang secara umum, karena pengertian Asya’iroh dan Ahlussunnah adalah golongan yang komitmen berpegang teguh pada ajaran Rasul dan para sahabat dalam hal aqidah. namun penamaan golongan Asya’iroh dengan nama Ahli sunnah Wa Al Jamaah hanyalah skedar memberikan nama juz dengan menggunakan namanya kulli.<br />
Syaih Al Baghdadi dalam kitabnya Al Farqu bainal Firoq mengatakan : pada zaman sekarang kita tidak menemukan satu golongan yang komitmen terhadap ajaran Nabi dan sahabat kecuali golongan Ahlussunnah wal jamaah. Bukan dari golongan Rafidah, khowarij, jahmiyah, najariyah, musbihah,ghulat,khululiyah, Wahabiyah dan yang lainnya. Beliau juga meyebutkan; bahwa elemen Alussunnah waljamaah terdiri dari para Imam ahli fiqih, Ulama’ Hadits, Tafsir, para zuhud sufiyah, ulama’ lughat dan ulama’-ulama’ lain yang berpegang teguh paa aqidah Ahli sunnah wal jamaah.<br />
secara ringkas bisa disimpulkan bahwa Ahlu sunnah wal jamaah adalah semua orang yang berjalan dan selalu menetapkan ajaran Rasulullah SAW dan para sahabat sebagai pijakan hukum baik dalam masalah aqidah, syari’ah dan tasawwuf.<br />
II. Pengertian Sunnah dan ajaran-ajarannya<br />
Kalimat Sunnah secara etimologi adalah Thoriqoh ( jalan ) meskipun tidak mendapatkan ridlo. Sedangan pengertian Sunnah secara terminlogi yaitu nama suatu jalan yang mendapakan ridlo yang telah ditempuh oleh Rasulullah SAW, para khulafa’ al Rosyidin dan Salaf Al Sholihin. Seperti yang telah disabdakan oleh Nabi :<br />
عَلَيكُمْ بِسُنَّتيِ وَسُنَّةِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ مِنْ بَعْدِي<br />
Ikutilah tindakanku dan tindakan para khlafaurrosyidin setelah wafatku.<br />
Sedangkan pengertian kalimat Jamaah adalah golongan dari orang-orang yang mempunyai keagungan dalam Islam dari kalangan para Sahabat, Tabi’in dan Atba’ Attabi’in dan segenap ulama’ salaf As solihin.<br />
Setiap ajaran yang berdasarkan pada Usul Al syari’ah dan Fur’nya dan pernah dikerjakan oleh para nabi dan Sahabat sudah barang tentu merupakan ajaran yang sesuai dengan aqidah ahli sunnah wa aal jamaah seperti : Shalat Tarawih, witir, baca shalawat, ziarah kubur, mendo’akan orang yang sudah mati dll.<br />
III. Definisi Bid’ah<br />
Bid’ah dalam ma’na terminologi ( Syara’) menurut syaih Zaruq dalam kitabnya Iddah Al Marid yaitu semua perkara baru dalam agama yang menyerupai salah satu dari bentuk ajaran agama namun sebenarnya bukan termasuk dari bagian agama, baik dilihat dari sisi bentuknya maupun dari sisi hakikatnya. Dan pekara tersebut berkesan seolah-olah bagian dari jaran Islam seperti : membaca ayat-ayat Al-Qur’an dan Shalat dengan diiringi alat-alat musik yang diharamkan, keyakinan kaum mu’tazilah, Qodariyah, Syi’ah, termasuk pula paham-paham liberal yang marak akhir-akhir ini. Karena berdasarkan pada Ayat Al-Qur’an :<br />
" وَمَا كَانَ صَلاَتُهُمْ عِنْدَ البَيْتِ الاَّ مُكاَءً وَتَصْدِيَةً " الانفال 35<br />
Sembahyang mereka di sekitar Baitullah itu, tidak lain hanyalah siulan dan tepukan tangan. Maka rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu. QS: Al Anfal 35<br />
Dan Hadits Nabi yang berbunyi:<br />
عن أم المؤمنين أم عبد الله عائشة رضي الله عنها قالت : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم :" مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ".<br />
Dari A’isyah RA. Rasulullah bersabda : barang siapa menciptakan hal baru dalam urusanku yang bukan termasuk dari golongan urusanku maka akan tertolak.<br />
HR. Bukhari dan Muslim<br />
<br />
Kalimat أحدث dalam Hadits diatas mengandung pengertian menciptakan dan membuat-buat suatu perkara yang didasari dari hawa nafsu. Sedangkan kalimat أمرنا mengandung suatu pengertian agama dan Syari’at yang telah di Ridlohi oleh Allah SWT.<br />
Rasulullah juga bersabda dalam sebuah Hadits :<br />
وروى مسلم في صحيحه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان يقول في خُطبَتِهِ : " خَيرُ الحَدِيثِ كِتَابُ اللهِ, وَخَيرُ الهَدىِ هُدَى مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم, وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا, وَكُلُّ مُحْدَثةٍ بِدعَةٌ, وَكُلُّ بِدعَةٍ ضَلَالَةٌ" ورواه البيهقي وفيه زيادة " وكل ضلالة في النار"<br />
Rosululloh bersabda: “ paling bagusnya Hadits adalah Kitabnya Allah, dan paling bagusnya petunjuk adalah petunjuk Rasulullah SAW, dan paling jeleknya perkara adalah semua perkara yang baru, dan setiap perkara yang baru adalah bid’ah, dan semua bid’ah itu sesat”. HR. Muslim dan juga diriwayatkan oleh Imam Baihaqi dengan tambahan kalimat “ setiap perkara sesat menempat dineraka” .<br />
<br />
Dari adanya dua Hadits diatas para ulama’ menjelaskan bahwa secara prinsip, bid’ah adalah berubahnya Suatu hukum yang disebabkan karena meyakini suatu perkara yang bukan merupakan bagian dari agama sebagai salah satu bagian dari agama, bukan berarti setiap perkara baru lantas dikategorikan bid’ah, karena banyak hal baru yang sesuai dengan Usul Al Syar’ah dan tidak dikategorikan bid’ah, atau hal-hal baru yang sesuai dengan Furu’ Al Syari’ah yang masih mungkin di tempuh dengan jalan Analogi atau qiyas sehingga tidak termasuk kategori Bid’ah . berarti tidak semua ritual yang baru serta-merta dikategorikan sebagai perbuatan bid’ah seperti ritual tahlil tujuh hari,40 hari dan seratus hari dari kematian mayat, ziarah kubur, tawassul, mendoakan orang mati dll.<br />
Imam Muhmmad Waliyuddin As Syabsiri dalam Syarah Arba’n Nawawi mengupas pengertian Hadits Nabi yang berbunyai :<br />
مَنْ أَحدَثَ حَدَثًا اَوْ آوَى مُحدثًا فَعَليهِ لَعْنَةُ اللهِ<br />
Barang siapa menciptakan perkara baru atau melindungi pencipta perkara baru mak dia berhak mendapatkan laknat Allah.<br />
Hadits tersebut diatas memasukkan berbagai bentuk bentuk bid’ah seper Aqad fasid, memberi hukum tanpa Ilmu, penyelewengan dan semua hal yang tidak sesuai dengan syari’at. Namun apabila perkara baru itu masih sesuai dengan qonun syari’at maka tidak termasuk kategori bid’ah seperti menulis mushaf, meluruskan madzhab, menulis ilmu nahwu ,Khisab dll.<br />
Syaih Izzuddin ibni Abdis Salam menggolongkan perkara baru ( Bid’ah ) menjadi lima hukum yaitu :<br />
1. Bid’ah wajib seperti : mempelajari ilmu nawu, dan lafad-lafad yang ghorib dalam Al-Qur’an dn Hadits dan semua disiplin ilmu yang menjadi perantara untuk memahami syari’at.<br />
2. Bid’ah Haram seperti : Faham Madzhab Qodariah, Jabariah dan Mujassimah.<br />
3. Bid’ah Sunnah Seperti : Mendirikan Pondok, Madrasah dan semua perbuatan baik yang tidak pernah ditemukan pada masa dahulu.<br />
4. Bid’ah Makruh Seperti : Menghias MAsjid dan Al-Qur’an.<br />
5. Bid’ah Mubah seperti : Mushofahah (Jabat tangan) setelah Shalat Subuh dan Ashar dll.<br />
IV. Kriteria penggolongan Bid’ah<br />
Dalam menggolongkan perkara baru yang menimbulkan konsekwensi hukum yang berbeda-beda, Ulama’ telah membuat tiga kriteria dalam persoalan ini .<br />
1. Jika perbuatan itu mempunyai dasar yang kuat berupa dalil-dalil syar’i, baik parsial ( juz’i ) atau umum, maka bukan tergolong bid’ah, dan jika tidak ada dalil yang dibuat sandaran, maka itulah bid’ah yang dilarang.<br />
2. Memperhatikan apa yang menjadi ajaran ulama’ salaf ( Ulama’ pada abad I,II dan III H , jika sudah diajarkan oleh mereka, atau memiliki landasan yang kuat dari ajaran kaidah yang mereka buat, maka perbuatan itu bukan tergolong Bid’ah.<br />
3. Dengan jalan Qiyas. Yakni mengukur perbuatan tersebut dengan beberapa amaliah yang telah ada hukumnya dari Nash Al-Qur’an dan Hadits. Apabila identik dengan perbuatan haram, maka perbuatan baru itu tergolong Bid’ah yang diharamkan. Apabila memiliki kemiripan dengan yang wajib, maka tergolong perbuatan baru yang wajib. Dan begitu seterusnya.<br />
V. Hal-hal baru yang tidak tergolong Bid’ah<br />
Dari pengertian Bid’ah diatas, memberikan suatu natijah atau kesimpulan bahwa ada sebagian amal Bid’ah yang sesuai dengan syari’at dan justru ada yang hukumnya sunnat dan fardlu kifayah. Oleh sebab itu Imam Syafi’i berkata :<br />
" ما أَحْدَثَ وَخَالَفَ كِتَابًا اَو سُنَّةً او إِجمَاعًا او أثرًا فهو البِدْعَةُ الضَّالَّةُ, وَمَا أحْدَثَ مِنَ الخَيرِ وَلَمْ يُخَالِفْ شَيئًا من ذلك فَهُوَ البِدْعَةُ المَحْمُودَةُ "<br />
“ Perkara baru yang tidak sesuai dengan Kitab Al-Qur’an, Sunnah, Ijma’ dan Atsar sahabat termasuk bid’ah yang sesat, dan perkara baru yang bagus dan tidak bertentangan dengan pedoman-pedoman tersebut maka termasuk Bid’ah yang terpuji “<br />
1. Ziarah kubur.<br />
Tidak diragukan sama sekali, bahwa hukum berziarah ke makam kerabat atau auliya’ adalah sunnah, dan hal ini telah disepakati oleh semua ulama’. Terdapat banyak Hadits yang menjelaskan kesunnahan ziarah kubur, diantaranya adalah :<br />
عن بريدة قال رسول الله صلى الله عليه وسلم " قَدْ كُنْتُ نَهَيتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ القُبُورِ فَقَدْ أُذِنَ لِمُحَمدٍ فيِ زِيَارةِ قَبرِ أُمِّهِ فَزُورُهَا فإنَّهَا تُذَكِّرُ الآخرةَ. رواه الترمذي<br />
“ dari Buraidah. Ia berkata: Rasulullah SAW bersabda “ saya pernah melarang kamu berziarah kubur, tetapi sekarang Muhammad telah diberi izin untuk berziarah kemakam ibunya. Maka sekarang berziarahlah ! karena perbuatan itu dapat mengingatkan kamu pada akhirat. HR. Al Thirmidzi<br />
Ziarah kubur juga sunnah mu'akkad dilakukan di makam Rasulullah SAW dan juga makam para nabi yang lain, bahkan ada sebagian ulama' yang mewajibkan ziarah kubur kemakam Rasulullah SAW bagi orang yang mendatangi kota madinah. Namun sebaiknya ketika seseorang hendak melakukan ziarah ke makam Rosul hendaklah niat ziarah ke masjid Nabawi dan setelah itu baru melaksanakan ziarah ke makam Rosul dengan cara mengucapakan kalimat " السَّلاَمُ عَلَيكَ يَا رَسُولَ الله " dengan sura pelan dan penuh tata karma. Tersebut dalam sebuah Hadits:<br />
مَنْ زَارَنِي بَعْدَ مَمَاتِي فَكَأَنَّمَا زَارَنِي فِي حَيَاتِي } رَوَاهُ الدَّارَقُطْنِيُّ ، وَابْنُ مَاجَهْ ،}<br />
Barang siapa berziarah padaku setelah wafatku, maka seakan akan dia berziarah padaku pada masa hidupku<br />
مَنْ زَارَ قَبْرِي وَجَبَتْ لهُ شَفَاعَتِي عن ابن عمر رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال :"Dari Ibnu Umar RA. Sesungguhnya Rasulullah bersabda : barang siapa berziarah kemakamku, maka pasti akan mendapatkan Syafa'at ( pertolongan ) ku" HR. Al Thobroni<br />
2.Tawassul.<br />
Kalimat Tawassul secara bahasa adalah upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT. Wasilah artinya adalah sesuatu yang dijadikan Allah SWT. Sebagai perantara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dan pintu menuju kebutuhan yang diinginkan. Allah SWT berfirman :<br />
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ وَجَاهِدُوا فِي سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ<br />
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.<br />
QS: Al Maidah : 35<br />
Dengan demikian, tawassul tidak lebih dari sekedar upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT, sedangkan wasilah adalah sebagai media dalam usaha tersebut. Tujuan utamanya tidak lain adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT, tidak ada sedikitpun keyakinan menyekutukan Allah SWT.( Syirik ).<br />
<br />
Kebolehan Tawassul juga telah disebutkan oleh Nabi dalam Haditsnya :<br />
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ," تَوَسَّلُوا بِي وَبِأَهْلِ بَيتيِ الىَ اللهِ فإنَّهُ لَا يُرَدُّ مُتَوَسِّلٌ بِنَا"<br />
" Rasulullah SAW bersabda : Bertawassullah kalian dengan aku dan dengan para keluargaku, sesungguhnya orang yang bertawassul dengan aku tidak akan ditolak"( HR.Ibnu Hibban )<br />
3. Tabarruk ( Mencari Berkah )<br />
Secara Etimologi kata berkah berarti tambah, berkembang. Selanjutnya kata barokah digunakan dalam pengertian bertambahnya kebaikan dan kenuliyaan. Jadi Barokah adalah rahasia dan pemberian Allah SWT yang dengannya akan bertambah amal- amal kebaikan., mengabulkan keinginan, menolak kejahatan dan membuka pintu menuju kebaikan dengan anugrah Allah SWT. Dari pengertian ini barokah adalah bagian dari rahmat dan anugerah Allah SWT. Allah SWT berfirman :<br />
وَجَعَلَنيِ مُبَارَكًا أَيْنَمَا كُنْتَ. مريم 31<br />
" Dan dia menjadikan aku seorang yang diberkati dimana saja aku berada " QS : maryam 31<br />
"رَحَمْةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ عَلَيكُم أَهلَ البَيتِ "هود 73<br />
" Rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlul bait !<br />
Para ulama' telah banyak membicarakan hukum mengambil barokah, dan berkesimpulan bahwa mengambil barokah dari orang , tempat atau benda hukumnya adalah boleh dengan syarat tidak dilakukan dengan cara-cara yang menyimpang syari'at Allah SWT.<br />
Berikut adalah dalil-dalil kebolehan mengambil berkah :<br />
وَقَالَ لَهُمْ نَبِيُّهُمْ إِنَّ آَيَةَ مُلْكِهِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ التَّابُوتُ فِيهِ سَكِينَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَبَقِيَّةٌ مِمَّا تَرَكَ آَلُ مُوسَى وَآَلُ هَارُونَ تَحْمِلُهُ الْمَلَائِكَةُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَةً لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ. البقرة 248<br />
Dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja, ialah kembalinya tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun; tabut itu dibawa malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang beriman.QS: Al-Baqarah 248<br />
عن ابن جدعان: قال ثابت لأنس رضي الله عنه : أَمَسَسْتَ النبيَ صلى الله عليه وسلم قال نَعَمْ فَقَبَّلَهَا . رواه البخاري<br />
" Dari Ibnu Jad'an, berkata Tsabit kepada Anas ra : Apakah tanganmu pernah menyentuh Nabi SAW ? Anas menjawab : ya, maka Tsabit menciumnya ". HR. Bukhori<br />
Diriwayatkan oleh Al Khotib dari Ali dari Maimun, berkata : aku mendengar Imam Syafi'I berkata : " sesungguhnya aku mengambil barokah dari Abu Khanifah dan aku mendatangi makamnya setiap hari, maka jika aku mempunyai hajat, aku shalat dua rakaat dan mendatangi makam Abu Hanifah lalu berdo'a meminta kepada Allah SWT. Tidak lama kemudian hajatku terpenuhi".<br />
Kesimpulannya, mengambil barokah dari orang-orang yang shaleh adalah perbuatan yang terpuji. Apa yang dilakukan oleh para sahabat Nabi serta pengukuhan dari Rasulullah SAW cukup untuk dijadikan sebagai dalil.<br />
<br />
4. Selamatan & Berdo'a untuk orang mati<br />
Ritual mendoakan orang mati sudah biasa dilakukan bahkan sudah menjadi adat orang jawa setiap kali ada salah satu keluarga yang meninggal mereka mengadakan selamatan dihari ke-7 atau ke-40 dari kematian keluarganya dengan mengundang tetangga setempat dan dimintai bantuan untuk membaca surat Yasin, Tahlil dan berdo'a untuk mayat.<br />
Hal tersebut diatas diperbolehkan menurut Syari'at, bahkan bagian dari amal ibadah yang pahalanya bisa sampai kepada yang meninggal. Bukankah bacaan Al-Qur'an, Tahlil dan bersedekah, menyajikan suguhan untuk para tamu adalah bagian dari amal Ibadah. Dalam sebuah Hadits dinyatakan :<br />
عَنْ أَنَسٍ رضي الله عنه, أَنَّ النَبِيَّ صلى عليه وسلم سُئِلَ فقال السَائِلُ يا رَسُوْلَ اللهِ إِنَّا نَتَصَدَّقُ عَنْ مَوتَانَا وَنَحُجُّ عَنهُمْ وَنَدْعُو لَهُمْ هَلْ يَصِلُ ذَلِكَ إِلَيْهِمْ ؟ قَالَ : نَعَمْ إنَّهُ لَيَصِلُ إِلَيْهِمْ وَإِنَّهُمْ لَيَفْرَحُونَ بِهِ كَمَا يَفْرَحُ أَحَدُكُمْ بالطَّبْقِ إذاَ أُهْدِيَ إِلَيْهِمْ. رواه ابو حفص العكبري<br />
Dari Anas ra. Sesungguhnya Rasulullah SAW ditanya seseorang: " wahai Rasulullah SAW, kami bersedekah dan berhaji yang pahalanya kami peruntukkan orang-orang kami yang telah meninggal dunia dan kami berdoa untuk merek, apakah pahalanya sampai pada mereka ? Rasulullah SAW menjawab : Iya, pahalanya betul-betul sampai kepada mereka dan mereka sangat merasa gembira sebagaimana kalian gembira apabila menerima hadiah. HR. Abu Khafs Al Akbari.<br />
VI. Sekilas Pembaharuan Agama<br />
Ketika keintelektualan lebih mengedepankan nafsu serta semangat yang menggebu-gebu dengan dalih memurnikan agama tanpa disertai dengan pemahaman agama secara benar, maka yang terjadi justru pembaharuan- pembaharuan yang menyimpang dari ajaran yang telah dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. pada pembahasan ini akan mengetengahkan pembaharu-pembaharu ( Mujaddid) Islam yang telah melakukan banyak penyimpangan dari ajaran Islam yang murni.<br />
1. Faham Ibnu Taimiyah<br />
Di akhir masa 600 H, muncullah seorang laki-laki yang jenius yang telah banyak menguasai berbagai jenis disiplin ilmu, dialah Taqiyuddin ahmad bin Abdul Hakim yang dikenal dengan nama Ibnu Taimiyah. Ia dilahirkan di desa Heran, sebuah desa kecil di Palestina. Ia hidup sezaman dengan Imam Nawawi salah satu ulama; terbesar madzhab Syafi'i.<br />
Ia merupakan sosok pribadi yang memiliki karakter pemberani, yang selalu mencurahkan segala sesuatu untuk madzhabnya, dengan keberanian yang ia miliki, ia telah menemukan hal baru yang sangat tabu dan jauh dari kebenaran, karena yang menjadi dasar pendiriannya ialah mengartikan ayat-ayat dan hadits-hadits nabi Muhammad yang berkaitan dengan sifat-sifat tuhan menurut arti lafadznya yang dlohir, yakni hanya secara harfiyah saja, oleh sebab itu menurut Ibnu Taimiyah " Tuhan itu memiliki muka, tangan, rusuk dan mata, duduk bersila, dating dan pergi, tuhan adalah cahaya langit dan bumi karena katanya semua itu disebut dalam Al Qur'an".<br />
Kontroversi yang ia ucapkan tidak hanya terbatas pada permasalahan ilmu kalam, melainkan juga menyinggung beberapa permasalahan ilmu fiqih :<br />
* Bepergian dengan tujuan ziarah ke makam Nabi Muhammad SAW setelah beliau wafat hukumnya maksiat<br />
* Talak tiga tidak terjadi ketika diucapkan dengan sekaligus ( hanya jatuh satu )<br />
* Seorang yang bersumpah akan mencerai istrinya , lalu ia melanggar sumpahnya, maka perceraian itu tidak terjadi.<br />
2. Faham Wahabi<br />
Pada pertengahan kurun ke 12 muncul seorang yang bernama Muhammad bin Abdul Wahab yang berdomisili di Najd yang termasuk kawasan Hijaz, ia dilahirkan pada tahun 1111 H, dan meninggal pada tahun 1207 H. pada mulanya ia memperdalam ilmu agama dari ulama'-ulama; ahli sunnah di makkah dan madinah termasuk diantaranya adalah syaih Muhammad Sulaiman Al Kurdi dan syaih Muhammad Hayyan Assindi, diantara guru yang pernah mengajarkan ilmu kepadanya, jauh sebelum ia membuat pergerakan telah berfirasat kalau disuatu hari nanti ia tergolong orang yang sesat dan menyesatkan, itupun akhirnya menjadi kenyataan, firasat ini juga dirasakan oleh ayah dan saudaranya ( Syeh Sulaiman ).<br />
Muhammad bin Abdul Wahab pada masa mudanya banyak membaca buku-buku karangan Ibnu Taimiyah dan pemuka-pemuka lain yang sesat, sehingga ahirnya membangun faham Wahabiyah yang terpusat ditanah Hijaz sebagai penerus tongkat estafet dari ajaran Ibnu Taimiyah, bahkan lebih extrim dan radikal daripada Ibnu Taimiyah sendiri, sebab ia sangat mudah memberikan label kafir kepada setiap orang yang tidak mau mengikuti fahamnya. Langkah yang ia tempuh dalam mengembangkan fahamnya ialah dengan memberikan tambahan- tambahan baru dari ajaran Ibnu Taimiyah yang semula dianutnya.<br />
* Poin-poin dasar faham wahabiyah<br />
1. Allah adalah suatu jisim yang memiliki wajah, tangan dan menempat sebagaimana mahluq juga sesekali naik dan turun ke bumi.<br />
2. Mengedapankan dalil Naqli daripada dalil aqli serta tidak memberikan ruang sedikitpun pada akal dalam hal-hal yang berkenaan dengan agama ( keyakinan)<br />
3. Mengingkari Ijma' ( Konsensus )<br />
4. Menolak Qiyas ( Analogi )<br />
5. Tidak memperbolehkan Taqlid kepada Ulama' Mujtahidin dan mengkufurkan kepada siapapun yang taqlid kepada mereka<br />
6. Mengkufurkan kepada ummat Islam yang tidak sefaham dengan ajarannya<br />
7. Melarang keras bertawassul kepada Allah melalui perantara para Naabi, Auliya' dan orang- orang sholeh<br />
8. Memvonis kafir kepada orang yang bersumpah dengan menyebut nama selain Allah<br />
9. menghukumi kafir kepada siapa saja yang bernadzar untuk selain Allah.<br />
10. Menghukumi kafir kepada secara muthlak kepada siapapun yang menyembelih disisi makam para nabi atau orang-orang Sholeh.<br />
<br />
Perkembangan ajaran Wahabiyah yang disinyalir melalui cendekiawan-cendekiawan pada akhirnya juga sampai di tanah air kita Indonesia, hal ini diawali dengan maraknya pergerakan-pergerakan diawal abad ke-20 yang bertopeng keagamaan.<br />
Diawali dengan terbentuknya organisasi Wathoniyah pada tahun 1908 M. kemudian disusul organisasi Serikat Islam pada tahun yang sama, hanya saja berkecimpung dalam masalah perdagangan. Dan puncaknya dibentuklah sebuah ormas pada tanggal 18 Desember 1912 oleh seorang cendekiawan yang berfaham Wahabi, kendati organisasi ini lebih berorientasi pada masalah social keagamaan, namun kelahirannya dibumi pertiwi ini menyebabkan keretakan diantara Muslim Indonesia yang pada umumnya berhaluan faham Ahli Sunnah Wal jamaah,<br />
Propaganda yang dilakukan oleh cendekiawan wahabi ialah dengan melakukan pendekatan pada masyarakat awam, setelah terpedaya kemudian mereka mengeluarkan trik-trik baru yang justru lebih berbahaya dampaknya, yaitu dengan menanamkan benih-benih permusuhan dan rasa sentiment pada para ulama' salaf dan golongan yang tidak sefaham dengan mereka.<br />
3. Faham Ahmadiyah<br />
Pendiri golongan ini bernama Mirza Ghulam Ahmad, ia dilahirkan didesa Qodliyan Punjab Pakistan pada tahun 1836 M. dia tidak hanya mengaku sebagai imam Mahdi yang ditunggu, Mujaddid dan juru selamat,tetapi stelah ia berumur 54 tahun ia memproklamirkan diri sebagai nabi yang paling akhir sesudah nabi Muhammad SAW dan benar-benar mendapatkan wahyu dari Allah SWT.<br />
Poin-Poin faham Ahmadiyah yang menyimpang dari Syari'at<br />
1. Mirza Ghulam Ahmad adalah nabi terahir<br />
2. Mirza Ghulam Ahmad adalah Isa yang dijanjikan.<br />
3. Syari'at Islam belum sempurna, tetapi disempurnakan oleh Syari'at Mirza Ghulam Ahmad.<br />
4. Jaringan Islam Liberal<br />
Belakangan ini gegap gempita pemikiran dan aliran yang muncul dikalangan Islam di Indonesia begitu deras, sehingga berimplikasi pada sebuah kebebasan yang seakan tak terbatas. Disana-sini bermunculan aliran dan sekte-sekte, termasuk salah satunya adalah Jaringan Islam Liberal ( JIL ).<br />
Sebagai komunitas yang berslogan " Menuju Islam yang ramah, toleran dan membebaskan " JIL hadir layaknya sebuah alternatif yang begitu intelektual dan cerdas. Mereka begitu Ofensif sehingga berhasil menciptakan jaringan dengan tidak kurang dari 51 koran dan membuat radio 68 Hyang beberapa acaranya dipancarluaskan oleh jaringan KBR 68 H diseluruh Indonesia. Maka tak heran apabila pemikiran-pemikirannya begitu kuat mempengaruhi ummat.<br />
Madzhab liberal merupakan aliran pemikiran Islam Indonesia yang menekankan pada kebebasan berfikir dan tidak lagi terikat dengan madzhab-madzhab pemikiran keagamaan ( terutama Islam ) pada umumnya, melampaui batas-batas cara berpikir sectarian organisasi dan politik. Bagi Madzhab liberal, yang paling penting adalah perlunya tradisi kritis dan perlunya Dekonstruksi atas pemahaman lama yang telah berkembang ratusan tahun. Islam seharusnya difahami secara modern dan rasional, karena Islam merupakan agama yang rasional dan mengutamakan rasionalitas yang dalam bentuk konkritnya berupa Ijtihad. Islam harus dipahami secara kontekstual, progressif dan emansipatoris. Dengan pemahaman seperti ini maka Islam akan mengalami kemajuan, bukannya kemunduran.<br />
VII. Metode Pembentengan Aqidah Ahlu Sunnah Wal Jamaah<br />
Dalam membentengi aqidah Ahlus Sunnah wal jamaah agar tetap eksis dan menjadi panutan masyarakat, tentunya perlu diterapkan metode yang jitu dan tidak terkesan radikal. Upaya penyampaian tentang pentingnya mempertahankan aqidah ahli sunnah wal jamaah bisa ditempuh dengan berbagai macam cara, seperti memberikan pemahaman yang mendalam tentang hakikat aswaja dan bahayanya mengikuti faham- faham sesat yang banyak bermunculan melalui pertemuan- pertemuan khusus atau melalui majelis Dzikir, ketika Masyarakat berkumpul di Masjid untuk melaksanakan Shalat atau pengajian dan berbagai moment keagamaan lainnya.<br />
Islam mengajarkan pada penganutnya untuk berda'wah dan mengajak sesama menuju kejalan yang benar dengan cara-cara yang terpuji, hal itu telah diuraikan dalam Al-Qur'an dan Hadits. Seperti halnya ajaran tentang mengajak masuk Islam dengan hikmah atau dalil dan hujjah juga dengan mau'idlah yang ada dalam ayat Al-Qur'an, dan hal itu tentu harus dengan menggunakan adab dan tata karma yang baik. Karena agama Islam identik dengan nasihat yang halus dan jauh dari kekerasan.<br />
Banyak media yang bisa kita gunakan untuk menyampaikan nilai-nilai Aswaja kepada masyarakat luas yang selama ini masih minim dipraktekkan sebab kurangnya rasa peduli dari para nahdliyin.<br />
Pengoptimalan Fungsi Masjid<br />
Sebenarnya fungsi asal dibangunnya masjid selain untuk shalat seperti yang telah dijelaskan oleh Imam Samarqondi adalah sebagai tempat untuk Dzikir, Takbir, Tahlil, Menyiarkan Islam dan menjauhkan dari perbuatan syirik. Oleh sebab itu sudah saatnya para Ta'mir masjid dan pemuka agama mengaplikasikan fungsi- fungsi tersebut dengan mengadakan Khalaqah diwaktu-waktu tertentu untuk menyampaikan nilai-nilai faham Aswaja dengan tujuan menyelamatkan masyarakat dari pengaruh faham yang sesat dan menyesatkan.<br />
Oleh karenanya pengoptimalan fungsi masjid dengan cara digunakan sebagai media penyampaian aqidah yang tegak sangat mutlaq diperlukan dizaman sekarang, mengingat bahayanya faham-faham baru yang berkedok Islam namun jauh melenceng dari nilai-nilai Islam secara sempurna.<br />
Apabila upaya pengoptimalan tersebut telah kita lakukan, sedikit banyak masyarakat akan faham tentang Aswaja dan bahaya akiran-aliran sesat. Dan masjid yang kita miliki semakin tampak manfaat dan fungsi-fungsinya. Jangan sampai Masjid yang kita rawat dan kita tempati sehari-hari diambil alih oleh golongan- golongan yang tidak bertanggung jawab seperti yang telah diberitakan dalam sebuah situs NU Online yaitu :<br />
Kehidupan beragama di Indonesia semakin tidak aman. Sekelompok orang yang mengatasnamakan Islam telah serampangan mengambil alih masjid-masjid milik warga (Nahdlatul Ulama) NU dengan alasan bid’ah dan beraliran sesat.<br />
Allah SWT berfirman dalam Al Qur'an :<br />
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ. النحل 125<br />
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. "QS: An Nahl 125<br />
فَقُولاَ لَهُ قَوْلاً لَّيّناً لَّعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى طه : 44 <br />
maka berbicaralah kamu berdua ( Musa dan Harun ) kepadanya( Fir'aun ) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut." QS : Thaha 44<br />
وَقُولُواْ لِلنَّاسِ حُسْنًا البقرة 83<br />
serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia." QS : Al Baqarah 83<br />
Ayat-ayat diatas menjelaskan pada Ummat Islam bahwa ajakan menuju jalan Allah yang oleh ulama' ditafsiri dengan Agama Islam harus dengan menggunakan Hikmah, dan hikmah yang dimaksud dalam ayat tersebut diatas oleh ulama ditafsiri dengan burhan (dalil) atau hujjah, Allah juga memerintahkan untuk mengajak dengan Mau'idlah atau peringatan yang bagus.<br />
Dalam surat Thaha diatas Allah memerintahkan pada nabi Musa dan Harus AS. Untuk bertutur kata yang halus kepada Fir'aun, agar Fir'aun bisa sadar atau takut kepada Allah. Sampai selentur itu ajaran Allah untuk berda'wah, padahal kita ketahui bersama bagaimana kekejaman dan kerasnya fir'aun dalam menentang agama Allah SWT.<br />
<div style="border: 1px solid #eee; height: 150px; overflow: auto; padding: 10px; width: 400px;"><br />
sumber artikel<br />
<a href="http://mughits-sumberilmu.blogspot.com/" target="_blank">sumber ilmu</a><br />
<a href="http://mughits-sumberilmu.blogspot.com/2012/03/definisi-ahlus-sunnah-wal-jamaah.html">definisi ahlus sunnah wal jama'ah</a><br />
artikel lainnya:<br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/jangan-jadikan-bidah-sebagai-alasan.html">Jangan Jadikan Bid'ah sebagai Alasan Perpecahan Ummat</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/tasbih-untuk-berdzikir.html">Tasbih untuk Berdzikir</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/mencium-tangan-kyai.html">Mencium Tangan Kyai</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/daftar-ustadz-ustadz-wahabi.html">daftar ustadz ustadz wahabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/surat-buat-nu.html">surat buat NU</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/sejarah-wahabi.html">sejarah wahabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/maulid-nabi.html">maulid nabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/dzikir-dan-syair-sebelum-shalat.html">Dzikir dan Syair sebelum Shalat</a><br />
<a href="http://bid%27ah%20hasanah%20para%20sahabat%20setelah%20rasulullah%20wafat/">Bid'ah Hasanah para Sahabat Setelah Rasulullah Wafat</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/penistaan-al-quran-doktor-uin-yogya.html">Penistaan Al Quran Doktor UIN Yogya</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/website-nu-meredupkan-nu.html">website nu meredupkan nu</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/maulid-nabi-sebuah-nikmat.html">Maulid Nabi Sebuah Nikmat</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/memuliakan-hari-kelahiran-nab.html">Memuliakan Hari Kelahiran Nabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/berziarah-ke-makam-nabi.html">Berziarah ke Makam nabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/kebodohan-dan-kesesatan-wahabi.html">kebodohan dan kesesatan wahabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/komunitas-blogger-muslim-aswaja.html">komunitas blogger muslim aswaja</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/bodohnya-kaum-wahabi.html">bodohnya kaum wahabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/kebohongan-mantan-kyai-nu-dan-kaum.html">kebohongan mantan kyai nu dan kaum wahabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/wahabi-andalkan-albani-almuhaddits.html">wahabi andalkan albani almuhaddits sembrono</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/benarkah-said-aqil-siradj-syiah.html">benarkah Said Aqil Siradj syi'ah</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/seharusnya-nu-menyediakan-tanya-jawab.html">seharusnya NU menyediakan tanya jawab</a><br />
</div>Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6681825967316754184.post-45974727690764998282012-03-19T11:02:00.001-07:002012-12-11T06:50:47.072-08:00Benarkah Said Aqil Siradj syi'ah<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
kabar terbaru yang saya jumpai disalah satu situs mengenai NU adalah tentang Ketua Umum : Dr KH Said Aqil Siradj, MA yang dituding termasuk atau berfaham syi'ah rofidlah.<br />
mengenai hal ini saya tidak tahu pasti,saya mencari tahu kesana dan kesini namun hasilnya masih nihil,bantahan dari NU sendiri belum saya dapatkan,tapi begini ini wajar kok(nu kan slalu lambat hehehe..)<br />
saya berharap postingan saya ini segera dibaca oleh pengurus NU dan memberikan penjelasan tentang postingan yang saya maksud.<br />
adapun postingan yang maksud adalah sebagai berikut:<br />
<br />
<div style="border: 1px solid #eee; height: 300px; overflow: auto; padding: 10px; width: 100%px;">
<br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><strong>PENGANTAR PENERBIT</strong></span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: right;">
<span style="font-size: x-small;">الحَمدُ لله ربِّ العاَلمين، والصَّلاةُ والسَّلامُ على أشْرفِ الأنبيَاءِ والمرُسَلين، سيّدِنا ومَولانا محمَّدٍ وعلى آلهِ وصَحْبهِ أجمَعين. أما بعد:</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Buku yang kami terbitkan ini adalah kumpulan dari dua makalah KH. Abdul Hamid Baidlowi yang disampaikan pada acara pertemuan Ulama dan Habaib di Pondok Pesantren Ath-Thohiriyyah Jakarta pada tanggal 14 Rojab 1416 H/ 7 Desember 1995 M. yang berjudul: <em>"Kritik Terhadap Gus Dur dan Sa'id Aqil"</em> dan makalah beliau yang berjudul: <em>"Menyiasati Bahaya Syi'ah di Kalangan Nahdlatul Ulama di penghujung Abad Ini" </em>yang disampaikan pada acara sarasehan IPNU-IPPNU cabang Jombang pada tanggal 1 Shafar 1417 H/ 17 Juni 1996 M.</span></div>
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6681825967316754184" name="more" style="background-color: white; color: #004276; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; text-align: justify; text-decoration: none;"></a><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Makalah tersebut hadir disaat umat Islam mulai resah atas bahaya pemikiran Gus-Dur yang pada saat itu berkapasitas sebagai Ketua Umum organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama, dan membongkar kerancauan ideologi Syi'ah Rafidloh yang dipasarkan lewat pemikiran Said Aqil Siradj yang pada saat itu menjabat Katib Am Nahdlatul Ulama. Mereka mencoba menyesatkan umat Islam dari ajaran yang benar, ajaran yang bertentangan dengan nash-nash al-Quran, Sunnah Rasul dan ajaran-ajaran Salafussholih.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Semoga dengan hadirnya buku ini, dapat memberikan manfaat untuk kita dalam rangka ikut andil membentengi aqidah umat Islam dari faham-faham sesat dan dari segala bentuk kesesatan berfikir yang berupaya menghancurkan agama Islam. Semoga Allah SWT selalu melindungi kita, amin.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><strong>KRITIK TERHADAP SA'ID AQIL</strong></span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Segala puji bagi Allah SWT, semoga kita dalam rahmat dan lindungan-Nya, shalawat dan salam semoga bertaburan di pusara Nabi Muhammad SAW dan berhembus kepada keluarga dan shahabat Nabi.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Yang terhomat shahibul bait KH Thohir Rokhili, pengasuh Pondok Pesantren at-Thohiriyyah Jakarta.<br />
Yang terhomat KH. Yusuf Hasyim.<br />
Yang terhomat para ulama dan pejabat pemerintah sipil maupun militer .<br />
Serta hadirin semua yang saya hormati.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Sesungguhnya kritikan, kecaman, penghinaan terhadap Khalifah Utsman RA itu semenjak dulu sudah dilakukan oleh golongan Saba'iyah di bawah pimpinan Abdullah bin Saba' dan golongan Syi'ah. Apalagi Sa'id Aqil mengatakan dalam makalahnya: bahwa Abdullah bin Saba' adalah tidak hanya dibuat kambing hitam oleh sejarah atas dasar keterangan dari Dr. Thoha Husain dll-nya.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Padahal sebenarnya pegingkaran terhadap keberadaan Abdullah bin Saba' tak ubahnya sama dengan mengingkari wujudnya matahari, tak seorangpun ahli sejarah masa lalu baik dari kalangan Syi'ah atau Ahlussunnah wal Jama'ah mengingkari kehadiran Abdullah bin Saba' dalam proses sejarah yang panjang. Siapakah yang lebih tahu tentang hakikat keberadan Ibnu Saba', apakah ulama masa lalu atau masa kini yang lebih tahu? Bukankah ulama' Syi'ah sendiri yang namanya Abu Ishaq bin Muhammad Ats-tsaqofi Al-kufi telah mengakui adanya Abdullah bin Saba', sebagaimana dijelaskan dalam kitabnya<em>al-Ghaarat</em> jilid 1 halaman 302-303, kitab ini ditulis pada tahun 250 H dan <em>an-Naubakhti</em> wafat tahun 288 H dalam kitabnya <em>Firoqus Syi'ah</em>, kemudian disusul oleh Ibnu Abil Khadid dalam <em>Nahjul Balaqhoh</em>-nya dan <em>al-Hulli</em> dalam Khulashohnya dan kitab-kitab yang lain, demikian pula dari kalangan Ahlussunnah wal Jama'ah diantaranya adalah <em>ath-Thobari</em>, Ibnul Atsir, Ibnu Katsir, Ibnu Kholdun dan banyak lagi yang lain. Paham pengingkaran atas adanya Ibnu Saba' adalah upaya jaringan-jaringan Yahudi dalam rangka melepaskan diri dari keterlibatannya sebagai pelopor penghancuran terhadap Islam dan umat Islam.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Para ulama dan hadirin yang saya hormati, karena waktu sangat terbatas, kiranya tidak patut jika saya memperpanjang pembahasan pokok makalah, tetapi hanya sebagian yang penting yang insya Allah akan saya sampaikan, maka saya akan mencoba menolak fitnah yang dialamatkan kepada sayyidina Utsman dan shahabat Marwan bin Hakam dan Amar bin Yasir.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Marilah kita simak bersama, apakah kecaman dan hinaan terhadap khalifah Utsman itu benar? Apakah benar khalifah Utsman membagi-bagikan pengurusan wilayah-wilayah kepada keluarganya? Ataukah tuduhan dan kecaman itu sekedar buatan kaum Saba'iyah yang mereka ada-adakan guna mendorong orang lain untuk beroposisi yang kemudian memberontak dan selanjutnya membunuh khalifah?</span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Ahli sejarah kaum Syi'ah al-Ya'qubi menyatakan: bahwa khalifah Utsman dibenci orang adalah karena mengutamakan keluarga dalam pengangkatan Gubenur wilayah, kemudian Al-Ya'qubi sendiri membuat perincian wilayah-wilayah dengan Gubenur masing-masing, dan ternyata dapat kita lihat bahwa sebagian besar yang diangkat oleh khalifah Utsman adalah bukan dari keluarga khalifah Utsman, maka marilah kita lihat keterangan Al-Ya'qubi di bawah ini sebagai berikut:</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<ol style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin-bottom: 20px; margin-left: 30px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<li style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span style="font-size: x-small;">Ya'la bin Mun-yah at-Tamimi untuk Yaman.</span></li>
<li style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span style="font-size: x-small;">Abdullah bin Amr al-Hadlromi untuk Makkah .</span></li>
<li style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span style="font-size: x-small;">Jarir bin Abdullah al-Bajali untuk Hamdan .</span></li>
<li style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span style="font-size: x-small;">Al-Qosim bin Robi'ah ats-Tsaqofi untuk Thoif.</span></li>
<li style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span style="font-size: x-small;">Abu Musa al-Asy'ari untuk Kufah.</span></li>
<li style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span style="font-size: x-small;">Abdullah bin 'Amir bin Kariz untuk Bashrah.</span></li>
<li style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span style="font-size: x-small;">Abdullah bin Sa'ad bin Abi Saroh untuk Mesir.</span></li>
<li style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span style="font-size: x-small;">Mu'awiyyah bin Abi Sofyan di Syam.</span></li>
</ol>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Sejarawan terkenal ath-Thobari dan Ibnul Atsir menambahkan nama-nama Gubernur untuk daerah lainnya serta para pemangku jabatan tinggi Negara yang diangkat oleh khalifah Utsman RA sebagai berikut:</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<ol style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin-bottom: 20px; margin-left: 30px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<li style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span style="font-size: x-small;">Untuk Hims Abdurrahman bin Kholid bin Walid.</span></li>
<li style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span style="font-size: x-small;">Untuk Qinnasrin Habib bin Maslamah.</span></li>
<li style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span style="font-size: x-small;">Untuk Palestina 'Alqomah bin Hakim al-Kanani</span></li>
<li style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span style="font-size: x-small;">Untuk Yordania Abul A'war as-Salami.</span></li>
<li style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span style="font-size: x-small;">Untuk Laut Merah Utara Abdullah bin Qois al-Fazari.</span></li>
<li style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span style="font-size: x-small;">Untuk Azerbajian al-Asy'ats bin Qois al-Kindi.</span></li>
<li style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span style="font-size: x-small;">Untuk Hulwan Utaibah bin an-Nahhas.</span></li>
<li style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span style="font-size: x-small;">Untuk Mah Malik bin Habib.</span></li>
<li style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span style="font-size: x-small;">Untuk Roy Sa'id bin Qois.</span></li>
<li style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span style="font-size: x-small;">Untuk Asbahan as-Saib bin Aqra'.</span></li>
<li style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span style="font-size: x-small;">Untuk Masabdzan Hubaisy.</span></li>
<li style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span style="font-size: x-small;">Untuk Qorqisia Jarir bin Abdullah.</span></li>
</ol>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;">Kemudian jabatan tinggi Negara yang lain adalah:</span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<ol style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin-bottom: 20px; margin-left: 30px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<li style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span style="font-size: x-small;">Pengadilan: Zaid bin Tsabit</span></li>
<li style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span style="font-size: x-small;">Baitul mal : 'Uqbah bin Amir</span></li>
<li style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span style="font-size: x-small;">Urusan jizyah dan pajak: Jabir bin Fulan al-Mazani</span></li>
<li style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span style="font-size: x-small;">Pertahanan dan peperangan: al-Qo'qo' bin 'Amr</span></li>
<li style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span style="font-size: x-small;">Pimpinan haji : Abdullah bin Abbas.</span></li>
<li style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span style="font-size: x-small;">Kepala polisi : Abdullah Qunfudz</span></li>
</ol>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Jadi hanya tiga keluarga Utsman yang menjadi Gubernur dari 20 Gubernur dan 6 jabatan tinggi Negara, itu saja hanya dua Gubernur yang dilantik oleh khalifah Utsman, yaitu yang untuk Bashroh dan Mesir, sedang yang satu yaitu untuk Muawiyyah di Syam dilantik oleh khalifah sebelum Sayyidina Utsman menjabat sebagai khalifah.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Kemudian apakah pengangkatan dua Gubernur itu cukup menjadi alasan untuk mencela dan mengecam kepada khalifah Utsman? Sebagaimana dilakukan oleh golongan Saba'iyah, Syi'ah, dan Sa'id Aqil serta orang yang mengikutinya, mengekor mereka. Apakah haram menurut syari'ah seorang khalifah mengangkat salah satu keluarga yang dipandang ahli dalam jabatannya, hanya karena ia salah satu dari keluarganya? Jawabanya hanyalah satu, <em>"tidak haram".</em></span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"> Jika hal itu dapat dijadikan alasan untuk mengecam khalifah Utsman, mengapa kaum Syi'ah dan penulis makalah diam membisu tanpa komentar apalagi mengecam ketika khalifah Ali mengangkat Qustam bin Abbas (pernah menjabat pimpinan haji tahun 37 H) sebagai Gubernur di Makkah, dan mengangkat Abdullah bin Abbas sebagai Gubernur di Yaman (al-Ya'qubi juz 2 halaman 179), dan Muhammad bin Abu Bakar (anak tiri Sayyidina Ali) untuk Mesir, Ya'ad Ibnu Hubairoh (putra saudara perempuan sayyidina Ali bin Abi Thalib yang bernama Ummu Hani') sebagai Gubernur di Kharasa, dan mengangkat Muhammad Ibnu Hanafiyah sebagai panglima. Mengapa kalian diam membisu, padahal khalifah Ali banyak mengangkat keluarganya?.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"><br />
</span><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Dengan penjelasan-penjelasan tersebut di atas, maka keterangan dan memutarbalikkan fakta yang dipropagandakan lingkaran setan yang dibuat oleh mereka, mereka adalah bohong dan dusta serta merupakan fitnah yang keji terhadap khalifah Utsman RA.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Marwan bin Hakam RA: ia adalah sasaran kecaman dan pusat caci maki yang dilontarkan oleh golongan Saba'iyah dan Syi'ah. Tuduhan dan kecaman yang paling bayak dilontarkan kepadanya antara lain: diangkatnya Marwan bin Hakam oleh khalifah Utsman sebagai sekretarisnya, penguasa seperlima harta rampasan perang di Afrika, surat Marwan bin Hakam yang isinya perintah untuk membunuh pemberontak yang dari Mesir, dan dikembalikannya Marwan bin Hakam ke Madinah dari tempat pembuangan di Thoif oleh khalifah Utsman.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Saya insya Allah dalam pertemuan hari ini akan memberikan jawaban satu persatu berdasarkan dari keterangan-keterangan ulama: tentang perizinan bagi Marwan bin Hakam meninggalkan tempat pembuangannya di Thoif, kemudian pindah ke Madinah. Maka hal itu sepanjang kenyataanya: bahwa Nabi Muhammad SAW pada saat-saat terakhir telah mengizinkan kembalinya shahabat Marwan ke Madinah atas usul permohonan sayyidina Utsman, namun beliau mendadak wafat sebelum terlaksana pemindahan Marwan ke Madinah. Perizinan itu didengar dan diterima langsung oleh sayyidina Utsman.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"> Jikalau pada saat sayyidina Abu Bakar menjadi khalifah menolak kembalinya Marwan ke Madinah demikian pula khalifah Umar, maka hal itu sesuai dengan ketentuan syariat Islam: bahwa kesaksian satu orang itu tidak diterima. Tetapi pada saat sayyidina Utsman menjabat sebagai khalifah dan beliau yakin sepenuhnya bahwa perizinan itu sungguh telah diberikan oleh Nabi Muhammad SAW, maka khalifah Utsman melaksanakan (artinya beliau tidak salah), (dari kitab ath-Thobari fi Manaqibil 'Asyroh).</span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Tentang harta rampasan perang di Afrika yang dikatakan dijual dengan harga tidak layak kepada shahabat Marwan bin Hakam yakni sejumlah 500.000 dinar, maka sebenarnya adalah sebagai berikut: Dari rampasan perang yang bersifat emas, perak, mata uang, panglima Abdullah bin Abi Saroh mengeluarkan <em>khumus</em> (seperlima) yaitu sebesar 500.000 dinar, karena <em>khumus</em> merupakan hak baitul mal, maka jumlah itu dikirimkan panglima kepada khalifah Utsman di Madinah. Kemudian khalifah menyerahkan kepada baitul mal. Masih adalagi khumus dari harta rampasan perang yakni seperlima dari peralatan dan seperlima dari jumlah ternak hewan. Maka jumlah seperlima dari jumlah benda dan ternak itu sulit diangkut karena jauhnya jarak, maka jumlah itulah yang dijual pada shahabat Marwan bin Hakam dengan harga 100.000 dirham, dan merupakan hak baitul mal di Madinah, kemudian empat seperlima dari harta rampasan perang itu dibagi-bagikan kepada anggota pasukan yang ikut dalam perang, karena itu adalah hak mereka.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Tentang surat Ibnu Khaldun mengatakan, mereka (kaum pemberontak dari Kufah, Bashrah, Mesir) berangkat meninggalkan Madinah tetapi tidak lama kemudian mereka kembali lagi dengan membawa surat yang dipalsukan yang mereka katakan: bahwa mereka mendapatkannya dari tangan pembawanya untuk di sampaikan kepada Gubernur Mesir, sedang surat itu berisikan perintah membunuh pemberontak. Khalifah Utsman bersumpah ia tidak tahu-menahu tentang surat yang dimaksud, mereka berkata kepada khalifah: berilah kuasa kepada kami untuk bertindak terhadap Marwan bin Hakam, sebab ia adalah sekretaris Anda. Tetapi Marwan bersumpah bahwa ia tidak melakukannya, ia berkata: tidak ada dalam hukum Lebih dari pada ucapan saya (Ibnu Khaldun hal 135).</span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Jauh sebelum itu, sayyidina Ali telah mengatakan: bahwa surat itu hanya karangan belaka yang diada-adakan, beliau mengatakan: bagaimana kalian wahai ahli Kufah dan ahli Basroh dapat mengetahui apa yang dialami ahli Mesir, padahal kalian telah menempuh jarak beberapa marhalah dalam perjalanan pulang, tetapi kemudian kalian berbalik menuju Madinah, demi Allah persengkokolan ini diputuskan di Madinah, mereka menjawab: terserah bagaimana kalian menanggapi, kami tidak membutuhkan orang itu biarkanlah ia meninggalkan kami (Ath-Thabari juz 11 hal 150).</span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Sedangkan analisisnya apakah mungkin orang seperti shahabat Marwan bin Hakam menjadi sekretaris khalifah Utsman jika dianggap orang yang tidak baik tanpa mendapat reaksi tokoh-tokoh shahabat, seperti sayyidina Ali bin Abi Tholib pahlawan perang Khaibar, Sa'ad bin Abi Waqqos, penakluk Persia termasuk sepuluh orang yang dijamin masuk surga, Tolhah Ibnu Ubaidillah yang menjadi perisai Rasulullah SAW di perang Uhud dan lain-lainnya, jawabannya: tidak mungkin. Padahal kenyataan sejarah membuktikan mereka tokoh-tokoh shahabat sama sekali tidak memberikan reaksi bahkan tidak protes sama sekali.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Oleh karena itu cerita buruk tentang shahabat Marwan bin Hakam adalah Isu, fitnah yang di hembuskan oleh kaum Saba'iyah dan Syi'ah. Bukankah Romlah bin Ali dikawinkan mendapatkan anak shahabat Marwan bin Hakam yang bernama Muawiyyah bin Marwan bin Hakam, bukankah putra Hasan yang kedua (Hasan bin Hasan bin Ali) telah dikawinkan mendapat cucu Marwan bin Hakam yaitu Walid bin Abdul malik bin Marwan, seandainya Marwan bin Hakam betul-betul orang jelek, saya kira tidak bakal terjadi hubungan kekeluargaan (besanan) antara sayyidina Ali dengan shahabat Marwan.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Oleh karena itu, Ibnul Arobi, Ibnu Hajar, Ibnu Taimiyah, adz-Dzahabi dan lain-lainnya mengata-kan: Bahwa riwayat-riwayat tentang peristiwa-peristiwa itu saling bertentangan dan sedikitpun tidak dapat dipakai sebagai dalil yang sohih (al-Awashim hal 100, as-Shawa'iq hal 68, Minhajus Sunnah juz III hal 192)</span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Sehubungan dengan itu, para ulama hadits ketika membaca riwayat palsu menjelaskan bahwa kebanyakan riwayat mengenai kecaman terhadap shahabat Mu'awiyah, Amr Ibnul 'Ash dan Bani Umayyah, begitu pula kecaman terhadap Walid bin Uqbah dan Marwan bin Hakam, adalah riwayat palsu dan dusta yang dibuat serta yang diada-adakan oleh golongan pendusta yang menjadi kebohongan dan kedustaan sebagai agama mereka. Demikian menurut Ibnul Qoyyum dan lain-lainnya.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Tentang Ammar bin Yasir yang dituduh menghembuskan sikap anti khalifah, memompakan semangat memberontak oleh Said Aqil. Jawabannya: sungguh saya amat sangat terkejut pada saat saya membacanya, sungguh kejam apa yang dituduhkan kepadanya, bukankah dia putra Yasir? Bukankah Nabi Muhammad SAW telah memberikan jaminan sebagai penghuni surga kepada Yasir dan keluarganya? (<em>shobron yaa ala Yasir inna mau'idakum al-jannah</em>) Artinya: sabarlah wahai keluarga Yasir sesungguhnya janji kalian di surga.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Memang telah terjadi perselisihan antara Ammar dengan khalifah Utsman akan tetapi perselisihannya tidak sampai memompakan semangat memberontak. Buktinya, pada saat pembangkang bersenjata mengepung rumah khalifah Utsman dan mereka menghalang-halangi masuknya air dirumah Khalifah, maka marahnya Ammar dan berteriak sambil berkata: maha suci Allah, akankah kalian menghalangi air kepada orang yang membeli sumur Raumah dan memberikannya kepada kaum muslimin.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Kemudian Ammar membawa air itu sendiri tanpa mendapat halangan dari mereka, karena mereka takut, segan dengan sebab kebesarannya. Jadi perselisihan tokoh-tokoh shahabat terhadap sayyidina Utsman tidak bakal mendorong mereka untuk berontak sebab mereka telah mewarisi ukhuwwah Islamiyah yang ditanamkan Nabi Muhammad SAW kepada mereka. Sa'id Aqil gegabah menuduh shahabat Ammar bin Yasir <em>rodliallahuanhuma</em> sebagai pemompa semangat memberontak, bahkan melakukan penghinaan terhadap shahabat Utsman RA. Lebih jauh Said Aqil menuduh bahwa runtuhnya khalifah Utsman dan akhirnya menjadi bencana bagi Islam adalah disebabkan adanya kelompok-kelompok munafiqin yang sebagian besar dari Bani Umayyah. Sungguh semua tuduhan tersebut adalah palsu dan penuh kebohongan terhadap mereka. Pernahkah Allah SWT dan Rasul-Nya serta tokoh-tokoh shahabat menuduh mereka seperti yang dilakukan oleh Said Aqil? Bukankah Allah SWT dengan firman-Nya yang indah telah berjanji memberikan pahala yang baik terhadap mereka yang dalam kategori shahabat serta yang lain jika perilakunya sama dengan shahabat-shahabat Nabi Muhammad SAW.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><em>"Tidak sama diantara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (Makkah). Mereka lebih tingi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan."</em> (Q. Al-Hadid: 10 )</span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Bahwa ayat ini adalah sekaligus menolak tuduhan palsu Saudara Sa'id Aqil kepada penduduk Makkah (bukan karena Allah), tapi karena slogan yang digunakan oleh Abu Bakar di Bani Tsaqifah al-Aimmatu Min Quraisy (halaman tiga makalah Sa'id Aqil).</span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Sungguh ini adalah <em>su'udhon</em> terburuk terhadap shahabat-shahabat Nabi Muhammad SAW sepanjang sejarah NU dan musibah berat bagi NU, seterusnya akan berubah menjadi malapetaka bagi NU dan warga NU. Oleh karena itu, semua ini harus dihentikan tidak boleh terus berkepanjangan.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Bukankah shahabat Utsman RA dan Ammar bin Yasir RA termasuk arti makna kandungan firman Allah:</span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><em>"Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar".</em> (QS. At-Taubah: 100 )</span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Bukankah beliau (Utsman RA) kawan Nabi Muhammad SAW di surga sebagaimana di sabdakan oleh Nabi Muhammad SAW:</span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: right;">
<span style="font-size: x-small;">لِكُلِّ نَبِىٍّ رَفِيْقٌ وَرَفِيْقِيْ – يعنى في الجنة – عثمان</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Mengapa Sa'id Aqil dengan lancang menghina shahabat Utsman? Dan secara serampangan menuduh shahabat Ammar sebagai pelopor pemberontakan terhadap khalifah Utsman.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: right;">
<span style="font-size: x-small;">مَنْ عَادَى عَمَّارًَا عَادَاهُ اْللهُ – وَمَنْ أبْغَضَ عَمَّارًا أبْغَضَهُ اللهُ</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><em>"Barangsiapa yang memusuhi Ammar, maka Allah memusuhinya dan barangsiapa yang membenci Ammar, maka Allah membecinya".</em></span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Betapa indahnya Allah menyampaikan perihal mereka dalam Ayat-Ayat tersebut dan Ayat-Ayat yang lain dan sebaliknya betapa buruknya kata-kata yang keluar dari mulut Sa'id Aqil terhadap mereka.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Bukankah Nabi Muhammad SAW bersabda :</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: right;">
<span style="font-size: x-small;">لاََتََسُبُّوْا أصْحَابِي فَلَوْ أَنَّ اَحَدَكُمْ اَنْفَقَ مِثلَ اُحُدٍ ذَهَبًا مَا بَلَغَ مُدَّ اَحَدِهِمْ</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><em>"Jangan kalian mencaci-maki Shahabat-Shahabatku, maka jika seandainya salah satu orang diantara kalian menginfaqkan emas sebesar gunung Uhud, maka pahalanya tidak akan sampai satu mud dibanding dengan pahala mereka".</em></span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Betapa besar penghargaan Nabi Muhammad terhadap Ammar dan jasa mereka dan dalam hadits ini Nabi Muhammad juga secara langsung memperingatkan dengan keras kepada generasi sesudah shahabat agar mereka hati-hati, tidak asal bicara, apalagi sampai menuduh, menghina, dan mencaci maki terhadap shahabat dan Nabi Muhammad SAW.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Disini saya yang dlaif, penuh kekurangan sudah memperingatkan dan menasehati semua pihak khususnya pada Sa'id Aqil agar jangan gegabah terhadap shahabat Nabi Muhammad SAW dan jika tidak menghiraukan maka saya terpaksa mengatakan:</span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: right;">
<span style="font-size: x-small;">لعْنَةُ اللهِ عَلَى شرِّكُمْ</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><em>"Semoga Allah melaknat kejahatan kalian"</em></span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Sungguh masih banyak hal-hal yang penting untuk dikemukakan dalam masalah Gus-Dur dan Sa'id Aqil, tetapi sekali lagi waktu sangat terbatas sekali. Oleh karena itu penjelasan dan penolakan kami akhiri sekian saja dan mohon maaf.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: right;">
<span style="font-size: x-small;">والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: x-small; text-align: justify;"></span><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 12px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">(Disadur dari buku: “Kritik terhadap Gus Dur dan Sa’id Aqil & Menyiasati Bahaya Syi'ah di Kalangan Nahdlatul Ulama di Penghujung Abad ini, karya KH. Abdul Hamid Baidlowi, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Wahdah Sumber Girang Lasem Rembang Jawa Tengah, Penerbit Pondok Pesantren Al-Wahdah, Rajab 1431/Juni 2010, halaman 13-26). (voa-islam.com)</span></div>
</div>
sumber:<br />
<br />
<a href="http://www.al-khilafah.org/2012/01/kiyai-nu-membantah-hujatan-keji-said.html" target="_blank">Kiyai NU Membantah Hujatan Keji Said Aqiel Siradj terhadap Para Sahabat Nabi</a><br />
<br />
namun saya sebenarnya mempunyai keyakinan bahwa ini adalah upaya kelompok wahabi untuk menggulingkan NU dan ini termasuk senjata yang amat berbahaya bagi NU.<br />
semoga saja ini tidak benar dan semoga pengurus nu segera mengurus dan memberi jawaban kepada saya dan segenap warga nahdliyin.<br />
mohon maaf apabila ada salah khilaf,semoga artikel bermanfaat.</div>
Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6681825967316754184.post-19498996891406821892012-03-17T22:54:00.001-07:002012-12-11T06:52:19.306-08:00seharusnya NU menyediakan tanya jawabNU sebagai wadah warga ahlus sunnah wal jama'ah seharusnya bekerja lebih maksimal lagi.<br />
masih banyak hal yang perlu dilakukan oleh NU untuk menjaga ummat islam agar tidak terperosok dalam kesalahan dan kesesatan.<br />
di antaranya NU perlu menyediakan team khusus untuk memberi jawaban pertanyaan pertanyaan warga nahdliyin,terutama di internet.<br />
dikarenakan sekarang masyarakat indonesia sudah banyak memanfaatkan internet untuk mengetahui hukum hukum dan permasalahan islam,namun sayangnya hal ini malah dimanfaatkan oleh sekte wahabi dan syi'ah.<br />
padahal NU adalah lembaga atau ormas yang terbesar di negara ini,pengikutnyapun terbanyak,di tambah sekarah NU sudah banyak memiliki website resmi.<br />
jadi sebenarnya tidak ada kendala buat NU untuk membuat team khusus untuk memberikan jawaban dari pertanyaan pertanyaan warga NU.<br />
lalu kenapa NU sampai sekarang tidak meyediakan tanya jawab buat masyarakat NU sendiri?
Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6681825967316754184.post-69288418607053345532012-03-17T21:48:00.001-07:002012-12-11T06:56:38.943-08:00Kebohongan Mantan Kyai NU dan Kaum Wahabidi bawah ini adalah artikel yang membongkar kebohongan mahrus ali dan kaum wahabi.<br />
<img alt="12924519571396993755" height="300" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2010/12/12924519571396993755.jpg" width="400" /><br />
<b>Inilah dia H. Mahrus Ali</b><br />
<div>
Beredarnya buku-buku tulisan H. Mahrus Ali di berbagai tempat di wilayah Indonesia benar-benar sangat meresahkan ummat Islam. Otomatis itu menjadikan fitnah besar bagi kaum Nahdhiyyin dan bisa mengancam persatuan dan kesatuan ummat Islam di Indonesia, bahkan bisa mengancam eksistensi Indonesia sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang menganut ideologi Pancasila dan berazaskan Undang-undang Dasar 1945. Atas dasar itu, Tim Sarkub bersama kawan-kawan yang tergabung dalam group “SARKUBIYAH” melakukan silaturrahim ke rumah kediaman H. Mahrus Ali di Tambakwaru Sidoarjo, Surabaya - Jawa Timur untuk meminta penjelasan langsung mengenai buku-buku tulisannya yang meresahkan masyarakat dan menyesatkan itu.</div>
<div>
nilah Foto ketika Tim Sarkub bersilaturahim ke rumahnya H. Mahmud:</div>
<div>
<img alt="12924512611284260799" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2010/12/12924512611284260799_300x225.jpg" /> </div>
<div>
<br />
<br />
Senin Wage, 22 November 2010 M/ 15 Dzulhijjah 1431 H menjadi hari bersejarah bagi Tim Sarkub. Di hari itulah mereka memulai perjalanan untuk ‘menginvestigasi” H. Mahrus Ali, pengarang buku-buku yang menyudutkan NU, di kediamannya di Tambakwaru Sidoarjo - Jawa Timur. Sebe lum menuju rumahnya H. Mahrus Ali (yang ngaku2 Mantan Kiai NU), mereka berlima silaturrahim terlebih dahulu ke rumah keponakannya yang bernama H. Mahmud alumni pesantren Langitan untuk berbincang-bincang sebentar sambil mengemukakan maksud dan tujuan kedatangan baik kami ke sana. Karena, rumahnya H. Mahmud terletak pas berada di gang yang mau menuju rumahnya H. Mahrus Ali. Tentunya tidaklahh sopan apabila melewati rumahnya begitu saja.<br />
<br />
Dalam silaturrahim itu mereka mendapat gambaran tentang ajaran yang dianut oleh Mahrus Ali, bahkan mereka mendapat informasi bahwa Mahrus Ali itu mengharamkan makan daging ayam dikarenakan ayam mempunyai cakar. Begitupula, Mahrus Ali mengharamkan makan tahu dengan alasan tahu itu mengandung cuka.<br />
<br />
Setelah bersilaturrahim kemudian mereka menuju langsung ke rumahnya Mahrus Ali untuk bersilaturrahim dan ingin menanyakan langsung tentang penggunaan istilah “Mantan Kiai NU” dalam setiap karangannya.<br />
<br />
Alhamdulillah berkat anugerah Allah swt mereka bisa menemui dia dengan begitu mudahnya. Padahal menurut informasi yang didapatkan di masyarakatnya bahwa dia itu sulit sekali ditemuinya terutama dengan orang yang tidak sepaham dengannya. Bahkan ibu kandungnya sendiri ketika sakit keras, dia (Mahrus Ali) tidak mau menemuinya dengan alasan tidak sepaham dengannya.<br />
<br />
Dalam silaturrahim itu Tim Sarkub sempat berdialog langsung dengannya dan alhamdulillah mereka berhasil membongkar kebohongan dan kebusukan Mahrus Ali yang menganut paham Wahhabi beserta penerbit buku-buku karangannya, yang telah menghina dan melecehkan NU. Dengan demikian, mereka sudah sepantasnya diseret ke pengadilan untuk diadili dan mendapatkan hukuman yang setimpal sesuai dengan perbuatan mereka.<br />
<br />
Mereka sempat mengambil foto secara rahasia lewat hp untuk dijadikan sebagai data dan bukti yang valid. Karena, H. Mahrus Ali tidak mau difoto dan menghukumi haram masalah foto. Begitupula, mereka sempat berdialog dan mengajukan beberapa pertanyaan kepada Mahrus Ali termasuk masalah penggunaan istilah “Mantan Kyai NU” di setiap buku karangannya. Ternyata dalam jawaban Mahrus Ali penggunaan istilah “Mantan Kiai NU” itu bukanlah dari kemauan H. Mahrus Ali (Wahhabi tulen) sendiri, tetapi istilah itu merupakan keinginan dan hasil rekayasa dari penerbit “Laa Tasyuk” yang menerbitkan buku-buku karangannya dengan tujuan agar buku-buku tersebut best seller di pasaran. Buku2 tersebut pada hakikatnya merupakan suatu pelecehan dan penghinaan terhadap eksistensi NU baik di forum nasional maupun internasional. Dengan demikian, mereka meminta langsung kepada H Mahrus Ali dengan sejujurnya untuk membuat pernyataan mengenai istilah Mantan Kyai NU yang merupakan bukan pilihannya sendiri sebagai suatu klarifikasi agar tidak menjadi fitnah berkepanjangan di kemudian hari. <img alt="12924511361691837405" height="300" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2010/12/12924511361691837405.jpg" width="400" /><br />
<br />
Kyai Thobary bersama Mahrus Ali di sampingnya yang sedang menulis Surat Pernyataan.<br />
<br />
Inilah surat pernyataan Mahrus Ali yang sejujurnya kepada Kyai Thobary. Mahrus mengatakan bahwa penggunaan istilah “Mantan Kiai NU” bukan berasal dari dia sendiri. Tetapi itu merupakan pilihan dari pihak penerbit “Laa Tasyuk” yang terlalu dipaksakan demi untuk mengeruk keuntungan pribadi lewat buku2 tulisan Mahrus Ali yang diterbitkannya. Untuk lebih jelasnya lagi kami salin kembali surat pernyataan Mahrus Ali di bawah ini:<br />
<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">
<br />
“MANTAN KYAI NU BUKAN PILIHAN SAYA DAN SAYA SUDAH BILANGKAN KEPADA WARTAWAN AULA, SAYA MINTA AGAR DIGANTI TAPI SAYA TIDAK MAMPU”<br />
TGL 15 DZULHIJJAH 1431 H<br />
WASSALAM<br />
MAHRUS</blockquote>
<br />
Inilah scan surat pernyataan aslinya!!<br />
<img alt="1292451249280096772" height="400" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2010/12/1292451249280096772.jpg" width="325" /><br />
<b>Surat Pernyataan dari H. Mahrus Ali </b><br />
<br />
Jadi, dalam hal ini penerbit “Laa Tasyuk” bersalah secara hukum. Begitupula dengan Mahrus Ali. Olehkarena itu, pihak NU harus menuntut dan menyeret mereka ke pengadilan demi tegaknya hukum di Indonesia. Kalau dibiarkan saja, pasti fitnah yang ditimbulkan oleh penerbit “Laa Tasyuk” dan H.Mahrus Ali akan semakin berkobar saja dan dapat mengancam kewibawaan NU, bahkan bisa merugikan bangsa Indonesia. Dengan demikian, Mahrus Ali dan penerbt “Laa Tasyuk” ini merupakan manusia-manusia pembohong besar. Pernah dia diundang debat terbuka di UIN Sunan Ampel di Surabaya Jawa Timur untuk mempertanggung-jawabkan buku karangannya yang menghina NU dan tidak ilmiah itu, tapi dianya tidak hadir dengan bermacam-macam alasan. Coba lihat di sini video Debat Terbuka NU - Wahhabi dari 3 sampai dengan 8 :<br />
<br />
<a href="http://www.youtube.com/watch?v=Pc3974OQ7ho&p=31D71980262CA429&playnext=1&index=2">http://www.youtube.com/watch?v=Pc3974OQ7ho&p=31D71980262CA429&playnext=1&index=2</a><br />
<br />
Dengan ketidakhadirannya itu, takut ketahuan belangnya kali ya konspirasi politik Wahhabi ini?. Awas dan hati2 dengan fitnah dan kebohongan “The Phantom of Opera” ini !!!. Sekarang H. Mahrus Ali sedang dilanda ketakutan karena merasa bersalah. Dia juga suka nongkrong di warung kopi di depan balai desa di dekat rumahnya di desa Tambak Sumur RT 01 / RW 01 Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Itupun beraninya kalau keadaannya sedang sepi. Hidupnya pun semakin susah saja bahkan sudah terasing dari masyarakatnya. Dia itu ibarat cacing tanah kepanasan yang menjadi cemoohan masyarakat sampai ke anak-anak kecil. Itulah adzab Allah swt yang selalu menimpa dia dikarenakan atas perbuatannya sendiri. Mudah-mudahan ini menjadi pelajaran bagi kita !!.</div>
<div>
<img alt="1292452389602167241" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2010/12/1292452389602167241_300x225.jpg" /> </div>
<div>
<b>Inilah Warjok alias Warung Pojok, tempat nongkrongnya Mahrus Ali minum kopi di depan Balai Desa Tambakwaru Sidoarjo Jatim. Itupun dia lakukan kalau kondisinya sedang sepi. Kalau lagi ramai, waaaahh dia sangat ketakutan sekali. Kebetulan warjok itu sedang tutup ketika Tim Sarkub berkunjung ke rumahnya. Waaaah inget2 umur belasan tahun aja nich tukang nongkrong di jalanan bersama kawan2. </b></div>
<div>
<br />
<br />
Adapun mengenai tulisan-tulisan H Mahrus Ali di setiap buku karangannya, semuanya itu berisikan pengkajian dan pembahasan yang tidak ilmiah dan mengandung ketidakbenaran, karena tidak disertai dengan dalil-dalil yang kuat dan penjelasan-penjelasan yang ilmiah secara keilmuan. Hanya saja dalil-dalil yang diambil olehnya baik dari Al-Qur’an maupun Hadits Nabi hanyalah merupakan hasil terjemahan secara tekstual atau letterleg saja sehingga sama sekali tidak mengenai sasaran yang tepat. Bahkan dalam mengartikan ayat-ayat suci al-Quran yang ada asbabun nuzulnya, dia itu sangat anti sekali dengan asbabun nuzul (sebab2 diturunkannya ayat2 suci Al-Qur’an). Karena, menurut dia asbabun nuzul itu dipenuhi dengan sanad-sanad (sandaran-sandaran hukum) yang dhaif atau lemah. Selain itu beliau sangat anti sekali terhadap kitab-kitab karangan Imam Syafi’i. Dia hanya menggunakan tafsir yang dilakukan oleh sahabat Nabi SAW. Dengan demikian, pengkajian Al-Qur’an yang ia lakukan merupakan suatu kekeliruan dan penyimpangan yang besar, karena tidak berdasarkan ilmu tafsir Al-Qur’an dari para ulama yang tidak diragukan lagi mengenai kredibilitas keilmuan mereka. Padahal ilmu tafsir Al-Qur’an itu sangat penting sekali dalam memecahkan setiap permasalah hidup (problem solving) terutama yang berkaitan dengan ayat-ayat mutasyabbihat dan ayat-ayat kauniyah.<br />
<br />
Selain itu, dia menganggap bahwa ilmu hisab itu bid’ah dholalah dan yang paling benar hanyalah ilmu rukyat semata dalam penentuan awal bulan Qamariyah seperti awal Ramadhan, Syawal dan Dzul-Hijjah. Bahkan dia menyalahkan NU, Muhammadiyah, PERSIS dan ormas-ormas Islam lainnya. Dalam masalah jatuhnya waktu wukuf di Padang Arafah Saudi Arabia dan masalah jatuhnya hari puasa Arafah di Indonesia juga dia mengikuti keputusan pemerintah Saudi Arabia. Alasannya pemerintah Saudi Arabia itu menggunakan rukyat dan rukyatnya didukung dengan teropong-teropong yang canggih dari Maroko. Kata saya kepadanya: “Bagaimana kita dapat melakukan rukyat (melihat hilal) dengan baik dan benar kalau tanpa didukung dengan data hisab yang akurat”? Karena, rukyat yang baik itu harus dilakukan hisab terlebih dahulu, dengan kata lain ” الرؤية بعد الحساب “. Rukyat tanpa data hisab yang akurat sudah barangtentu akan terjadi kesalahan dalam merukyat. Karena, untuk mengetahui posisi dan ketinggian hilal itu harus menggunakan ilmu hisab. Begitupula lamanya hilal di atas atau di bawah ufuk itu hanya bisa diketahui dengan ilmu hisab, yaitu lamanya hanya sekitar beberapa menit atau detik saja tergantung ketinggian hilalnya.<br />
<br />
Salah seorang dari mereka, KH. Thobary Syadzily berkata kepada Mahrus Ali: “Ilmu hisab itu ibarat alamat lengkap seseorang pak. Sedangkan, rukyat itu ibarat rumah seseorang. Bagaimana kita bisa menemukan rumah seseorang kalau tanpa adanya alamat yang jelas. Coba bapak pikirkan baik-baik !. Saya ini datang dari jauh dan ingin ke rumah bapak. Apakah saya akan menemukan rumah bapak kalau saya tidak mempunyai alamat rumah bapak yang jelas?”. Jawab Mahrus Ali: “Oh iya ya pasti sampeyan tidak bisa menemukan alamat rumah saya!”. Itulah penjelasan KH. Thobary kepada Mahrus Ali dan diapun mengakuinya secara jujur.<br />
<br />
Kemudian KH. Thobary bertanya lagi kepada dia: “Ngomong-ngomong ! Apakah bapak bisa tidak ilmu hisab?.”<br />
<br />
Jawab dia: “Saya tidak bisa sama sekali ilmu hisab.“<br />
<br />
“Mengapa bapak menulis ilmu hisab di buku karangan bapak yang berjudul “Amaliyah Sesat Di Bulan Ramadhan?. ” tanya KH. Thobary lagi. “Bahkan bapak mencela NU dan Muhammdiyah serta Kementrian Agama Republik Indonesia. “<br />
<br />
Jawab Mahrus Ali: “Oh itu saya ambil dari internet saja. “<br />
<br />
Kata KH. Thobary: “Memangnya bapak punya internet?.”<br />
<br />
“Ya, saya punya.”, jawab Mahrus Ali.<br />
<br />
Itulah pengakuan sejujurnya Mahrus Ali kepada KH. Thobary Syadzily. Karena, mereka berusaha meyakinkan dan memeluruskan pemahaman dia yang salah dan keliru itu tentang ilmu hisab. Wal hasil H Mahrus Ali itu tidak faham sama sekali tentang ilmu hisab dan rukyat. Ternyata tulisan dia tentang hisab itu hanyalah merupakan copy paste dari internet alias google saja.<br />
<br />
Adapun dalam masalah penentuan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzul-Hijjah di Indonesia dia menyerahkan sepenuhnya kepada NU. Dari sini kita fahami bahwa dia tidak konsisten dengan pendiriannya semula, padahal secara keilmuan NU itu menggunakan perpaduan antara Hisab dan Rukyat. Tapi, mengapa dia menganggap ilmu hisdab itu bid’ah (maksudnya bid’ah dholalah atau sesat).<br />
<br />
Bukan hanya itu saja, H. Mahrus Ali pun sama sekali tidak paham tentang ilmu mantik (logics). Bagaimana dia bisa memahami isi Al-Qur’an dan Hadits kalau dia tidak paham tentang ilmu itu. Sedangkan, ilmu mantiq merupakan salah satu pendukung untuk membongkar rahasia Al-Qur’an dan Hadits. Begitupula ketika ditanya tentang ilmu tauhid pun pemahamannya sangat dangkal sekali, sehingga apa yang dia pahami dalam masalah ilmu tauhid tidak sesuai dengan pemahaman aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Dengan demikian, pemahaman keilmuan H. Mahrus Ali benar-benar sangat diragukan tentang kebenarannya karena tidak sesuai denagn fakta-fakta keilmuan yang berlaku di dalam ajaran agama Islam. Itulah ajaran Wahhabi yang dianut oleh H. Mahrus Ali untuk menyesatkan ummat Islam di Indonesia. Memang Mahrus Ali itu otaknya sudah dicuci oleh Wahhabi ketika dia belajar dahulu di Saudi Arabia selama 8 tahun.</div>
<div>
<b>Inilah buku karangan Mahrus Ali yang ternyata cuma diambil dari internet saja! </b></div>
<div>
<img alt="1292449939808656353" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2010/12/1292449939808656353_300x400.jpg" /> </div>
<div>
<br />
<br />
Awas jangan sampai terprovokasi atau terpengaruh dengan keberadaan buku ini !!. Buku ini dan buku2 lainnya karangan H. Mahrus Ali penuh dengan kebohongan dan hasil rekayasa dari Wahhabi di atasnya saja. Dengan kata lain, buku2 itu hanyalah sebagai penyambung lidah Wahhabi (termasuk penerbit buku “LAA TASYUK” Jln Pengirian No 82 Surabaya dan oknum2 yang berada di belakangnya) saja yang bertujuan untuk mengadu domba antara NU, Muhammadiyah, Persis dan ormas2 lainnya dan memperdaya ummat Islam di Indonesia khususnya para warga Nahdhiyyin. Itulah gaya politik Wahhabi yang murahan dan rendahan (cheap and low political style of Wahhabi) yang selalu ditampilkan dalam da’wahnya. Cirinya: Wahhabi itu sangat licik sekali dan suka memecah belah ummat Islam saja. Cara berpikirnya pun sangat dangkal sekali dan sangat egoistis alias ingin menang sendiri saja serta suka usilan terhadap urusan ibadah orang lain yang tidak sepaham dengannya dengan mengecam sesat, musyrik dan murtad. Dalam hal ini Wahhabi bukannya memajukan ummat Islam di bidang sains & tehnologi, justru sebaliknya hanya membuat ummat Islam semakin terperangkap saja dalam jurang kebodohan, sehingga sikapnya itu bisa menjadikan Indonesia sebagai negara yang tidak bermartabat dan bermoral baik di forum nasional maupun internasional. Pengarang buku ini sebenarnya bukan mantan kiai NU, apalagi pernah menjadi anggota atau menjabat di NU. Dia itu orang kampung biasa yang keadaan hidupnya sangat sederhana sekali dan tidak punya power sedikitpun di masyarakatnya. Olehkarena itu, penerbit “Laa Tasyuk” memanfa’atkan dia untuk dijadikan sebagai tumbal politik ekonominya.<br />
<br />
Kalau melihat tampang muka dan tata cara shalatnya beserta jama’ahnya, pasti semua orang menilai bahwa aliran yang dianutnya sangat menyesatkan ummat Islam. Coba saja lihat di sini foto-foto profil aslinya beserta jama’ahnya !!. Ini benar-benar merupakan foto-foto asli dan bukan hasil rekayasa:</div>
<div>
<img alt="12924503281874861316" height="300" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2010/12/12924503281874861316.jpg" width="400" /> </div>
<div>
Khutbah Jum’atan di rumahnya sendiri diikuti sedikit jamaah yang mungkin sama-sama kurang waras.</div>
<div>
<img alt="12924501632002214750" height="300" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2010/12/12924501632002214750.jpg" width="400" /> </div>
<div>
Sujud di atas tanah dan memakai sandal ketika sholat jum’at bertempat di rumahnya Mahrus Ali. (gile bener!)</div>
<div>
<img alt="1292450266546609825" height="300" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2010/12/1292450266546609825.jpg" width="400" /> </div>
Mahrus Ali bersama komplotannya di kediamannya usai sholat jum’at.<br />
<div>
<img alt="12924506431660175738" height="300" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2010/12/12924506431660175738.jpg" width="400" /> </div>
<div>
Shalat pake sandal di atas tanah, tidak mau shalat di atas keramik atau ubin. hihihi</div>
<div>
<img alt="12924507571238002233" height="300" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2010/12/12924507571238002233.jpg" width="400" /> </div>
Jama’ahnya masih waras gak ya? <br />
<div>
<div>
<br />
<img alt="1292450827273564323" height="300" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2010/12/1292450827273564323.jpg" width="400" /><br />
Sujud langsung di atas tanah tanpa alas, lalu kaki masih terbungkus sandal.</div>
<div>
<img alt="12924505941746088884" height="300" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2010/12/12924505941746088884.jpg" width="400" /> </div>
<div>
Shalat pakai sandal jepit di rumahnya Mahrus Ali. sandal bau telek! hihihi </div>
<div>
<img alt="12924506861119808713" height="300" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2010/12/12924506861119808713.jpg" width="400" /> </div>
<div>
Pengikutnya sok alim pake sorban tapi gak waras kayaknya. hehe.. </div>
<div>
<img alt="12924510511126894497" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2010/12/12924510511126894497.jpg" /> </div>
<div>
Kesesatannya sempat terekam oleh stasiun tv swasta nasional sewaktu shalat Id.</div>
<div>
<img alt="1292451127343764683" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2010/12/1292451127343764683.jpg" /> </div>
<div>
Shalat Id dengan komplotannya di atas tanah</div>
<div>
Tulisan ini semata-mata sebagai nasehat agar tidak mudah menerima (menelan) informasi yang datang kepada kita tanpa mengecek atau meneliti informasi tersebut. Dan Tim Sarkub telah berhasil menginvestigasi langsung H. Mahrus Ali yang meresahkan ummat itu. Maka sangatlah mengherankan dengan sikap sebagian kalangan yang tidak pernah mau mengambil hikmah dan pelajaran dari fenomena kebohongan yang mengatas namakan ulama seperti kasus di atas, yaitu seorang H. Mahrus Ali yang mengaku sebagai mantan Kiayi NU dengan tujuan memojokkan NU.<br />
Al-Qur’an telah mengajarkan kepada kita agar tidak mudah mengambil begitu saja informasi-informasi yang datang kepada kita, semua itu agar kita terhindar dari tindakan yang bisa menyebabkan kerugian terhadap orang lain, baik berupa fitnah atau yang lainnya, sebagaimana tercantum dalam surat Al-Hujarat ayat 6 :<br />
<br />
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن جَاءكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَأٍ فَتَبَيَّنُوا أَن تُصِيبُوا قَوْماً بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ<br />
<br />
‘Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”<br />
<br />
Berikut ini salah satu kutipan yang jelas-jelas bohong, yang berasal dari penulis buku “Menggugat Tahlilan” dan mengatas namakan pengarang kitab I’anath Thalibin,<br />
<br />
Didalam buku yang berjudul “Membongkar Kesesatan Tahlilan”, hal. 31, disana dituliskan :<br />
<br />
“Dan di antara bid’ah munkaroh yang sangat dibenci adalah apa yang dilakukan orang di hari ketujuh dan di hari ke-40-nya. semua itu haram hukumnya” (lihat buku Membongkar Kesesatan Tahlilan, hal. 31).<br />
<br />
Penulis buku tersebut mengutip kalimat tersebut dari kitab Ianatuth Thalibin, yang mana kalimatnya telah di gunting/dipotong atau belum tuntas dan ini yang dijadikan rujukan oleh remaja korban internet. Kutipan diatas juga tercantum dalam buku “Mantan Kiai NU Menggugat Tahlilan”, isinya sebagai berikut :<br />
<br />
“Di antara bid’ah munkarat yang tidak disukai ialah perkara yang sangat biasa diamalkan oleh individu dalam majelis untuk menyampaikan rasa duka cita (kenduri arwah), berkumpul dan membuat jamuan majelis untuk kematian pada hari keempat puluh, bahkan semua itu adalah haram” (lihat buku Mantan Kiai NU Menggugat Tahlilan, hal. 69).<br />
<br />
Perhatikanlah kutipan kalimat diatas, maka silahkan bandingkan dengan teks asli dari kitab I’anah,<br />
<br />
وفي حاشية العلامة الجمل على شرح المنهج: ومن البدع المنكرة والمكروه فعلها: ما يفعله الناس من الوحشة والجمع والاربعين، بل كل ذلك حرام إن كان من مال محجور، أو من ميت عليه دين، أو يترتب عليه ضرر، أو نحو ذلك.<br />
<br />
“Dan didalam kitab Hasiyatul Jamal ‘alaa Syarh al-Minhaj (karangan Al-‘Allamah asy-Syekh Sulaiman al-Jamal) ; “dan sebagian dari bid’ah Munkarah dan Makruh mengerjakannya yaitu apa yang dilakukan orang daripada berduka cita , berkumpul dan 40 harian, bahkan semua itu haram jika (dibiayai) dari harta yang terlarang, atau dari (harta) mayyit yang memiliki (tanggungan) hutang atau (dari harta) yang bisa menimbulkan bahaya atasnya, atau yang lain sebagainya”<br />
<br />
Kalimat yang seharusnya di lanjutkan tapi di potong. Mereka telah menyembunyikan maksud yang sebenarnya dari ungkapan ulama yang berasal dari kitab aslinya. Mereka memenggal kalimat secara “seksama” (penipuan yang direncanakan/kebohongan disengaja, red) demi tercapainya tujuan mereka yaitu melarang bahkan mengharamkan Tahlilan, seolah olah tujuan mereka didukung oleh pendapat Ulama, padahal hanya didukung oleh tipu daya mereka sendiri yang mengatas namakan ulama. Bukankah hal semacam ini juga termasuk telah memfitnah Ulama ? Ucapan mereka yang katanya menghidupkan sunnah sangat bertolak belakang dengan prilaku penipuan dan kebohongan yang mereka lakukan.<br />
<br />
Itulah sekilas kebohongan yang dijadikan kebanggaan oleh sebagian da’i-da’i keblinger.</div>
<div>
<img alt="12924518641730448815" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2010/12/12924518641730448815.jpg" /> </div>
<div>
<br />
<br />
Mengenai Kebohongan H. Mahrus Ali dalam bukunya, bisa anda baca di buku yang telah diterbitkan oleh Tim Bahtsul Masail PC NU Jember, bukunya berjudul : “MEMBONGKAR KEBOHONGAN BUKU MANTAN KIAI NU MENGGUGAT SHOLAWAT & DZIKIR SYIRIK (H.MAHRUS ALI”<br />
<br />
Wallahu a’lam bishshowab.<br />
sumber: <a href="http://www.kompasiana.com/" target="_blank">kompasiana</a><br />
http://agama.kompasiana.com/2010/12/16/membongkar-kebohongan-h-mahrus-ali-dan-rekayasa-busuk-wahabi/<br />
<br /></div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6681825967316754184.post-1791193600647369142012-03-15T14:46:00.000-07:002012-12-11T06:58:18.307-08:00wahabi andalkan albani almuhaddits sembrono<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
saya sangat kaget pertama kali membaca riwayat albani yang sangat dikagumi oleh sekte wahabi ternyata orang yang tidak bisa dipercaya bisa jadi imam muhaddits kebanggaan wahabi.<br />
pantasan wahabi nyelennih wong imamnya saja orang yang tidak bisa dipercaya.<br />
agar tidak bertele tele saudara langsung simak saja artikel dibawah ini:<br />
<b>Albani, Muhaddis Tanpa Sanad Andalan Wahabi</b><img alt="albani 2" src="http://www.forsansalaf.com/wp-content/uploads/2011/04/albani-2.jpeg" /><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Di kalangan salafi (wahabi), lelaki satu ini dianggap muhaddis paling ulung di zamannya. Itu klaim mereka. Bahkan sebagian mereka tak canggung menyetarakannya dengan para imam hadis terdahulu. Fantastis. Mereka gencar mempromosikannya lewat berbagai media. Dan usaha mereka bisa dikata berhasil. Kalangan muslim banyak yang tertipu dengan hadis-hadis edaran mereka yang di akhirnya terdapat kutipan, “disahihkan oleh Albani, ”. Para salafi itu seolah memaksakan kesan bahwa dengan kalimat itu Al-Albani sudah setaraf dengan Imam Turmuzi, Imam Ibnu Majah dan lainnya.<br />
<br />
Sebetulnya, kapasitas ilmu tukang reparasi jam ini sangat meragukan (kalau tak mau dibilang “ngawur”). Bahkan ketika ia diminta oleh seseorang untuk menyebutkan 10 hadis beserta sanadnya, ia dengan entengnya menjawab, “Aku bukan ahli hadis sanad, tapi ahli hadis kitab.” Si peminta pun tersenyum kecut, “Kalau begitu siapa saja juga bisa,” tukasnya.<br />
<br />
Namun demikian dengan over pede-nya Albani merasa layak untuk mengkritisi dan mendhoifkan hadis-hadis dalam Bukhari Muslim yang kesahihannya telah disepakati dan diakui para ulama’ dari generasi ke generasi sejak ratusan tahun lalu. Aneh bukan?.<br />
<br />
Siapakah Nashirudin al- Albani?<br />
<br />
Dia lahir di kota Ashkodera, negara Albania tahun 1914 M dan meninggal dunia pada tanggal 21 Jumadal Akhirah 1420 H atau bertepatan dengan tanggal 1 Oktober 1999 di Yordania. Pada masa hidupnya, sehari-hari dia berprofesi sebagai tukang reparasi jam. Dia memiliki hobi membaca kitab-kitab khususnya kitab-kitab hadits tetapi tidak pernah berguru kepada guru hadits yang ahli dan tidak pernah mempunyai sanad yang diakui dalam Ilmu Hadits.<br />
<br />
Dia sendiri mengakui bahwa sebenarnya dia tidak hafal sepuluh hadits dengan sanad muttashil (bersambung) sampai ke Rasulullah, meskipun begitu dia berani mentashih dan mentadh’iftan hadits sesuai dengan kesimpulannya sendiri dan bertentangan dengan kaidah para ulama hadits yang menegaskan bahwa sesungguhnya mentashih dan mentadh’ifkan hadits adalah tugas para hafidz (ulama ahli hadits yg menghapal sekurang-kurangnya seratus ribu hadits).<br />
<br />
Namun demikian kalangan salafi menganggap semua hadits bila telah dishohihkan atau dilemahkan Albani mereka pastikan lebih mendekati kebenaran.<br />
<br />
Penyelewengan Albani<br />
<br />
Berikut diantara penyimpangan-penyimpangan Albani yang dicatat para ulama’<br />
<br />
1) Menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya sebagaimana dia sebutkan dalam kitabnya berjudul Almukhtasar al Uluww hal. 7, 156, 285.<br />
<br />
2) Mengkafirkan orang-orang yang bertawassul dan beristighatsah dengan para nabi dan orang-orang soleh seperti dalam kitabnya “at-Tawassul” .<br />
<br />
3) Menyerukan untuk menghancurkan Kubah hijau di atas makam Nabi SAW (Qubbah al Khadlra’) dan menyuruh memindahkan makam Nabi SAW ke luar masjid sebagaimana ditulis dalam kitabnya “Tahdzir as-Sajid” hal. 68-69,<br />
<br />
4) Mengharamkan penggunaan tasbih dalam berdzikir sebagaimana dia tulis dalam kitabnya “Salsalatul Ahadits Al-Dlo’ifah” hadits no: 83.<br />
<br />
5) Mengharamkan ucapan salam kepada Rasulullah ketika shalat dg kalimat “Melarang Assalamu ‘alayka ayyuhan-Nabiyy”. Dia berkata: Katakan “Assalamu alan Nabiyy” alasannya karena Nabi telah meninggal, sebagaimana ia sebutkan dalam kitabnya yang berjudul “Sifat shalat an-Nabi”.<br />
<br />
6) Memaksa umat Islam di Palestina untuk menyerahkan Palestina kepada orang Yahudi sebagaimana dalam kitabnya “Fatawa al Albani”.<br />
<br />
7) Dalam kitab yang sama dia juga mengharamkan Umat Islam mengunjungi sesamanya dan berziarah kepada orang yang telah meninggal di makamnya.<br />
<br />
8 ) Mengharamkan bagi seorang perempuan untuk memakai kalung emas sebagaimana dia tulis dalam kitabnya “Adaab az-Zafaaf “,<br />
<br />
9) Mengharamkan umat Islam melaksanakan solat tarawih dua puluh raka’at di bulan Ramadan sebagaimana ia katakan dalam kitabnya “Qiyam Ramadhan”hal.22.<br />
<br />
10) Mengharamkan umat Islam melakukan shalat sunnah qabliyah jum’at sebagaimana disebutkan dalam kitabnya yang berjudul “al Ajwibah an-Nafiah”.<br />
<br />
Ini adalah sebagian kecil dari sekian banyak kesesatannya, dan Alhamdulillah para Ulama dan para ahli hadits tidak tinggal diam. Mereka telah menjelaskan dan menjawab tuntas penyimpangan-penyimpangan Albani. Diantara mereka adalah:<br />
<br />
1.Muhaddits besar India, Habibur Rahman al-’Adhzmi yang menulis “Albani Syudzudzuhu wa Akhtha-uhu” (Albani, penyimpangan dan kesalahannya) dalam 4 jilid;<br />
<br />
2.Dahhan Abu Salman yang menulis “al-Wahmu wath-Thakhlith ‘indal-Albani fil Bai’ bit Taqshit” (Keraguan dan kekeliruan Albani dalam jual beli secara angsuran);<br />
<br />
3.Muhaddits besar Maghribi, Syaikh Abdullah bin Muhammad bin as-Siddiq al-Ghumari yang menulis “Irgham al-Mubtadi` ‘al ghabi bi jawazit tawassul bin Nabi fil radd ‘ala al-Albani al-Wabi”; “al-Qawl al-Muqni` fil radd ‘ala al-Albani al-Mubtadi`”; “Itqaan as-Sun`a fi Tahqiq ma’na al-bid`a”;<br />
<br />
4.Muhaddits Maghribi, Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Muhammad bin as-Siddiq al-Ghumari yang menulis “Bayan Nakth an-Nakith al-Mu’tadi”;<br />
<br />
5.Ulama Yaman, ‘Ali bin Muhammad bin Yahya al-’Alawi yang menulis “Hidayatul-Mutakhabbitin Naqd Muhammad Nasir al-Din”;<br />
<br />
6.Muhaddits besar Syria, Syaikh ‘Abdul Fattah Abu Ghuddah yang menulis “Radd ‘ala Abatil wal iftira’at Nasir al-Albani wa shahibihi sabiqan Zuhayr al-Syawish wa mu’azirihima” (Penolakan terhadap kebatilan dan pemalsuan Nasir al-Albani dan sahabatnya Zuhayr al-Syawish serta pendukung keduanya);<br />
<br />
7.Muhaddits Syria, Syaikh Muhammad ‘Awwama yang menulis “Adab al-Ikhtilaf” dan “Atsar al-hadits asy-syarif fi ikhtilaf al-a-immat al-fuqaha”;<br />
<br />
8.Muhaddits Mesir, Syaikh Mahmud Sa`id Mamduh yang menulis “Tanbih al-Muslim ila Ta`addi al-Albani ‘ala Shahih Muslim” (Peringatan kepada Muslimin terkait serangan al-Albani ke atas Shahih Muslim) dan “at-Ta’rif bil awham man farraqa as-Sunan ila shohih wad-dho`if” (Penjelasan terhadap kekeliruan orang yang memisahkan kitab-kitab sunan kepada shohih dan dho`if);<br />
<br />
9.Muhaddits Arab Saudi, Syaikh Ismail bin Muhammad al-Ansari yang menulis “Ta`aqqubaat ‘ala silsilat al-ahadits adh-dha`ifa wal maudhu`a lil-Albani”(Kritikan atas buku al-Albani “Silsilat al-ahadits adh-dha`ifa wal maudhu`a”); “Tashih Sholat at-Tarawih ‘Isyriina rak`ataan war radd ‘ala al-Albani fi tadh`ifih”(Kesahihan tarawih 20 rakaat dan penolakan terhadap al-Albani yang mendhaifkannya); “Naqd ta’liqat al-Albani ‘ala Syarh at-Tahawi” (Sanggahan terhadap al-Albani atas ta’liqatnya pada Syarah at-Tahawi”;<br />
<br />
10.Ulama Syria, Syaikh Badruddin Hasan Diaab yang menulis “Anwar al-Masabih ‘ala dhzulumatil Albani fi shalatit Tarawih”.<br />
<br />
Saran kami. Hendaknya seluruh umat Islam tidak gegabah menyikapi hadis pada buku-buku yang banyak beredar saat ini, terutama jika di buku itu terdapat pendapat yang merujuk kepada Albani dan kroni-kroninya.<br />
<br />
sumber:<br />
<div>
http://www.forsansalaf.com/2011/albani-muhaddits-tanpa-sanad-andalan-wahabi/<br />
<br /></div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6681825967316754184.post-34519388986172607192012-03-15T10:31:00.000-07:002012-06-10T21:05:03.486-07:00bodohnya kaum wahabi<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
sebenarnya tulisan dengan mengenai kebodohan kaum wahabi sudah saya tulis 2x,dan ini adalah tulisan yang ke 3xnya.<br />
saya tulis lagi mengenai kebodohan kaum wahabi karna saya selalu tidak habis fikir kepada mereka,kenapa dalil dalil ulama sunni yang sudah jelas jelas sharih tetap tidak bisa menyadarkan mereka.<br />
apakah hati dan fikiran mereka sudah begitu keras sihingga tidak bisa diluruskan dengan dalil dalil para ulama?<br />
mungkin jawaban yang pas hanya satu,yaitu:<br />
<b>ALLAH SUDAH MENAKDIRKAN MEREKA MENJADI SYAITHAN BUAT KAUM SUNNI AGAR KAUM SUNNI LEBIH BANYAK PAHALA DENGAN BERJUANG MELAWAN FAHAM SESAT MEREKA</b><br />
Anda juga bisa baca artikel yang lebih menarik dan lebih panas yang lengkap dengan dalilnya di judul judul postingan dibawah ini:<br />
1. <a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/kebodohan-dan-kesesatan-wahabi.html">kebodohan dan kesesatan wahabi</a><br />
2. <a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/sejarah-wahabi.html">sejarah wahabi</a><br />
<br />
artikel lainnya:<br />
<br />
<div style="border: 1px solid #eee; height: 150px; overflow: auto; padding: 10px; width: 400px;">
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/jangan-jadikan-bidah-sebagai-alasan.html">Jangan Jadikan Bid'ah sebagai Alasan Perpecahan Ummat</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/tasbih-untuk-berdzikir.html">Tasbih untuk Berdzikir</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/mencium-tangan-kyai.html">Mencium Tangan Kyai</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/daftar-ustadz-ustadz-wahabi.html">daftar ustadz ustadz wahabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/surat-buat-nu.html">surat buat NU</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/sejarah-wahabi.html">sejarah wahabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/maulid-nabi.html">maulid nabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/dzikir-dan-syair-sebelum-shalat.html">Dzikir dan Syair sebelum Shalat</a><br />
<a href="http://bid%27ah%20hasanah%20para%20sahabat%20setelah%20rasulullah%20wafat/">Bid'ah Hasanah para Sahabat Setelah Rasulullah Wafat</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/penistaan-al-quran-doktor-uin-yogya.html">Penistaan Al Quran Doktor UIN Yogya</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/website-nu-meredupkan-nu.html">website nu meredupkan nu</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/maulid-nabi-sebuah-nikmat.html">Maulid Nabi Sebuah Nikmat</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/memuliakan-hari-kelahiran-nab.html">Memuliakan Hari Kelahiran Nabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/berziarah-ke-makam-nabi.html">Berziarah ke Makam nabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/kebodohan-dan-kesesatan-wahabi.html">kebodohan dan kesesatan wahabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/komunitas-blogger-muslim-aswaja.html">komunitas blogger muslim aswaja</a> </div>
<br />
<b>artikel kebodohan wahabi diwebsite wahab sang warga nahdliyin</b><br />
<br />
terbesit selalu dibenakku untuk menulis tentang kebodohan yang dilakukan kaum wahabi<br />
malah kadang aku sering tersenyum sendiri melihat tingkah aneh kaum wahabi<br />
aku tidak habis fikir,sebenarnya apa sih yang ada dibenak mereka?<br />
sebentar sebentar menghujat sebentar sebentar menghujat,sebentar sebentar bid'ah,sebentar sebentar syirik,apa mereka menganggap mereka tuhan yang bisa memutuskan golongan ini syiriklah,kafirlah dan lain sebagainya.<br />
malah kadang aku berfikir orang wahabi itu kekurangan kasih sayang,sehingga mereka mencari sensasi agar diperhatikan dengan menghujat semua yang tidak sefaham dengan mereka.<br />
jadi ingat salah satu postingan yang menyebutkan faham wahabi sama dengan faham kristiani dan yahudi <br />
anda bisa baca disini <a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/kebodohan-dan-kesesatan-wahabi.html">kebodohan dan kesesatan wahabi</a><br />
<div>
mengenai sejarahnya anda bisa baca disini <a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/sejarah-wahabi.html">sejarah wahabi</a><br />
<br />
diartikel diatas diterangkan bahwa wahabi mempunyai pemahaman yang tidak jauh dari kristen bahkan sama persis perbedaannya hanyasaja wahabi tidak membuat gambar pengambaran tuhan,tapi anehnya mereka masih ngotot mengatakan mereka islam ahlus sunnah!aneh aneh aneh....<br />
sungguh itu kebodohan wahabi yang menggelikan.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
anda wahabi?</div>
<div>
<span style="color: red;">BERTOBATLAH!!!</span></div>
<div>
anda sunni?</div>
<div>
<span style="color: #38761d;">JAGALAH DIRI ANDA DAN KELUARGA ANDA DARI FAHAM SESAT WAHABI!!!</span></div>
</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6681825967316754184.post-6400238808601215672012-03-15T09:55:00.000-07:002012-03-15T09:55:21.995-07:00Jangan Jadikan Bid'ah sebagai Alasan Perpecahan Ummat<span style="font-size: large;">Jangan Jadikan Bid'ah sebagai Alasan Perpecahan Ummat<br />
<br />
Ustdz. Aris Habibuddin Syah, S.Hi<br />
<br />
Ruteng-Flores-NTT<br />
<br />
الحمد لله الحمد لله نحمده و نستعينه و نستغفره و نتوب إليه, و نعوذ بالله من شرور أنفسنا و من سيئات أعمالنا, من يهده الله فلا مضل له و من يضلل فلا هادي له, و أشهد أن لا إله الا الله وحده لا شريك له و أشهد أن محمد عبده و رسوله لا نبي بعده, اللهم صلي و سلم و بارك علي سيدنا و نبينا محمد سيد المرسلين و إمام المتقين و خاتم النبيين و علي أله الطاهرين و أصحابه الطيبين الطاهرين و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين, أما بعد فيا عباد الله أصيكم و اياي بتقوالله و قد فاز المتقون, اتقوا الله حق تقاته و لا تموتن الا و أنت قال الله تعالي في القرأن الكريم..أعوذ بالله من الشيطان الرجيم. بسم الله الر حمن الرحيم. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ أَطِيعُواْ اللّهَ وَأَطِيعُواْ الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً.<br />
<br />
Ma’asyirol muslimin jamaah jumah rahimakumullah…<br />
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberi kita nikmat Iman dan Islam sehingga berkat hidayah ‘inayah serta taufiq Nya hingga saat ini kita selalu dapat menjalankan syariat-syariat yang telah digariskan olehNya salah satunya dengan menjalankan ibadah wajib berupa sholat jum’at yang sedang kita laksanakan saat ini.<br />
<br />
Sholawat ma’as salam sudah seharusnya tak henti-hentinya kita haturkan ke haribaan junjungan kita, Pamungkas para Nabi dan Rasul sekaligus pemberi syafaat kepada ummatnya di hari kiamat nanti, Rasulullah Muhammad SAW. Semoga kita termasuk di dalam golongan orang-orang yang akan mendapat syafaat beliau. Amin yaa robbal alamin.<br />
<br />
Selanjutnya untuk mengawali khutbah singkat izinkan khotib berwasiat kepada diri khotib khususnya dan kepada hadirin jamaah sholat jum’ah umumnya untuk selalu bertaqwa dan meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan sebenar-benar taqwa, dengan melaksanakan segala perintah Allah dengan ikhlas sekaligus menjauhi segala yang tidak disukai oleh Allah serta meninggalkan segala seusuatu yang dilarang oleh Allah SWT, seraya berharap kita dapat mengakhiri hidup yang hanya sementara ini dengan husnul khotimah.<br />
<br />
Ma’asyirol muslimin jamaah jumah rahimakumullah…<br />
Akhir-akhir ini kaum muslimin dihadapkan dengan sebuah ujian berat berupa ancaman perpecahan mengatasnamakan perbedaan aliran, syariat, bahkan perbedaan aqidah. Sadar atau tidak sadar, hal ini sudah seharusnya kita hindari, karena jika kita terlena terhadap perbedaan-perbedaan tersebut maka umat muslim sendiri lah yang akan menanggung segala akibatnya, dan akan semakin membuat musuh-musuh Islam tertawa dan berpesta serta semakin memojokkan posisi kaum muslimin.Perbedaan-perbedaan tersebut semakin hari kian meruncingkan masalah dengan saling mempersalahkan satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh ada suatu golongan yang mencibir amaliah golongan lain dengan menganggap apa yang tidak sesuai dengan yang mereka kerjakan serta mereka yakini adalah sebuah perbuatan bid’ah yang ganjarannya adalah neraka. Lebih parahnya lagi mereka yang mencibir tidaklah sepenuhnya memahami apa yang mereka pedomani. Mereka bahkan tidak mau menerima argument dari golongan lain serta menganggap paham mereka lah yang paling benar. Oleh karenanya dalam kesempatan yang singkat ini khotib akan sedikit mengulas tentang fasal bid’ah berserta dasar-dasar hokum yang berkaitan dengan bid’ah, khotib berharap dengan pemaparan ini kita semua dapat membuka hati kita untuk lebih dapat menerima pandangan orang lain, membuka cakrawala pemikiran kita bahwa ada pendapat mengenai bid’ah dengan versi lain dari apa yang pernah kita ketahui dan kita yakini, sehingga kedepan kita tidak terjebak dalam perdebatan-perdebatan tidak berujung.<br />
<br />
Ma’asyirol muslimin rahimakumullah…<br />
Dalam kamus Al Munawir kata بِدْعَةٌ yang merupakan jama’ dari kata بِدَعٌsecara lughowi diartikan sebagai “perkara baru dalam agama”. Sedangkan secara istilahi terdapat bermacam-macam makna diantaranya seperti yang termaktub dalam kitab Risalah Ahlussunnah wal Jama’ah karya Hadratusy Syeikh Hasyim Asy’ari. Dalam kitab tersebut istilah "bid’ah" ini disandingkan dengan istilah "sunnah". Seperti dikutip Syeikh Hasyim Asy’ari, menurut Syaikh Zaruq dalam kitab ‘Uddatul Murid, kata bid’ah secara syara’ adalah munculnya perkara baru dalam agama yang kemudian mirip dengan bagian ajaran agama itu, padahal bukan bagian darinya, baik formal maupun hakekatnya. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW yang terdapat dalam kitab Riyadlus Sholihin Hal. 62 disebutkan :<br />
<br />
عَنْ أُمِّ اْلمُؤْمِنِيْنَ أُمِّ عَبْدِ اللهِ عَائِشَةَ رَضِيَ الله عَنْهَا قَالَتْ : قَالَ رَسُوْلُ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ : مَنْ أَحْدَثَ فىِ أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ. (متفق عليه)<br />
<br />
Artinya : ”Barangsiapa memunculkan perkara baru dalam urusan kami (agama) yang tidak merupakan bagian dari agama itu, maka perkara tersebut tertolak”. <br />
Nabi juga bersabda yang termaktub dalam kitab Riyadlus Solihin hal. 62:<br />
<br />
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ الله, وَ خَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ, وَ شَرَّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا, وَ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ. رواه مسلم<br />
<br />
Yang artinya : ”Amma ba’du, maka sesungguhnya perkataan yang paling baik adalah kitab Allah, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad, dan seburuk-buruk perkara adalah hal yang baru dan setiap bid’ah adalah sesat”.<br />
<br />
Menurut para ulama’, kedua hadits ini tidak berarti bahwa semua perkara yang baru dalam urusan agama tergolong bidah, karena mungkin saja ada perkara baru dalam urusan agama, namun masih sesuai dengan ruh syari’ah atau salah satu cabangnya (furu’). Al Imam Al Hafiz Al-Qurthubi dalam kitab tafsirnya menyatakan bahwa perbuatan bid’ah yang dimaksud dalam hadist tersebut adalah hal-hal yg tidak sejalan dengan Alqur’an dan Sunnah Rasul saw, atau perbuatan Sahabat radhiyallahu ‘anhum.<br />
<br />
Bid’ah dalam arti lainnya adalah sesuatu yang baru yang tidak ada sebelumnya, sebagaimana firman Allah SWT:<br />
<br />
بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ ...الأية<br />
<br />
Yang artinya : “Allah yang menciptakan langit dan bumi”. (Al-Baqarah 2: 117).<br />
<br />
Ma’asyirol muslimin rahimakumullah…<br />
Terdapat sebuah hadist Nabi juga yang berbunyi كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَ لَةٌ وَكُلُّ ضَلاَ لَةٍ فِى النَّارِ yang artinya : “Semua bid’ah itu adalah sesat dan semua kesesatan itu di neraka”.<br />
Jika kita memahami redaksi hadist ini secara lafdziah maka sudah pasti dapat diambil kesimpulan bahwa segala sesuatu yang baru dalam agama (dalam hal ini segala sesuatu yang tidak pernah ada pada zaman nabi) adalah bid’ah, dan setiap bid’ah sudah pasti sesat dan setiap kesesatan tempatnya di neraka.<br />
<br />
Namun demikian, mari coba kita kaji dari sudut pandang ilmu balaghogh. KH. A.N. Nuril Huda, dalam "Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja) Menjawab" menjelaskan kajian terhadap hadist tersebut Menurut ilmu balaghogh. Dalam kajian ilmu balaghogh disebutkan bahwa setiap benda pasti mempunyai sifat, tidak mungkin ada benda yang tidak bersifat, sifat itu bisa bertentangan seperti baik dan buruk, panjang dan pendek, gemuk dan kurus. Mustahil ada benda dalam satu waktu dan satu tempat mempunyai dua sifat yang bertentangan, kalau dikatakan benda itu baik, mustahil pada waktu dan tempat yang sama dikatakan jelek; kalau dikatakan si A berdiri mustahil pada waktu dan tempat yang sama dikatakan duduk. Bid’ah itu merupakan kata benda, yang sudah barang tentu mempunyai sifat, tidak mungkin ia tidak mempunyai sifat, mungkin saja ia bersifat baik atau mungkin bersifat jelek. Sifat tersebut tidak ditulis dan tidak disebutkan dalam hadits di atas. Hal seperti ini dalam Ilmu Balaghah dikatakan; حدف الصفة على الموصوف yaitu “membuang sifat dari benda yang bersifat”. Seandainya kita tulis sifat bid’ah maka akan terjadi dua kemungkinan: Kemungkinan pertama; كُلُّ بِدْعَةٍ حَسَنَةٍ ضَلاَ لَةٌ وَكُلُّ ضَلاَ لَةٍ فِى النَّارِ Yang artinya : “Semua bid’ah yang baik sesat, dan semua yang sesat masuk neraka”. Hal ini tidak mungkin, bagaimana bisa sifat baik dan sesat berkumpul dalam satu benda dan dalam waktu dan tempat yang sama, hal itu tentu mustahil. Maka yang bisa dipastikan kemungkinan yang kedua; كُلُّ بِدْعَةٍ سَيِئَةٍ ضَلاَ لَةٌ وَكُلُّ ضَلاَ لَةٍ فِى النَّاِر Yang artinya : “Semua bid’ah yang jelek itu sesat, dan semua kesesatan itu masuk neraka”.<br />
Hal yang sama dengan kajian ilmu balaghogh diatas terjadi pula dalam Al-Qur’an, Allah SWT telah membuang sifat kapal dalam firman-Nya pada QS Al-Kahfi : 79 yang berbunyi :<br />
<br />
وَكَانَ وَرَاءهُم مَّلِكٌ يَأْخُذُ كُلَّ سَفِينَةٍ غَصْباً ﴿٧٩﴾<br />
<br />
artinya: “Di belakang mereka ada raja yang akan merampas semua kapal dengan paksa”. <br />
Dalam ayat tersebut Allah SWT tidak menyebutkan kapal baik apakah kapal jelek; karena dalam kondisi normal kapal yang jelek tidak akan diambil oleh raja. Maka lafadh كل سفينة sama dengan كل بد عة tidak disebutkan sifatnya, walaupun pasti punya sifat, ialah kapal yang baik كل سفينة حسنة.<br />
<br />
Kemudian kajian lain terhadap hadist tersebut adalah pendapat dari Al-Imam Al-Hafidz Al-Nawawi yang menyatakan dalam kitab Syarh-nya atas kitab Shohih Muslim, bahwa kata كل adalah bermakna sebagian besar bukan bermakna seluruh, sehingga hadist itu oleh beliau dimaknakan “sebagian besar perbuatan bid’ah itu adalah sesat”. Pemaknaan lafadz كل dengan makna sebagian juga terdapat dalam kajian ilmu lughotil arobiyah.<br />
<br />
Ma’asyirol muslimin rahimakumullah…<br />
Bertolak dari paparan terkait dengan pengertian bid’ah sebagaimana telah khotib uraikan diatas, Timbul suatu pertanyaan, Apakah segala sesuatu yang diada-adakan oleh ulama’ yang tidak ada pada zaman Nabi SAW pasti jeleknya? Jawaban yang bijaksana adalah, belum tentu! Ada dua kemungkinan; mungkin jelek dan mungkin baik. Kapan bid’ah itu baik dan kapan bid’ah itu jelek?. Khotib akan mengutip 2 pendapat ulama’ besar yang mewakili 2 zaman berbeda yaitu Imam Syafi’i dari kalangan ulama salaf dan Prof. Dr. As Sayyid Muhammad bin Alwi Al Maliki Al Hasani dari kalangan ulama kholaf. Menurut Imam Syafi’i:<br />
<br />
<br />
اَلْبِدْعَةُ ِبدْعَتَانِ : مَحْمُوْدَةٌ وَمَذْمُوْمَةٌ, فَمَاوَافَقَ السُّنَّةَ مَحْمُوْدَةٌ وَمَاخَالَفَهَا فَهُوَ مَذْمُوْمَةٌ<br />
<br />
Yang artinya : “Bid’ah ada dua, bid’ah terpuji dan bid’ah tercela, bid’ah yang sesuai dengan sunnah itulah yang terpuji dan bid’ah yang bertentangan dengan sunnah itulah yang tercela”.<br />
<br />
Sedangkan menurut sebuah kutipan yang dinukil dari sebuah kitab yang berjudul : Dzikrayaat wa Munaasabaat karya Prof. Dr. As Sayyid Muhammad bin Alwi Al Maliki Al Hasani yang dialih bahasakan oleh KH. Muhammad Bashori Alwi dalam sebuah bukunya disebutkan : bukan semua yang tidak diamalkan oleh ulama’ salaf dan belum terjadi pada masa pertama (zaman nabi) itu adalah bid’ah yang diingkari lagi jelek, yang diharamkan orang melakukannya dan wajib diingkarinya. Tetapi hal-hal baru yang terjadi itu haruslah dihadapkan kepada dalil-dalil syar’i. Lantas apa yang mengandung maslahat hukumnya adalah wajib. Atau yang mengandung keharaman maka hukumnya haram. Atau yang mengandung kemakruhan maka hukumnya makruh. Atau yang mengandung kemubahan maka hukumnya mubah. Atau yang mengadung mandub (sunnah) maka hukumnya adalah mandub (sunnah). <br />
Hal<br />
<br />
ini juga diperkuat oleh hadist Nabi yang termaktub dalam kitab Riyadlus Sholihin Halaman 63 yang berbunyi :<br />
<br />
مَنْ سَنَّ فِى اْلاِسْلاَمِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ اَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئٌ, وَمَنْ سَنَّ فِى اْلاِسْلاَمِ سُنَّةً سَيِئَةً فَعَلَيْهِ وِزْرُهَا وَ وِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِاَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْئٌ. رواه مسلم<br />
<br />
Yang artinya : “Barang siapa yang mengada-adakan satu cara yang baik dalam Islam maka ia akan mendapatkan pahala orang yang turut mengerjakannya dengan tidak mengurangi dari pahala mereka sedikit pun, dan barang siapa yang mengada-adakan suatu cara yang jelek maka ia akan mendapat dosa dan dosa-dosa orang yang ikut mengerjakan dengan tidak mengurangi dosa-dosa mereka sedikit pun”.<br />
<br />
Dan hadist Nabi yang lain yang termaktub dalam kitab Sunan Ibnu Majah Juz I hal. 414 :<br />
<br />
إِنَّ أُمَّتِي لَنْ تَجْتَمِعَ عَلَى ضَلاَلَةٍ فَإِذَا رَأَيْتُمُ اخْتِلاَفًا فَعَلَيْكُمْ بِالسَّوَادِ اْلأَعْظَمِ. رواه ابن ماجة عن انس ابن مالك<br />
<br />
Yang artinya : “Bahwa ummatku tidak akan sepakat dalam kesesatan, bila kamu melihat perbedaan pendapat diantara kalian, maka ikutilah pendapat mayoritas”. HR Ibnu Majah dari Anas bin Malik.<br />
<br />
Dalam Kitab Fathul Bari dijelaskan : "Pada mulanya, bid'ah dipahami sebagai perbuatan yang tidak memiliki contoh sebelumnya. Dalam pengertian syar'i, bid'ah adalah lawan kata dari sunnah. Oleh karena itu, bid'ah itu tercela. Padahal sebenarnya, jika bid'ah itu sesuai dengan syariat maka ia menjadi bid'ah yang terpuji. Sebaliknya, jika bi’ah itu bertentangan dengan syariat, maka ia tercela. Sedangkan jika tidak termasuk ke dalam itu semua, maka hukumnya adalah mubah: boleh-boleh saja dikerjakan. Singkat kata, hukum bid'ah terbagi sesuai dengan lima hukum yang terdapat dalam Islam".<br />
<br />
Dari semua pembahasan diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa secara garis besar bid’ah dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu : Bid’ah Hasanah dan Bid’ah Sayyiah. Dan untuk mengkategorikan sebuah perbuatan bid’ah itu tergolong hasanah atau sayyiah maka diperlukan kajian mendalam dengan berdasarkan dalil-dalil syar’i baik qoth’i maupun dzonny dengan tetap mempertimbangkan maqoshid asy syar’iyyah dari perbuatan-perbuatan yang dinilai bid’ah tersebut.<br />
<br />
Ma’asyirol muslimin rahimakumullah…<br />
Sebelum khotib mengakhiri khutbah siang hari ini perlu kiranya bagi khotib untuk memberikan beberapa contoh perbuatan bid’ah yang pernah dilakukan sahabat-sahabat terdekat nabi yang termasuk khulafaur rasyidin, perbuatan-perbuatan dimaksud adalah :<br />
1. Pembukuan Al-Qur'an pada masa Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq atas usul Sayyidina Umar ibn Khattab yang kisahnya sangat terkenal.<br />
2. Pemberian titik-titik dan syakal/baris-baris pada tulisan Al Qur’an yang baru dilakukan pada masa kekholifahan Sayyidan Ustman bin Affan.<br />
3. Apa yang dilakukan oleh Sayyidina Umar ibn Khattab ketika mengumpulkan semua umat Islam untuk mendirikan shalat tarawih berjamaah. Tatkala Sayyidina Umar melihat orang-orang itu berkumpul untuk shalat tarawih berjamaah, dia berkata: "Sebaik-baik bid'ah adalah ini".<br />
4. Sayyidina Utsman ibn Affan menambah adzan untuk hari Jumat menjadi dua kali. Imam Bukhari meriwatkan kisah tersebut dalam kitab Shahih-¬nya bahwa penambahan adzan tersebut karena umat Islam semakin banyak. Selain itu, Sayyidina Utsman juga memerintahkan untuk mengumandangkan iqamat di atas az-Zawra', yaitu sebuah bangunan yang berada di pasar Madinah.<br />
<br />
Dari keempat contoh diatas, mari kita focus terhadap dua contoh pertama yang tentunya yang tidak pernah diperdebatkan yaitu mengenai kodifikasi (pembukuan) Al Qur’an dan pemberian titik-titik dan syakal pada tulisan Al Qur’an. Kedua hal tersebut merupakan contoh konkrit bid’ah hasanah, karena pada zaman Rasulullah SAW Al Qur’an hanya dihafal atau setidak-tidaknya ditulis di pelepah-pelepah kurma dan juga batu-batu (tanpa titik dan tanda baca) dalam keadaan tercerai berai, tidak tersusun sistematis dalam bentuk surat-surat dan Juz-juz seperti yang kita jumpai pada mushaf Al Qur’an yang ada saat ini. Bagaimana jadinya jika Al Qur’an baik secara tulisan maupun penggandaan kondisinya masih tetap seperti pada zaman Rasulullah SAW. Jika hal itu terjadi khotib rasa akan sulit bagi orang Indonesia khususnya membedakan apakah itu merupakan huruf (ب, ت, atau ي) dan itu akan berakibat fatal dengan berubahnya makna dari ayat yang dibaca. Terhadap kasus kodifikasi Al Qur’an ini apakah masih ada yang menggap ini adalah dlolalah (sesat)?<br />
<br />
Akhirnya untuk menutup khutbah pada siang hari ini, khotib mengajak kepada diri khotib pribadi dan para jamaah sekalian untuk selalu berpikir jernih dan tidak mudah memperolok orang atau golongan lain terhadap amaliah yang mereka kerjakan selama amalan itu memiliki dasar hukum. Jangan bersifat sombong dengan beranggapan bahwa amaliah yang kita lakukan adalah yang paling benar dan telah sesuai dengan sunnah Rasul, karena sifat sombong adalah hanya milik Allah SWT. Mari kita berpikir ‘arif menyikapi setiap perbedaan yang terjadi diantara kita. Jangan jadikan perbedaan menjadi pemicu perpecahan. Mari kita ingat sebuah pesan Rasulullah SAW bahwasannya perbedaan yang terjadi pada ummatku adalah sebuah rahmat, tentunya pesan Nabi tersebut hanya berlaku bagi orang-orang yang mau berfikir, sedangkan bagi orang-orang yang malas berfikir sudah barang tentu perbedaan akan menghadirkan perpecahan ummat. Semoga kita selalu diberi petunjuk oleh Allah SWT dan selalu berada dalam naungan rahmat dan rahimNYA, dan mendapat syafaat baginda Rasulullah SAW di hari akhir nanti. Amin. Wallahu a’lam bisshowaab.<br />
<br />
<br />
بارك الله لي و لكم في القرأن العظيم و نفعني و اياكم بما فيه من الأيات و ذكر الحكيم و تقبل مني و منكم تلاوته انه هو السميع العليم أقول قولي هذا واستغفر الله العظيم لي و لكم و لسائر المسلمين و المسلمات و المؤمنين و المؤمنات فاستغفروه انه هو الغفور رحيم<br />
<br />
KHUTBAH KEDUA<br />
<br />
الحمد لله...الْحَمْدُ لِلّهِ مُوَفِّقِ اْلعَامِلِيْنَ. و أشهد أن لا اله الا الله وحده لا شريك له وَلِيُّ اْلمُتَّقِيْنَ و أشهد أن سيدنا محمدا عبده و رسوله صادق الوعد اللأمين. اللهم صل على سيدنا محمد و على اله و أصحابه أجمعين. أما بعد فيا عباد الله اتق الله...اتق الله وَاعْلَمُوْا أَنَّ الله أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِه, وَ ثَنىَّ بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِه, وَ أَيَّدَ اْلمُؤْمِنِيْنَ مِنْ عِبَادِه, فقال و لم يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا. إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً. <br />
وقال رسول الله صلي الله عليه و سلم من صلي علي صلاة صلي الله عليه بها عشرا.<br />
اللهم صل علي سيدنا محمد و علي ال سيدنا محمد, كما صليت على سيدنا إبراهيم و على أل سيدنا إبراهيم, و بارك على سيدنا محمد و على أل سيدنا محمد, كما باركت على سيدنا إبراهيم و على أل سيدنا إبراهيم, فى العالمين إنك حميد مجيد. وارض اللهم عن الخلفاء الراشدين, ساداتنا إبي بكر و عمر و عثمات و على و عن بقية أصحاب رسول الله أجمعين, و التابعين و تابعيهم بإحسان إلى يوم الدين و ارض عنا معهم برحمتك يا أرحم الراحمين.<br />
اللهم اغفر للمسلمين و المسلمات و المؤمنين و المؤمنات الأحياء منهم و الأموات انك سميع قريب مجيب الدعوات يا قاضي الحاجات يا أرحم الراحمين, اللهم اَلِّفْ بين قُلُوْبِهِمْ و أَصْلِحْ ذَاتَ بينِهِم و انْصُرْهم على عَدُوِّكَ وَ عَدُوِّهِمْ. اللهم إنا نسألك رضاك و الجنة و نعوذ بك من سخطك و النار, اللهم إنك عفو كريم تحب الغفو فاعف عنا يا كريم. اللهم ادفع عنا الغلاء و البلاء والوباء و الربي و الزني و الزلازل و المحن و سوء الفتن ما ظهر منها و ما بطن عن بلدنا هذا خاصة و عن سائر بلاد المسلمين عامة يا رب العالمين, رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ و أدخلنا الجنة مع الأبرار يا عزيز يا غفار يا رب العالمين و الحمد لله رب العالمين. <br />
عباد الله إِنَّ اللّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاء ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ, وَأَوْفُواْ بِعَهْدِ اللّهِ إِذَا عَاهَدتُّمْ وَلاَ تَنقُضُواْ الأَيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمُ اللّهَ عَلَيْكُمْ كَفِيلاً إِنَّ اللّهَ يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ, و لذكر الله اكبر و الله يعلم ما تصنعون. <br />
اقم الصلاة</span><br />
<br />
<br />
<div style="border: 1px solid #eee; height: 150px; overflow: auto; padding: 10px; width: 400px;"><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/tasbih-untuk-berdzikir.html">Tasbih untuk Berdzikir</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/mencium-tangan-kyai.html">Mencium Tangan Kyai</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/daftar-ustadz-ustadz-wahabi.html">daftar ustadz ustadz wahabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/surat-buat-nu.html">surat buat NU</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/sejarah-wahabi.html">sejarah wahabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/maulid-nabi.html">maulid nabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/dzikir-dan-syair-sebelum-shalat.html">Dzikir dan Syair sebelum Shalat</a><br />
<a href="http://bid%27ah%20hasanah%20para%20sahabat%20setelah%20rasulullah%20wafat/">Bid'ah Hasanah para Sahabat Setelah Rasulullah Wafat</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/penistaan-al-quran-doktor-uin-yogya.html">Penistaan Al Quran Doktor UIN Yogya</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/website-nu-meredupkan-nu.html">website nu meredupkan nu</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/maulid-nabi-sebuah-nikmat.html">Maulid Nabi Sebuah Nikmat</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/memuliakan-hari-kelahiran-nab.html">Memuliakan Hari Kelahiran Nabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/berziarah-ke-makam-nabi.html">Berziarah ke Makam nabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/kebodohan-dan-kesesatan-wahabi.html">kebodohan dan kesesatan wahabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/komunitas-blogger-muslim-aswaja.html">komunitas blogger muslim aswaja</a> </div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6681825967316754184.post-86174276695942036722012-03-15T00:00:00.001-07:002012-03-30T13:41:49.929-07:00komunitas blogger muslim aswajabicara blogger indonesia atau cara ngeblog ataupun bicara seo memang tiada habisnya dan selalu asyik kita bicarakan di forum forum atau komunitas blogger,tapi apakah anda pernah berfikir atau mempunyai keinginan untuk ikut komunitas blogger muslim?<br />
saya sudah lama ingin ikut komunitas blogger muslim,saya coba mencari dengan mengetik komunitas blogger muslim di pencarian google,tapi saya tidak mendapati komunitas muslim,yang ada masih komunitas muslim yang masih campuran dengan masalah lain,karna masih campuran dengan hal lain dan didalamnya masih tidak banyak membahas masalah islam,terlebih lebih lagi lagi kaum wahabi menyusup didalamnya,saya memutuskan untuk tidak ikut.<br />
seandainya pengurus NU membuat komunitas blogger muslim aswaja indonesia pasti lebih baik<br />
<br />
apakah anda pengurus NU?<br />
kalau anda pengurus NU,tolong usulkan keinginan saya ini,karna dibalik komunitas ada hal hal yang luar biasa.<br />
sedikit banyak para blogger yang ikut komunitas akan terbawa arus pemahaman pemahaman blogger yang lain,dan apabila di suatu komunitas itu banyak terdiri dari komunitas blogger muslim aswaja maka faham aswaja akan lebih gampang masuk alhasil aswaja akan lebih kuat dan kokoh,dan cara ini juga bisa melunturkan faham faham wahabi yang sudah banyak menyerang warga nahdliyin.<br />
cara inipun akan bisa melambatkan gerakan gerakan blogger wahabi yang getol menyerang faham nahdliyin.<br />
bagaimana menurut anda?<br />
semoga rahmat dan hidayah allah selalu tercurahkan buat kita amin.<br />
<br />
<br />
<br />
<div style="border: 1px solid #000; height: 150px; overflow: auto; padding: 10px; width: 450px;"><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/tasbih-untuk-berdzikir.html">Tasbih untuk Berdzikir</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/mencium-tangan-kyai.html">Mencium Tangan Kyai</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/daftar-ustadz-ustadz-wahabi.html">daftar ustadz ustadz wahabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/surat-buat-nu.html">surat buat NU</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/sejarah-wahabi.html">sejarah wahabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/maulid-nabi.html">maulid nabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/dzikir-dan-syair-sebelum-shalat.html">Dzikir dan Syair sebelum Shalat</a><br />
<a href="http://bid%27ah%20hasanah%20para%20sahabat%20setelah%20rasulullah%20wafat/">Bid'ah Hasanah para Sahabat Setelah Rasulullah Wafat</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/penistaan-al-quran-doktor-uin-yogya.html">Penistaan Al Quran Doktor UIN Yogya</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/website-nu-meredupkan-nu.html">website nu meredupkan nu</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/maulid-nabi-sebuah-nikmat.html">Maulid Nabi Sebuah Nikmat</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/memuliakan-hari-kelahiran-nab.html">Memuliakan Hari Kelahiran Nabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/berziarah-ke-makam-nabi.html">Berziarah ke Makam nabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/kebodohan-dan-kesesatan-wahabi.html">kebodohan dan kesesatan wahabi</a><br />
<b><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/situs-situs-besar-wahabi-yang-mengaku.html" target="_blank">situs situs besar wahabi yang mengaku ahlus sunnah waljama'ah</a></b> </div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6681825967316754184.post-90962014943751827322012-03-14T18:41:00.001-07:002012-12-11T06:23:10.613-08:00Kebodohan dan Kesesatan Wahabi<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
dalam kesempatan kali ini saya ingin memberi tahukan kepada warga ASWAJA dimanapun anda berada mengenai <span style="color: red; font-size: large;"><b><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/kebodohan-dan-kesesatan-wahabi.html" target="_blank">kebodohan dan kesesatan wahabi</a></b></span>.<br />
sebenarnya para tokoh islam yang memang benar benar memahami ilmu islam sudah banyak menemukan <b><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/kebodohan-dan-kesesatan-wahabi.html" target="_blank">kebodohan dan kesesatan wahabi</a></b>/salafi,namun saya sangat tertarik untuk mengungkapkan <a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/kebodohan-dan-kesesatan-wahabi.html" target="_blank">kebodohan dan kesesatan wahabi</a> yang diposting oleh website sirojuth tholibin,karna selain didasari oleh dalil dalil hadits maupun kitab wahabi sendiri juga diperkuat oleh dalil gambar.<br />
alhasil otak kita akan lebih mudah memahami kebodohan dan kesesatan wahabi.<br />
<br />
<div style="border: 1px solid #eee; height: 100px; overflow: auto; padding: 10px; width: 100%px;">
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/tasbih-untuk-berdzikir.html" style="text-align: -webkit-auto;">Tasbih untuk Berdzikir</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/mencium-tangan-kyai.html" style="text-align: -webkit-auto;">Mencium Tangan Kyai</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/daftar-ustadz-ustadz-wahabi.html" style="text-align: -webkit-auto;">daftar ustadz ustadz wahabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/surat-buat-nu.html" style="text-align: -webkit-auto;">surat buat NU</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/sejarah-wahabi.html" style="text-align: -webkit-auto;">sejarah wahabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/maulid-nabi.html" style="text-align: -webkit-auto;">maulid nabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/dzikir-dan-syair-sebelum-shalat.html" style="text-align: -webkit-auto;">Dzikir dan Syair sebelum Shalat</a><br />
<a href="http://bid%27ah%20hasanah%20para%20sahabat%20setelah%20rasulullah%20wafat/" style="text-align: -webkit-auto;">Bid'ah Hasanah para Sahabat Setelah Rasulullah Wafat</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/penistaan-al-quran-doktor-uin-yogya.html" style="text-align: -webkit-auto;">Penistaan Al Quran Doktor UIN Yogya</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/website-nu-meredupkan-nu.html" style="text-align: -webkit-auto;">website nu meredupkan nu</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/maulid-nabi-sebuah-nikmat.html" style="text-align: -webkit-auto;">Maulid Nabi Sebuah Nikmat</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/memuliakan-hari-kelahiran-nab.html" style="text-align: -webkit-auto;">Memuliakan Hari Kelahiran Nabi</a><span style="text-align: -webkit-auto;"> </span><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/berziarah-ke-makam-nabi.html" style="text-align: -webkit-auto;">Berziarah ke Makam nabi</a><span style="text-align: -webkit-auto;"> </span></div>
<br />
langsung saja kita simak artikel yang saya maksud:<br />
<span style="font-size: large;">Akidah Wahabi Sangat Mirip Dengan Akidah Yahudi & Nasrani</span><br />
<br />
Akidah tajsim dan tasybih telah menggelincirkan Salafi Wahabi hingga pada suatu keyakinan bahwa Allah seperti sosok seorang pemuda , berambut ikal , bergelombang dan mengenakan baju berwarna merah. Klaim ini dikatakan oleh Ibnu Abu Ya’la dalam kitab Thabaqat al-Hanabilah. Abu Ya’la mendasarkan pernyataan itu kepada hadits berikut :<br />
<br />
عن عكرمة اَن الرسول صلى الله عليه وسلّم قال: راَيت ربي عزّ وجلّ شَابا امرد جعد قطط عليه حلة حمراء<br />
<br />
“Dari Ikrimah: bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Aku telah melihat Tuhanku SWT berupa seorang pemuda berambut ikal bergelombang mengenakan pakaian merah.” (Ibnu Abu Ya’la: Thabaqat al-Hanabilah, jilid 2, halaman 39)<br />
<br />
Sungguh keji pengaruh riwayat palsu di atas. Riwayat-riwayat palsu produk pikiran Yahudi itu kini berhasil membodohi akal pikiran para pengikut Salafi Wahabi, sehingga mereka menerima keyakinan seperti itu. Tidak diragukan lagi, hadits semacam ini adalah kisah-kisah Israiliyat yang bersumber dari orang-orang Bani Israil.<br />
<br />
Salafi Wahabi memperjelas hadits di atas dengan hadits lain yang bercerita tentang Allah duduk di atas kursi emas, beralaskan permadani yang juga terbuat dari emas, dalam sebuah taman hijau. Singgasana (Arsy) Allah dipikul oleh empat malaikat dalam rupa yang berbeda-beda, yaitu seorang lelaki, singa, banteng dan burung elang. Keyakinan aneh semacam ini dipaparkan oleh Ibnu Khuzaimah dalam Kitab<a href="http://www.waqfeya.com/book.php?bid=1378"> at-Tauhid wa Itsbat Shifat ar-Rab.</a><br />
<br />
<img src="http://a4.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/404267_2592287012477_1413704156_32311709_449994457_n.jpg" /><br />
<br />
Siapakah Ibnu Khuzaimah? Dia adalah salah seorang ulama ahli hadits yang banyak dipakai oleh Salafi Wahabi untuk dijadikan referensi. Namun setelah semakin matang dalam pengembaraan intelektualnya, Ibnu Khuzaimah menyesali diri telah menulis kitab tersebut, seperti dikisahkan oleh al-Hafidz al-Baihaqi dalam kitabal-Asma wa ash-Shifat hal. 267<br />
<br />
Walaupun begitu, soko guru Salafi Wahabi, yaitu Ibnu Taimiyah tetap mengatakan bahwa Ibnu Khuzaimah adalah ”Imamnya Para Imam” karena menurutnya telah banyak meriwayatkan hadits-hadits ’shahih’ tetang hakikah Dzat Tuhan (padahal yang sebenarnya hadits-hadits itu kenal dengan nuansa tasybih dan hikayat Israiliyat). Oleh karena itu, ketika mengomentari sebuah hadits yang diriwayatkan Ibnu Khuzaimah, Ibnu Taimiyah berkata :<br />
<br />
”Hadits ini telah diriwayatkah oleh ’Imamnya Para Imam’ yaitu Ibnu Khuzaimah dalam Kitab at-Tauhid yang telah ia syaratkan untuk tidak berhujjah di dalamnya melainkan dengan hadits-hadits yang dinukil oleh perawi adil dari perawi adil lainnya, sehingga bersambung kepada Nabi SAW” (Ibnu Taimiyah: Majmu Fatawa Ibnu Taimiyah, Jilid 3, hal. 192)<br />
<br />
Maka tak heran jika Ibnu Taimiyah pun berkeyakinan sama buruknya, seperti dalam Majmu’ Fatawa j. 4, h. 374, Ibn Taimiyah berkata “Para ulama yang diridlai oleh Allah dan para wali-Nya telah menyatakan bahwa Rasulullah Muhammad didudukan oleh Allah di atas ‘arsy bersama-Nya”.<br />
<br />
Awalnya Ibnu Khuzaimah sangat meyakini bahwa seluruh hadits yang ia muat di dalam kitabnya adalah shahih dan dapat dipertanggungjawabkan. Sebab menurut pengakuannya ia telah meriwayatkanya dengan sanad bersambung melalui para periwayat yang adil dan terpercaya. Demikian sebagaimana ia tegaskan di awal kitab tersebut dan juga tertulis di cover depan kitab at-Tauhid tersebut.<br />
<br />
Gambar dibawah ini adalah scan teks tentang keyakinan tasybih dari Kitab at-Tauhid karya Ibnu Khuzaimah, tahkik Muhammad Khalil Harras, Dar al-Kutub al-Ilmiah, Beirut, Lebanon 1403 H./1983, halaman 198.<br />
<br />
<img height="640" src="http://a3.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/s720x720/403247_2592293492639_1413704156_32311719_2008881246_n.jpg" width="385" /><br />
<br />
<br />
Untuk lebih jelasnya kami tuliskan ulang hadits Israiliyat yang sudah menjadi bagian dari keyakinan kaum Salafi Wahabi itu sebagai berikut :<br />
<br />
<br />
عن عبد الله عمر بن الخطاب بعث الى عبد الله بن العبّاس يساله: هل راى محمّد صلى الله عليه وسلم ربّه؟ فارسل اِليه عبد الله بن العبّاس: ان نعم. فردّ عليه عبدالله بن عمر رسوله: ان كيف راه؟ قال: فارسل انّه راه في روضة خضراء دونه فِراش من ذهب على كرسي من ذهب يحمله اربعة من الملاىكة، ملك في صورة رجل، و ملك في صورة ثور وملك في صورة نسر، وملك في صورة اسد<br />
<br />
<br />
….. Abdullah ibnu Umar ibnu al-Khaththab mengutus seseorang untuk menemui Ibnu Abbas menanyainya, ”Apakah Muhammad SAW melihat Tuhannya?” Maka Abdullah ibnu Abbas mengutus seseorang kepadanya untuk menjawab, ”Ya, benar. Ia melihatnya.” Abdullah ibnu Umar meminta pesuruhnya kembali kepada Ibnu Abbas untuk menanyakannya, ”Bagaimana ia melihat-Nya?”. Ibnu Abbas menjawab melalui utusannya itu, ’Da melihat-Nya berada di sebuah taman hijau, dibawah-Nya terdapat hamparan permadani emas yang dipikul oleh empat malaikat; malaikat berupa seorang laki-laki, malaikat berupa banteng, malaikat berupa burung elang, dan malaikat berupa singa.”<br />
<br />
(Ibnu Khuzaimah: Kitab at-Tauhid, tahkik Muhammad Khalil Harras, Dar al-Kutub al-Ilmiah, Beirut, Lebanon 1403 H./1983 M, hal. 198)<br />
<br />
Pembaca yang budiman, Ketika kami menggabungkan hadits Abu Ya’la yang telah lalu dan hadits Ibnu Khuzaimah ini (dimana keduanya telah menjadi dogma Salafi Wahabi), kami sungguh sangat terperanjat!. Kami menjumpai adanya kesamaan antara dogma Salafi Wahabi itu dengan dogma Nashrani, dalam hal ini gambar Tuhan milik mereka. Sebuah gambar yang mengilustrasikan tentang hakikat Tuhan mereka, Yesus Kristus.<br />
<br />
Lukisan itu sama persis dengan apa yang digambarkan oleh Salafi Wahabi, yaitu: seorang pemuda , berambut ikal bergelombang mengenakan pakaian merah, sedang duduk di atas kursi emas di taman hijau dibawah-Nya hamparan permadani emas yang dipikul oleh empat malaikat berupa seorang laki-laki, banteng (sapi hutan),burung elang, dan singa.<br />
<br />
Dibawah ini gambaran milik umat Kristiani tentang Yesus Kristus, silahkan Anda bandingkan dengan hadits Ya’la dan Ibnu Khuzaimah yang direkomendasikan oleh Salafi Wahabi untuk diyakini oleh setiap pengikutnya:<br />
<br />
<img height="400" src="http://a7.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc7/s720x720/395898_2592319453288_1413704156_32311733_1355508547_n.jpg" width="390" /><br />
<br />
<br />
<br />
Perhatikanlah gambar milik kaum Nashrani di atas, tidak ada bedanya sama sekali dengan apa yang diajarkan oleh Salafi Wahabi tentang jati diri Tuhan. Apakah ajaran Salafi Wahabi tadi (yang mereka klaim berasal dari hadits shahih) adalah hasil copy paste dari ajaran orang-orang Yahudi dan Nashrani ini? Kenapa ini bisa terjadi? Karena akidah Salafi Wahabi berasal dari hadits-hadits palsu Israiliyat, yakni karangan orang-orang Bani Israil yang telah Allah sesatkan.<br />
<br />
Oleh karenanya, sudah selayaknya kita meragukan dogma tajsim dan tasybih kaum Salafi Wahabi, sebag tajsim dan tasybih itu sangat diwanti-wanti dan dilarang dalam Islam. Terkadang, kaum Salafi Wahabi masih saja mengelak dan memutar kata dari tuduhan tajsim ini. Namun, jika yang demikian bukan tajsim, lalu yang bagaimana lagi yang dinamakan tajsim? Berhati-hatilah wahai umat Islam dari mengikuti faham mereka ini agar kita tidak terperosok dalam kemusyrikan dan kekafiran.<br />
<br />
Namun sayangnya, semakin mereka dikritik, maka akan semakin keras menentang (mungkin karena memang seperti itulah watak asli mereka). Mereka merasa paling benar. Nyata-nyata mereka yang keliru, tetapi malah mereka yang bersikap lebih keras kepada umat Islam yang coba meluruskan, lalu menudingkan tuduhan kafir. Dalam buku mereka, Halaqat Mamnu’ah karangan Hisyam al-Aqqad dinyatakan:<br />
<br />
من فسّر اِستوى باستولى فهو كافر<br />
<br />
”Barang siapa yang menafsirkan kata istawa dengan istawla (menguasai), maka dia kafir.”<br />
<br />
Dari pemaparan ringkas di atas, Anda dapat mengerti bagaimana kualitas akal pikiran sebagian ulama Mujassimah yang menjadi rujukan Salafi Wahabi. Oleh karena itu, tidak berlebihan jika Ibnu al-Jauzi mensifati mereka sebagai para ahli hadits dungu. Adakah kedunguan yang melebihi kedunguan kaum yang sesekali meyakini bahwa Allah SWT duduk di sebuah kursi yang dipikul oleh empat malaikat dalam rupa berbeda-beda, sesekali meyakini bahwa Allah SWT bersemayam di atas Arasy-Nya yang ditegakkan di atas punggung delapan ekor banteng yang mengapung di atas air di sebuah rumah di atas langit ketujuh, dan sesekali meyakini bahwa Allah SWT duduk berselonjor sambil meletakkan salah satu kaki-Nyadi atas kaki-Nya yang lain? Itu semua adalah hadits-hadits palsu buatan Bani Israil yang dikenal riwayat-riwayat Israiliyat. Masihkah Salafi Wahabi tidak menyadarinya, melainkan malah menganggap dirinya yang paling benar?. La haula wa la quwwata ill billah. Semoga Allah mengilhamkan kepada kita kemurnian akidah dan kesucian keyakinan tentang sifat-sifat-Nya yang Maha Suci serta kematangan logika.<br />
<br />
(Ditulis kembali oleh Tim Sarkub.Com dari sumber buku “Mereka memalsukan kitab-kitab ulama klasik” dengan sedikit perubahan seperlunya dan kemudian diposting ulang oleh sirojuth-tholibin.net<br />
di lain kesempatan anda juga bisa melihat <b><span style="color: red;"><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/kebodohan-dan-kesesatan-wahabi.html" target="_blank">kebodohan dan kesesatan wahabi</a></span></b> dari komentar komentar mereka disitus situs sunni atau anda bisa berkunjung ke website resmi NU.<br />
disana sekte wahabi jelas jelas berhujjah dengan membabi buta,tak kenal dalil dan tidak mau menyadari kebodohan dan kesesatan mereka.<br />
kalau anda termasuk wahabi silahkan anda cek sendiri,dan semoga anda mendapat hidayah dari allah swt.<br />
wassalamu'alaikum.wr.wb.</div>
Unknownnoreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-6681825967316754184.post-53411226364448790492012-03-14T01:00:00.000-07:002012-03-14T01:00:54.657-07:00Berziarah ke Makam nabiBerziarah ke Makam nabi<br />
<br />
Saat melaksanakan haji merupakan kesempatan emas bagi umat Islam untuk melaksanakan ibadah sebanyak-banyaknya. Beribadah di Haramain (Makkah dan Madinah) mempunyai keutaman yang lebih dari tempat-tempat lainnya. Maka para jamaah haji menyempatkan diri berziarah ke makah Rasulullah SAW.<br />
<br />
Berziarah ke makam Rasulullah SAW adalah sunnah hukumnya. Rasulullah SAW sendiri bersabda:<br />
<br />
مَنْ جَائَنِي زَائِرًا لَمْ تَدْعُهُ حَاجَةٌ اِلاَّ زِيَارَتِي كَانَ حَقًّا عَلَى اللهِ تَعَالَى أنْ أكُوْنَ شَفِيْعًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ<br />
<br />
Siapa saja yang datang kepadaku untuk berziarah, dan keperluannya hanya utnuk beziarah kepadaku maka Allh SWT memberikan jaminan agar aku menjadi orang yang memberi syafa’at (pertolongan) kepadanya di hari kiamat nanti. (HR Darul Quthni)<br />
<br />
ِApalagi ziarah itu dilakukan pada saat melakukan ibadah haji. Dalam hadits lain disebutkan:<br />
<br />
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ حَجَّ فَزَارَ قَبْرِي بَعْدَ مَوْتِي كَانَ كَمَنْ زَارَنِيْ فِي حَيَاتِهِ<br />
<br />
Dari Ibn 'Umar RA. Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang melaksanakan ibadah haji, lalu berziarah ke makamku setelah aku meninggal dunia, maka ia seperti orang yang berziarah kepadaku ketika aku masih hidup.” (HR Darul Quthni)<br />
<br />
Atas dasar ini, pengarang kitab I'anatut Thalibin menyatakan:<br />
<br />
“Berziarah ke makam Nabi Muhammad merupakan salah satu qurbah (ibadah) yang paling mulia, karena itu, sudah selayaknya untuk diperhatikan oleh seluruh umat Islam. Dan hendaklah waspada, jangan sampai tidak berziarah padahal dia telah diberi kemampuan oleh Allah SWT, lebih-Iebih bagi mereka yang telah melaksanakan ibadah haji. Karena hak Nabi Muhammad SAW yang harus diberikan oleh umatnya sangat besar. Bahkan jika salah seorang di antara mereka datang dengan kepala dijadikan kaki dari ujung bumi yang terjauh hanya untuk berziarah ke Rasullullah SAW maka itu tidak akan cukup untuk memenuhi hak yang harus diterima oleh Nabi SAW dari umatnya. Mudah-mudahan Allah SWT membalas kebaikan Rasullullah SAW kepada kaum muslimin dengan sebaik-baik balasan.” (I'anatut Thalibin, juz II, hal 313)<br />
<br />
Lalu, bagaimana dengan kekhawatiran Rasulullah SAW yang melarang umat Islam menjadikan makam beliau sebagai tempat berpesta, atau sebagai berhala yang disembah.. Yakni dalam hadits Rasulullah SAW:<br />
<br />
عَنْ أبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَتَتَّخِذُوْا قَبْرِي عِيْدًا وَلا تَجْعَلُوا بُيُوْتَكُمْ قُبُوْرًا وَحَيْثُمَا كُنْتُمْ فَصَلُّوْا عَلَيَّ فَاِنَّ صَلَاتَكُمْ تَبْلُغُنِي<br />
<br />
Dari Abu Hurairah RA. Ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah kamu jadikan kuburanku sebagai tempat perayaan, dan janganlah kamu jadikan rumahmu sebagai kuburan. Maka bacalah shalawat kepadaku. Karena shalawat yang kamu baca akan sampai kepadaku di mana saja kamu berada.” (Musnad Ahmad bin Hanbal: 8449)<br />
<br />
Menjawab kekhawatiran Nabi SAW ini, Sayyid Muhammad bin ‘Alawi Maliki al-Hasani menukil dari beberapa ulama, lalu berkomentar:<br />
<br />
“Sebagian ulama ada yang memahami bahwa yang dimaksud (oleh hadits itu adalah) larangan untuk berbuat tidak sopan ketika berziarah ke makam Rasulullah SAW. Yakni dengan memainkan alat musik atau permainan lainnya, sebagaimana yang biasa dilakukan ketika ada perayaan. (Yang seharusnya dilakukan adalah) umat Islam berziarah ke makam Rasul hanya untuk menyampaikan salam kepada Rasul, berdo’a di sisinya, mengharap berkah melihat makam Rasul, mendoakan serta menjawab salam Rasulullah SAW. (Itu semua dilakukan) dengan tetap menjaga sopan santun yang sesuai dengan maqam kenabiannya yang mulia.” (Manhajus Salaf fi Fahmin Nushush bainan Nazhariyyah wat-Tathbiq, 103)<br />
<br />
Maka, berziarah ke makam Rasulullah SAW tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Bahkan sangat dianjurkan karena akan mengingatkan kita akan jasa dan perjuangan Nabi Muhammad SAW, sekaligus menjadi salah satu bukti mengguratnya kecintaan kita kepada beliau.<br />
<br />
KH Muhyiddin Abdusshomad<br />
Pengasuh Pondok Pesantren Nuris, Ketua PCNU Jember<br />
<br />
<br />
<div style="border: 1px solid #eee; height: 200px; overflow: auto; padding: 10px; width: 350px;"><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/tasbih-untuk-berdzikir.html">Tasbih untuk Berdzikir</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/mencium-tangan-kyai.html">Mencium Tangan Kyai</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/daftar-ustadz-ustadz-wahabi.html">daftar ustadz ustadz wahabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/surat-buat-nu.html">surat buat NU</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/sejarah-wahabi.html">sejarah wahabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/maulid-nabi.html">maulid nabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/dzikir-dan-syair-sebelum-shalat.html">Dzikir dan Syair sebelum Shalat</a><br />
<a href="http://bid%27ah%20hasanah%20para%20sahabat%20setelah%20rasulullah%20wafat/">Bid'ah Hasanah para Sahabat Setelah Rasulullah Wafat</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/penistaan-al-quran-doktor-uin-yogya.html">Penistaan Al Quran Doktor UIN Yogya</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/website-nu-meredupkan-nu.html">website nu meredupkan nu</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/maulid-nabi-sebuah-nikmat.html">Maulid Nabi Sebuah Nikmat</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/memuliakan-hari-kelahiran-nab.html">Memuliakan Hari Kelahiran Nabi</a> </div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6681825967316754184.post-84185054480377149482012-03-14T00:56:00.001-07:002012-03-14T00:57:28.660-07:00Memuliakan Hari Kelahiran NabiMemuliakan Hari Kelahiran Nabi Muhammad SAW Ketika memasuki bulan Rabiul Awal, umat Islam merayakan hari kelahiran Nabi SAW dengan berbagai cara, baik dengan cara yang sederhana maupun dengan cara yang cukup meriah. Pembacaan shalawat, barzanji dan pengajianpengajian yang mengisahkan sejarah Nabi SAW menghiasi hari-hari bulan itu. <br />
<br />
Sekitar lima abad yang lalu, pertanyaan seperti itu juga muncul. Dan Imam Jalaluddin as-Suyuthi (849 H - 911 H) menjawab bahwa perayaan Maulid Nabi SAW boleh dilakukan. Sebagaimana dituturkan dalam Al-Hawi lil Fatawi:<br />
<br />
"Ada sebuah pertanyaan tentang perayaan Maulid Nabi SAW pada bulan Rabiul Awwal, bagaimana hukumnya menurut syara'. Apakah terpuji ataukah tercela? Dan apakah orang yang melakukannya diberi pahala ataukah tidak? Beliau menjawab: Menurut saya bahwa asal perayaan Maulid Nabi SAW, yaitu manusia berkumpul, membaca Al-Qur’an dan kisah-kisah teladan Nabi SAW sejak kelahirannya sampai perjalanan kehidupannya. Kemudian menghidangkan makanan yang dinikmnti bersama, setelah itu mereka pulang. Hanya itu yang dilakukan, tidak lebih. Semua itu termasuk bid’ah al-hasanah. Orang yang melakukannya diberi pahala karena mengagungkan derajat Nabi SAW, menampakkan suka dta dan kegembiraan atas kelahiran Nnbi Muhammad SAW yang mulia". (Al-Hawi lil Fatawi, juz I, hal 251-252)<br />
<br />
Jadi, sebetulnya hakikat perayaan Maulid Nabi SAW itu merupakan bentuk pengungkapan rasa senang dan syukur atas terutusnya Nabi Muhammad SAW ke dunia ini. Yang diwujudkan dengan cara mengumpulkan orang banyak. Lalu diisi dengan pengajian keimanan dan keislaman, mengkaji sejarah dan akhlaq Nabi SAW untuk diteladani. Pengungkapan rasa gembira itu memang dianjurkan bagi setiap orang yang mendapatkan anugerah dari Tuhan. Sebagaimana firman Allah SWT :<br />
<br />
<br />
قُلْ بِفَضْلِ اللهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَالِكَ فَلْيَفْرَحُوا<br />
<br />
Katakanlah (Muhammad), sebab fadhal dan rahmat Allah (kepada kalian), maka bergembiralah kalian. (QS Yunus, 58)<br />
<br />
Ayat ini, jelas-jelas menyuruh kita umat Islam untuk bergembira dengan adanya rahmat Allah SWT. Sementara Nabi Muhammad SAW adalah rahmat atau anugerah Tuhan kepada manusia yang tiadataranya. Sebagaimana firman Allah SWT:<br />
<br />
<br />
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ<br />
<br />
Dan Kami tidak mengutusmu (Muhammad) kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam.(QS. al-Anbiya',107)<br />
<br />
Sesunggunya, perayaan maulid itu sudah ada dan telah lama dilakukan oleh umat Islam. Benihnya sudah ditanam sendiri oleh Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadits diriwayatkan:<br />
<br />
<br />
عَنْ أبِي قَتَادَةَ الأنْصَارِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صَوْمِ اْلإثْنَيْنِ فَقَالَ فِيْهِ وُلِدْتُ وَفِيْهِ أُنْزِلَ عَلَيَّ – صحيح مسلم<br />
<br />
Diriwayatkan dari Abu Qatadah al-Anshari RA bahwa Rasulullah SAW pernah ditanya tentang puasa Senin. Maka beliau menjawab, "Pada hari itulah aku dilahirkan dan wahyu diturunkan kepadaku”. (HR Muslim)<br />
<br />
Betapa Rasulullah SAW begitu memuliakan hari kelahirannya. Beliau bersyukur kepada Allah SWT pada hari tersebut atas karunia Tuhan yang telah menyebabkan keberadaannya. Rasa syukur itu beliau ungkapkan dengan bentuk puasa.<br />
<br />
Paparan ini menyiratkan bahwa merayakan kelahiran (maulid) Nabi Muhammad SAW termasuk sesuatu yang boleh dilakukan. Apalagi perayaan maulid itu isinya adalah bacaan shalawat, baik Barzanji atau Diba', sedekah dengan beraneka makanan, pengajian agama dan sebagainya, yang merupakan amalan-amalan yang memang dianjurkan oleh Syari' at Islam. Sayyid Muhammad' Alawi al-Maliki mengatakan:<br />
<br />
"Pada pokoknya, berkumpul untuk mengadakan Maulid Nabi merupakan sesuatu yang sudah lumrah terjadi. Tapi hal itu termasuk kebiasaan yang baik yang mengandung banyak kegunaan dan manfaat yang (akhirnya) kembali kepada umat sendiri dengan beberapa keutamaan (di dalamnya). Sebab, kebiasaan seperti itu memang dianjurkan oleh syara' secara parsial (bagianbagiannya)”<br />
<br />
“Sesungguhnya perkumpulan ini merupakan sarana yang baik untuk berdakwah. Sekaligus merupakan kesempatan emas yang seharusnya tidak boleh punah. Bahkan menjadi kewajiban para da'i dan ulama untuk mengingatkan umat kepada akhlaq, sopan santun, keadaan sehari-hari, sejarah, tata cara bergaul dan ibadah Nabi Muhammad SAW. Dan hendaknya mereka menasehati dan memberikan petunjuk untuk selalu melakukan kebaikan dan keberuntungan. Dan memperingatkan umat akan datangnya bala' (ujian), bid'ah, kejahatan dan berbagai fitnah". (Mafahim Yajib an Tushahhah, 224-226)<br />
<br />
Hal ini diakui oleh Ibn Taimiyyah. Ibn Taimiyyah berkata, "Orang-orang yang melaksanakan perayaan Maulid Nabi SAWakan diberi pahala. Begitulah yang dilakukan oleh sebagian orang. Hal mana juga di temukan di kalangan Nasrani yang memperingati kelahiran Isa AS. Dalam Islam juga dilakukan oleh kaum muslimin sebagai rasa cinta dan penghormatan kepada Nabi SAW. Dan Allah SWT akan memberi pahala kepada mereka atas kecintaan mereka kepada Nabi mereka, bukan dosa atas bid'ah yang mereka lakukan". (Manhaj as-Salaf li Fahmin Nushush Bainan Nazhariyyah wat Tathbiq, 399)<br />
<br />
Maka sudah sewajarnya kalau umat Islam merayakan Maulid Nabi SAW sebagai salah satu bentuk penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW. Dan juga karena isi perbuatan tersebut secara satu persatu, yakni membaca shalawat, mengkaji sejarah Nabi SAW, sedekah, dan lain sebagainya merupakan amalan yang memang dianjurkan dalam syari'at Islam.<br />
<br />
KH Muhyiddin Abdusshomad<br />
Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Islam (Nuris), Rais Syuriyah PCNU Jember <br />
<div style="border: 1px solid #eee; height: 200px; overflow: auto; padding: 10px; width: 350px;"><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/tasbih-untuk-berdzikir.html">Tasbih untuk Berdzikir</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/mencium-tangan-kyai.html">Mencium Tangan Kyai</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/daftar-ustadz-ustadz-wahabi.html">daftar ustadz ustadz wahabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/surat-buat-nu.html">surat buat NU</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/sejarah-wahabi.html">sejarah wahabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/maulid-nabi.html">maulid nabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/dzikir-dan-syair-sebelum-shalat.html">Dzikir dan Syair sebelum Shalat</a><br />
<a href="http://bid%27ah%20hasanah%20para%20sahabat%20setelah%20rasulullah%20wafat/">Bid'ah Hasanah para Sahabat Setelah Rasulullah Wafat</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/penistaan-al-quran-doktor-uin-yogya.html">Penistaan Al Quran Doktor UIN Yogya</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/website-nu-meredupkan-nu.html">website nu meredupkan nu</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/maulid-nabi-sebuah-nikmat.html">Maulid Nabi Sebuah Nikmat</a> </div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6681825967316754184.post-12318038527705086582012-03-14T00:51:00.000-07:002012-03-14T00:51:25.312-07:00Maulid Nabi Sebuah NikmatPeringatan Maulid Nabi Sebuah Nikmat Syaikh Dr. Yusuf Al-Qaradhawi, Ketua Persatuan Ulama Internasional menyatakan bahwa anggapan merayakan maulid Nabi saw. adalah bid’ah, dan setiap bid’ah pasti sesat, dan setiap yang sesat pasti masuk neraka, tidak semuanya benar.<br />
<br />
Beliau meluruskan, yang kita ingkari dalam hal perayaan maulid adalah ketika ada pencampuradukkan dengan kemungkaran, ketika perayaan maulid itu bercampur-aduk dengan hal-hal yang menyalahi syari’at, ketika perayaan maulid itu tidak sesuai dengan Al-Qur’an, sebagaimana praktek-praktek ini masih ada di sebagian negara Islam.<br />
<br />
Contohnya, praktek syirik, dengan mengadakan sesajian, berkurban untuk alam, laut misalkan, pemubadziran makanan atau harta, ikhtilath atau campur baur laki-laki dan perempuan, praktek yang mengancam jiwa dengan berdesak-desakan atau rebutan makanan, dan lainnya yang bertentangan dengan syari’at.<br />
<br />
Jika peringatan maulid itu dalam rangka mengingat kembali sejarah kehidupan Rasulullah saw, mengingat kepribadian beliau yang agung, mengingat misinya yang universal dan abadi, misi yang Allah tegaskan sebagai rahmatan lil ‘alamin.<br />
<br />
Ketika acara maulid seperti itu, apa masih ada alasan disebut dengan bid’ah?<br />
Pernyataan beliau yang dimuat dalam media online pribadi beliau itu juga ditambahkan:<br />
<br />
“Ketika kita berbicara tentang peristiwa maulid ini, kita sedang mengingatkan umat akan nikmat pemberian yang sangat besar, nikmat keberlangsungan risalah, nikmat kelanjutan kenabian. Sedangkan bila kita membicarakan nikmat sangatlah dianjurkan oleh syariat dan sangat dibutuhkan.”<br />
<br />
Allah swt. memerintahkan demikian kepada kita dalam banyak firman-Nya. Misalnya:<br />
<br />
<br />
يا أيها الذين آمنوا اذكروا نعمة الله عليكم إذ جاءتكم جنود فأرسلنا عليهم ريحاً وجنوداً لم تروها وكان الله بما تعملون بصيرًا، إذ جاءوكم من فوقكم ومن أسفل منكم وإذ زاغت الأبصار وبلغت القلوب الحناجر وتظنون بالله الظنونا<br />
<br />
“Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat Allah (yang telah dikuruniakan) kepadamu ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya. Dan adalah Allah Maha melihat akan apa yang kamu kerjakan. (Yaitu) ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatan(mu) dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam purbasangka.” (Al-Ahzab:9-10)<br />
<br />
Allah memerintahkan kita mengingat suatu peperangan, misalnya perang Khandaq atau perang Ahzab, di mana kafir Quraisy dan Suku Ghathfan mengepung Rasulullah saw. Dalam kondisi serba sulit ini, Allah swt. menurunkan bala bantuannya berupa angin kencang dan bantuan Malaikat. Ingatlah peristiwa itu, ingatlah, jangan kalian lupakan itu semua.<br />
Ini jelas menunjukkan bahwa kita diperintahkan untuk mengingat nikmat dan tidak melupakannya.<br />
<br />
Dalam ayat lain, Allah berfirman:<br />
<br />
<br />
يا أيها الذين آمنوا اذكروا نعمة الله عليكم إذ هم قوم أن يبسطوا إليكم أيديهم فكف أيدهم عنكم واتقوا الله وعلى الله فليتوكل المؤمنون<br />
<br />
“Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.” (Al-Anfal:30)<br />
<br />
Ayat ini mengingatkan kita bahwa orang-orang Yahudi Bani Qainuqa’ telah besepakat untuk mengkhianati Rasulullah saw. di Madinah, mereka membuat makar, mereka membuat tipu daya, namun makar dan tipu daya Allah swt. lebih kuat dan lebih cepat dari mereka.<br />
<br />
<br />
ويمكرون ويمكر الله والله خير الماكرين<br />
<br />
“Mereka membuat makar, dan Allah membuat makar (juga), Dan Allah sebaik-baik pembuat makar.”<br />
<br />
Perayaan yang demikian tidaklah bid’ah, bahkan dianjurkan. Wallahu a’lam <br />
<br />
<div style="border: 1px solid #eee; height: 200px; overflow: auto; padding: 10px; width: 350px;"><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/tasbih-untuk-berdzikir.html">Tasbih untuk Berdzikir</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/mencium-tangan-kyai.html">Mencium Tangan Kyai</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/daftar-ustadz-ustadz-wahabi.html">daftar ustadz ustadz wahabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/surat-buat-nu.html">surat buat NU</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/sejarah-wahabi.html">sejarah wahabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/maulid-nabi.html">maulid nabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/dzikir-dan-syair-sebelum-shalat.html">Dzikir dan Syair sebelum Shalat</a><br />
<a href="http://bid%27ah%20hasanah%20para%20sahabat%20setelah%20rasulullah%20wafat/">Bid'ah Hasanah para Sahabat Setelah Rasulullah Wafat</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/penistaan-al-quran-doktor-uin-yogya.html">Penistaan Al Quran Doktor UIN Yogya</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/website-nu-meredupkan-nu.html">website nu meredupkan nu</a> </div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6681825967316754184.post-20977943870303289552012-03-14T00:46:00.000-07:002012-03-14T00:46:15.848-07:00Tasbih untuk BerdzikirMenggunakan Tasbih untuk Berdzikir<br />
<br />
Dari dulu salah satu hal yang terus bergulir di sekitar wacana Islam Nusantara adalah perdebatan mengenai yang sunnah dan yang bid’ah. Dulu perdebatan semacam ini bertujuan untuk mendudukkan porsi masalah tersebut pada posisi ubudiyah yang ‘benar’. Hal ini cukup menggembirakan, karena menunjukkan masih adanya semangat keber-agama-an. Justru ketika tidak ada perdebatan itu, malah menjadi sesuatu yang menggelisahkan. Karena itu membuktikan melemahnya semangat keberagamaan di Indonesia, baik dikarenakan serangan globalisasi maupun firus liberalisasi. Akan tetapi, munculnya kembali perdebatan ‘yang sunnah’ dan ‘yang bid’ah’ akhir-akhir ini merupakan fenomena lain. Karena perdebatan ini bermuara pada kepentingan politik, bukan berniat mendudukkan sunnah bid’ah pada porsi ubudiyah.Untuk menjaga stabilitas isu keagamaan, kali ini tim redaksi menurunkan tulisan Gus Mus mengenai hukum menggunakan tasbih. Selanjutnya beliau menulis bahwa:<br />
<br />
Tasbih dalam bahasa Arab disebut sebagai subhah atau misbahah, dalam bentuknya yang sekarang (untaian manik-manik), memang merupakan produk ‘baru’. Sesuai namanya tasbih digunakan untuk menghitung bacaan tasbih (subhanallah), tahlil (la ilaha illallah), dan sebagainya. Untuk zaman Rasulullah saw. untuk menghitung bacaan dalam berdzikir digunakan jari-jari, kerikil-kerikil, biji-biji kurma atau tali-tali yang disimpul.<br />
<br />
<span style="font-size: large;">رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم يعقد التسبيح بيمينه (رواه أبو داود</span><br />
<br />
Pernah kulihat Nabi saw menghitung bacaan tasbih dengan tangan kanannya.<br />
<br />
Rasulullah saw. juga pernah menganjurkan para wanita untuk bertasbih dan bertahlil serta menghitungnya dengan jari-jemari, sebagaimana hadis dikeluarkan oleh Ibnu Syaiban, Abu Dawud, At-Turmudzi, dan Al-Hakim sebagai berikut:<span style="font-size: large;"><br />
عليكن بالتسبيح والتهليل والتقديس واعقدن بالأنامل فإنهن مسؤلات مستنطقات ولاتغفلن فتنسين الرحمة</span><br />
<br />
Wajib atas kalian untuk membaca tasbih, tahlil, dan taqdis. Dan ikatlah (hitungan bacaan-bacaan itu) dengan jari-jemari. Karena sesunggunya jari-jari itu akan ditanya untuk diperiksa. Janganlah kalian lalai (jikalau kalian lalai) pasti dilupakan dari rahmat (Allah)<br />
<br />
Sahabat Abu Hurairah r.a bila bertasbih menggunakan tali yang disimpul-simpul konon sampai seribu simpul. Sahabat Sa’ad bin Abi Waqash r.a diriwayatkan kalau bertasbih dengan menggunakan kerikil-kerikil atau biji-biji kurma. Demikian pula sahabat Abu Dzar dan beberapa sahabat lainnya.<br />
<br />
Memang ada sementara ulama bahwa menggunakan jari-jemari lebih utama daripada menggunakan tasbih. Pendapat ini didasarkan atas hadits Ibnu Umar yang sudah disebutkan di atas. Namun dari segi maknanya(untuk sarana menghitung), saya pikir kedua cara itu tidak berbeda.<br />
<br />
Dari sisi lain, untuk menghitung tasbih dan tahlil, sebenarnya tasbih mempunyai manfaat utamanya bagi kita yang hidup di zaman sibuk ini. Dengan membawa tasbih, seperti kebiasaan orang-orang Timur Tengah (di sana tasbih merupakan assesori macam cincin dan kacamata saja), sebenarnya kita bisa selalu atau sewaktu-waktu diingatkan untuk berdziki mengingat Allah. Artinya, setiap kali kita diingatkan bahwa yang ada di tangan kita adalah alat untuk berdzikir, maka besar kemungkinan kita pun lalu berdzikir. <br />
<br />
<br />
<div style="border: 1px solid #eee; height: 200px; overflow: auto; padding: 10px; width: 350px;"><a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/mencium-tangan-kyai.html">Mencium Tangan Kyai</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/daftar-ustadz-ustadz-wahabi.html">daftar ustadz ustadz wahabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/surat-buat-nu.html">surat buat NU</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/sejarah-wahabi.html">sejarah wahabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/maulid-nabi.html">maulid nabi</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/dzikir-dan-syair-sebelum-shalat.html">Dzikir dan Syair sebelum Shalat</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/bidah-hasanah-para-sahabat-setelah.html">Bid'ah Hasanah para </a><br />
<a href="http://bid%27ah%20hasanah%20para%20sahabat%20setelah%20rasulullah%20wafat/">Bid'ah Hasanah para Sahabat Setelah Rasulullah Wafat</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/penistaan-al-quran-doktor-uin-yogya.html">Penistaan Al Quran Doktor UIN Yogya</a><br />
<a href="http://ahabiy.blogspot.com/2012/03/website-nu-meredupkan-nu.html">website nu meredupkan nu</a> </div>Unknownnoreply@blogger.com0